14. Crashing

39 8 0
                                    

Hiii!! Gimana kabar kalian? Semoga fine-fine aja, ya!

Sejujurnya aghu gak mau panjang lebar sih, tapi kehadiran aku kali ini hanya untuk meminta maaf kepada kalian semua😭😭.

Jadi gini, beberapa hari yang lalu aku salah publish part—alias ketuker😭😂, maka dari itu kali ini aku mau publish part 14 yang sebenarnya😂.

Jujur aghu teledor. Ralat. Sangat amat teledor😃.

So, maafkan aghu yOrObUn T_T~~

Aghu janji gak bakal teledor lagi😭.

Makasih yang terus suport aghu walau author yang satu ini sangat teledor😭💚.

Jadi segitu aja ya, gak usah banyak—bacot—langsung aja kuy!

HAPPY READING YOROBUUUN...

***

"Dia..adalah orang yang berharga."
.
.
.

"LYR, dengerin gue dulu kenapa sih?!" Jaemin menarik lengan Lyra, yang membuatnya terpaksa berhenti.

"Lain kali lo gak usah ikut campur urusan Veronica lagi!"seru Jaemin.

Lyra memincingkan matanya, menatap Jaemin heran, perasaan kesal juga mengikutinya, pasalnya perkataan Jaemin seolah-olah mengatakan kalau ia sangat lemah. Walau kenyataannya ia memang selemah itu, tapi ia sangat tersinggung dengan ucapan Jaemin.

"Maksud lo apa sih? Gue kan cuman mau bantuin dia, apa salahnya? Bukannya lo sendiri yang bilang kalau kita harus solid sesama teman?"tanya Lyra berturut-turut.

"Bantuin sih bantuin, solid sih solid, tapi lo kan juga bahan bullyan Veronica! Apa lo gak mikir kedepannya nasib lo ditangan Veronica bakal kayak gimana?!"nada Jaemin di akhir kalimat sedikit meninggi. Lyra tentu saja tertohok mendengarnya, apa yang Jaemin ucapkan sangat menusuk hatinya.

"Benar kata lo Jae, gue emang lemah. Mungkin besok kalau gue ngeliat orang yang hampir dibunuh sama penjahat, gue diem-diem aja kali ya? Atau misalnya gue yang dibunuh sama penjahat, gue gak usah ngelawan mungkin?"balas Lyra, lalu tersenyum kecewa, selepas itu tanpa fikir panjang, ia pergi meninggalkan Jaemin dengan ekspresi penuh penyesalan di koridor sekolahnya.

Seharusnya Jaemin tidak melupakan satu hal, bahwa Lyra sangat benci di rendahkan.

***

Lyra berjalan dengan tergesa-gesa menuju taman sekolahnya, hanya untuk mengecek keberadaan Jisung. Sedari tadi Jisung tidak terlihat, bahkan saat bel selesai istirahat pun Jisung tak kunjung terlihat. Maka jadi lah ia membawa tas berwarna coklat tua, yang tak lain tas milik Jisung.

Lyra khawatir reputasi Jisung tercemar, pasalnya ini hari pertama Jisung bersekolah, tapi dia sudah membolos dua jam pelajaran, dari istirahat sampai jam pulang sekolah. Terakhir kali ia melihat Jisung, saat Jisung membelanya, lalu setelahnya pergi begitu saja, tentu ia dibuat heran oleh sifat Jisung yang tidak biasanya, dan terkesan cemburu. Tapi tidak mungkin Jisung cemburu kepadanya.

Lyra mendengus, ia sudah berusaha mencari keberadaan cowok lugu itu, namun tak kunjung ketemu. Karena lelah, Lyra memutuskan untuk pulang, mungkin Jisung sudah berada di kamarnya saat ini.

"Lyraaa!!"panggil seorang cowok dengan seragam yang dibalut oleh jaket denim berwarna biru muda, namun cowok itu sedang berada di seberang jalan.

Lyra menjinjit, mencoba melihat wujud cowok tersebut, ketika mobil dan motor berlalu-lalang di jalan raya depan sekolahnya. Jalan raya itu memang terkenal ramai, apalagi saat murid-murid di sekolahnya sudah waktunya jam pulang sekolah, pasti jalan raya itu akan sangat macet.

My Rabbit•Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang