10. Your Friends

61 10 1
                                    

"Cinta? Jisung gak ngerti sama hal menjijikan kayak gitu. Yang jelas, Lyra sudah Jisung cap jadi milik Jisung seutuhnya."
.
.
.

JAEMIN dan Chenle memasuki ruang tamu dengan nuansa keseluruhan berwarna putih. Sudah tak asing lagi bagi mereka, kalau itu rumah sepupu mereka. Siapa lagi? Pasti Lyra, cewek yang kelihatannya culun, namun dimata mereka justru terlihat galak dan "Bar-bar". Tentu mereka berkunjung karena diajak oleh sang pemilik rumah, konon untuk membahas sesuatu hal penting. Sudah tak heran lagi, pasti Lyra mengajak mereka berkunjung karena ada sesuatu yang perlu ia bicarakan, tapi saat mereka berdua benar-benar ingin bermain dan mengunjungi sepupunya itu, pasti akan diusir dengan begitu sadis. Tapi tak apa, mereka memaklumi itu, karena menurut mereka semua cewek memang sangat aneh. Apalagi cewek terlangka macam sepupunya.

Chenle membuka obrolan, "Gue jadi penasaran lo ngajak kita ke rumah lo buat bahas apa." Cowok dengan kemeja hitam itu duduk di sofa panjang yang berada di ruang tamu Lyra. Dia melihat ke sekeliling rumah, nampak sepi. Mungkin Ajumma dan Ahjussinya sedang pergi ke suatu tempat, karena mengingat kalau hari itu hari Minggu, hari yang sangat cocok untuk pergi berlibur. Sebenarnya Chenle pun juga ingin berlibur bersama keluarganya hari itu, tapi Chenle terpaksa menunundanya karena rasa penasarannya terhadap ucapan Lyra lewat telfon semalam. Sedangkan Jaemin, seperti biasanya, mau hari Minggu atau tidak, keluarganya terlalu malas untuk pergi berlibur, dan lebih memilih beristirahat di rumah. Jadi Jaemin bebas pergi bermain kemana saja saat hari Minggu.

Lyra menyenderkan tubuhnya di dinding berwarna putih. "Gimana ya, gue takut kalian gak percaya."

"Gue bakal percaya kok!"seru Chenle seperti tahu pusat pembicaraannya.

"Serius?"tanya Lyra dengan mata berbinar-binar.

"Tergantung." Chenle menyengir jahil.

Sebagai balasan Lyra hanya mendesis, bersama Jaemin.

"Tanggapan kalian kalo ngeliat Kelinci yang bisa berubah jadi manusia gimana?"tanya Lyra walau awalnya ragu-ragu. Tapi hari itu ia sudah membuat sebuah keputusan, bahwa ia akan memberi tahu identitas Jisung alias Kelinci peliharaannya yang bisa berubah menjadi manusia, karena perkataan Jisung kemarin masih terngiang-ngiang di dalam fikirannya—tentang cowok itu yang mengatakan bahwa dia hanya mempunyai teman yaitu Lyra satu-satunya, sampai ia mengetahui kalau cowok itu sangat ingin bersekolah seperti anak-anak remaja pada umumnya.

Jaemin dan Chenle menoleh kompak saling berhadapan, lalu mereka berdua lantas tertawa kencang. "Mustahil lah, Lyra! Lo lagi mau bikin Novel tentang Fantasi ya? Makanya lo tanya yang aneh-aneh ke kita?" tanya Jaemin, berusaha meredakan tawanya. Sedangkan Chenle masih tertawa terbahak-bahak, tak henti-henti.

"Enggak! Gue serius! Gue ngalamin itu! Kelinci gue...bisa jadi manusia.." Lyra tertunduk ragu. Berbeda dari dugaannya, Jaemin dan Chenle justru melanjutkan tawaannya.

"HAH?! Kelinci lo? Maksud lo Jisung?? Gile aja kali Jisung bisa berubah jadi manusia! Wah, ngarang lo!" Chenle bertepuk tangan mantap.

Lyra berdecak. "Gue serius..! Tolong percaya sama gue! Dia..dia kesepian, dia cuman punya teman gue, makanya gue kasih tau ini ke kalian, semoga kalian bisa jadi teman baik dia." Nada Lyra berubah menjadi memelas.

Jaemin dan Chenle sontak berhenti tertawa, dengan pandangan penuh tanya. "Lo serius??!"mereka berdua kompak bertanya.

"Iya! Nanti gue tunjukin deh!"

Jaemin dan Chenle masih saling bertatapan, kali ini dengan mata yang terbelalak.

***

Lyra menutup pintu kamarnya rapat-rapat ketika kedua sepupunya sudah sepenuhnya memasuki kamarnya yang terlihat sangat acak-acakan. Selain memilik sifat yang terbilang "Bar-bar" Lyra juga termasuk cewek pemalas. Ia hanya membersihkan kamar satu kali saja, paling parah tidak sama sekali saking malasnya, dan terkadang eommanya yang membersihkan kamarnya, walau ia harus mendengarkan ocehan eommanya terlebih dahulu, seperti: "Jadi perempuan itu jangan males! Ntar gimana kalau udah punya rumah tangga sendiri?" (padahal Lyra sama sekali tidak terfikirkan sampai sejauh itu), tapi Lyra hanya menganggukkan kepalanya, dan hari esok ia akan mengulangi kejadian itu lagi, sampai seterusnya.

My Rabbit•Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang