12. The First Day Of School

50 10 0
                                    

Oh ya, aku lupa tanya, kalian suka baper gak sih baca cerita My Rabbit ini? Sumpah, aku penasaran😭. Ya..semoga aja kalian dapet feelnya ya😂.

***

"Jisung bisa duduk sama Lyra!"
.
.
.

HARI Senin kembali datang, hari yang sangat dibenci oleh murid-murid sekolah kebanyakan, tentu saja tidak untuk cewek dengan jepitan di samping rambut panjangnya yang berwarna Pink. Alasan ia tidak membenci Hari Senin, karena hari itu terdapat mata pelajaran yang sangat ia sukai, yaitu Bahasa Inggris. Selain menyukai Bahasa Indonesia, Korea, dan Jepang, Lyra juga menyukai Bahasa Inggris, karena cita-citanya adalah menjadi Aktris multitalenta, sekaligus penulis terkenal yang diidolakan oleh orang banyak. Bukan kah bila ingin menjadi Aktris harus pandai Berbahasa Inggris selain Berbahasa Indonesia?

Lyra menaruh Novelnya di dalam tas, dan beralih memakai topi abu-abunya yang berada tepat di atas tutup botol minummya. Cewek itu berjalan santai menuju lapangan, tidak seperti teman-teman lainnya yang berlarian. Memangnya buat apa berlari? Toh baginya, masih banyak waktu lagi.

Ia melihat Chenle yang justru bermain game bersama siswa sekelasnya, yaitu: Haechan, dan Renjun. Tak heran lagi, kedua cowok dengan tampang nyaris seperti berandalan itu memang teman dekat Chenle saat di sekolah. Lyra pun tak habis fikir, mengapa bisa sepupunya itu berteman dengan kedua cowok yang penampilannya nyaris seperti berandalan? Pantas saja pergaulan Chenle juga ikut tak terjaga, macam membolos dan sering terlambat sekolah bersama Jaemin contohnya.

Tak di duga Chenle menoleh kearahnya disela-sela bermain game.

"Itu musuh Lee! Tembak beg*k! Malah diem!"seru Haechan.

Chenle mendesis. "Santai dong!" Cowok itu kembalu bermain game. Lyra gelagapan karena ketahuan kalau ia sedang melihat Chenle dari kejauhan. Cewek itu menghela nafasnya perlahan, lalu berjala menuju lapangan sekolahnya. Satu pertanyaan yang terlintas di otaknya, kenapa Chenle tidak menegurnya sama sekali? Tidak seperti biasanya. Apa mungkin Chenle benar-benar malu mempunyai sepupu yang tak dianggap ada oleh teman-teman sekelasnya?

***

Seorang cowok dengan seragam yang sangat rapih terlihat berjalan dengan santai, seraya melihat masing-masing tulisan yang terpampang di atas pintu  ruangan, yang menandakan masing-masing nama ruangan tersebut.

Cowok berambut pirang dengan name tag bernama Park Jisung itu terlihat sangat gembira, bahkan matanya berbinar-binar. Akhirnya dia bisa bersekolah. Ralat. Kembali bersekolah, karena sejujurnya dahulu saat kedua orang tuanya masih hidup, dia masih bisa bersekolah, dengan biaya yang ditanggung oleh kedua orang tuanya, tapi kini dia harus menanggungnya sendiri. Tidak apa asalkan dia bisa kembali bersekolah. Siapa yang menyangka? Kalau cowok separuh Kelinci itu juga mempunyai orang tua selayaknya anak-anak lain? Walaupun kedua orang tuanya sudah lama meninggal sejak dia beranjak dikelas 3 SMP. Saat itu rasanya dunianya kacau balau, dia harus mencari makan sendiri, sampai mencari tempat tinggal sendiri, tapi yang bisa dia lakukan hanya pasrah dan mengikhlaskannya.

Tapi saat hari itu,  saat dimana hujan turun deras, dia bertemu seorang cewek dengan wujudnya sebagai Kelinci. Masa itu Jisung tak tahu harus pergi kemana, sebab dia hanya sebatang kara di kota yang besar. Siapa sangka cewek itu merubah segalanya? Ralat. Menyelamatkan hidupnya juga. Bersama cewek itu, dia lebih mengerti arti kerja keras dalam kehidupan, perasaan duka, dan senang, juga dapat dia mengerti. Ya, Lyra lah cewek yang dia maksud, yang kini selalu menjadi prioritasnya. Entah perasaan cinta atau sebatas kagum dengan cewek yang menjabat sebagai status penulis itu, yang jelas Jisung ingin memiliki cewek itu sepenuhnya.

My Rabbit•Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang