Chapter 6

10.1K 670 30
                                    

Sorry for typo 🙏

Radit pun pergi menuju ke kelas Davin.

Tok tok tok

"Permisi"

"Iya ada apa?" ucap guru yang sedang mengajar.

"Emm...Saya mau memanggil Kak Davin,Pak." kata Radit.

"Memang ada urusan apa?"

"Itu Pak,Revin sedang di UKS badannya panas dan dia butuh Kak Davin." jelas Radit.

Ditempatnya,Davin pun panik mendengar jika Revin di UKS.Ia langsung meminta izin lalu berlari menuju ke UKS bersama Radit.

...

Kriiing.....

Bel pergantian pelajaran pun berbunyi,saat ini kelas Keano sedang pelajaran olahraga.Dan saat ini mereka sudah berada di lapangan untuk pengambilan nilai lari mengelilingi lapangan satu kali.Satu persatu murid mulai berlari termasuk Keano.Tetapi baru mendapatkan setengah putaran Keano melambatkan larinya,kepalanya terasa berputar,wajahnya pucat,perutnya sangat sakit.Pandangannya mulai memburam,tubuhnya seperti melayang,setelah itu ia tidak merasakan apapun lagi.Keano pun pingsan,wajahnya pucat pasi.

Bruk

"KEANOO!!!!!" pekik para sahabatnya.

Mereka berlari menuju Keano yang tergeletak di lapangan.

"Kean,lu kenapa,bangun Kean." panik Arza.Ia memangku kepala Kean di pahanya.

"Kalian cepat bawa Kean ke UKS." ucap Pak Rio selaku guru olahraga.

Arza,Kevin,dan Arsen pun menggotong tubuh Kean ke UKS.Setelah sampai mereka membaringkan tubuh Kean ke brankar UKS.

"Dia kenapa?" tanya Diah,salah satu PMR yang sedang menjaga UKS.

"Nggak tau,tadi pas pengambilan nilai lari dia pingsan." ucap Arsen.

"Yaudah gue periksa dia dulu." kata Dian.

"Kayaknya dia kecapekan,nanti kalo udah sadar kasih obat ini ya." ucap Dian sambil menaruh obat dinakas samping brankar.

Arza,Kevin,dan Arsen hanya mengangguk.

"Yaudah gue mau ke kelas dulu,kalian jagain dia ya." pinta Dian dan diangguki oleh ketiganya.

"Gue beliin teh anget sama bubur dulu,kalian jagain Kean." ucap Kevin.

Bersamaan dengan keluarnya Kevin,Davin dan Radit masuk ke UKS dengan tergesa.Arza dan Arsen mengira Davin kemari untuk melihat Keano.Tetapi sepertinya itu hanya angan semata,nyatanya Davin berlari menuju ke brankar sebelah yang ditempati Revin.Ingin rasanya mereka menonjok Davin,tapi mereka tahan.

"Rev,kamu kenapa kok bisa sampe kayak gini?" tanya Davin dengan nada khawatir yang kentara.Sedangkan yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Yaudah sekarang ayo minum obatnya." kata Davin lalu membantu Revin meminum obatnya.

"Bang gue balik ke kelas dulu ya,lu jagain Revin." ucap Radit sambil berlalu kembali ke kelas.

Disisi lain.

Eeungh...

Keano mengerjapkan matanya perlahan,berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Kepalanya masih sakit,ia pun reflek memegang kepalanya.

"Kean,lu udah sadar,ada yang sakit?" tanya Arza khawatir.

"Gue nggakpapa,cuma pusing dikit." jawab Keano pelan.

Ia menolehkan kepalanya kesamping,dan ia langsung menyesalinya.Disana ia melihat Kakaknya sedang mengelus Kepala Revin yang sedang memejamkan mata.Keano memandang mereka sendu.

Arza yang melihat gelagat Keano pun langsung memegang pundak Keano,berusaha menenangkannya.

"Udah nggakpapa,lu masih ada kita." kata Arza sambil tersenyum tulus.Dan hanya dibalas senyuman oleh Keano.

Beberapa menit kemudian Kevin datang membawa teh hangat dan juga bubur.

"Nih lu makan dulu,habis itu minum obatnya." ucap Kevin yang langsung diangguki Keano.

...

"Bang pusing hiks..." lirih Revin sambil terisak.

Davin yang mendengar isak tangis Revin pun langsung panik.

"Sstt...jangan nangis nanti makin pusing." kata Davin berusaha menenangkan Revin.

"Pusing hiks...Bang...Pusing hiks...hiks..."

"Yaudah kita pulang aja ya,Abang telfon Papa dulu." kata Davin sedangkan Revin hanya mengangguk lemas.

Tut...tut...tut

"Halo Pa."

"Halo,ada apa Dav?"

"Pa,Revin badannya panas,Papa bisa jemput kita kan?"

"APA!!!Bagaimana bisa,baiklah Papa akan segera kesana."

"Baiklah Pa hati-hati."

Tut

"Sabar ya Rev,Papa akan segera kesini." ucap Davin sambil mengelus kepala Revin.

Beberapa saat kemudian Samudra datang dengan wajah panik yang sangat kentara.Ia berjalan cepat menuju ke brankar Revin,total tidak menyadari keberadaan Keano disana.

"Revin!!Apa yang terjadi,kenapa bisa begini?" panik Samudra.

"Aku juga nggak tau Pa,lebih baik kita bawa Revin ke rumah sakit aja,aku tadi udah izin sama guru piket." ujar Davin.

"Yaudah ayo." kata Samudra sambil menggendong Revin ala bridal style dan di ikuti oleh Davin.

Mereka tidak menyadari jika sedari tadi Keano memperhatikan mereka dengan tatapan sendu.Kenapa mereka bisa tidak menyadari keberadaannya,pikir Keano.
Sahabat Keano pun tak habis pikir,bagaimana bisa ayah dan kakak Keano tidak menyadari jika Keano juga sakit disini.Ingin sekali memberitahu ayah dan kakak Keano jika Keano sakit,tetapi tatapan memohon Keano membuat mereka menjadi tidak tega.

"Bahkan kalian tidak menyadari jika aku disini,apakah disini aku dianggap angin lalu sampai-sampai mereka tidak melihat diriku." batin Keano miris.

"Kalian ke kelas aja,gue mau istirahat." kata Keano setelah kepergian Samudra,Davin,juga Revin.

"Tap..."

"Please" pinta Keano memotong perkataan Arza.

"Hah...Yaudah,kalo gitu kita ke kelas dulu,kalo ada apa apa telfon kita." ucap Arza yang diangguki oleh Keano.

Setelah mereka pergi kini Keano menangis dalam diam.Sungguh hatinya sakit melihat kejadian tadi,dimana ayah dan juga kakaknya begitu khawatir pada Revin sampai-sampai tidak melihat keberadaannya.

"Kapan hiks...Kapan kalian juga akan hiks...mengkhawatirkan aku seperti itu hiks...Aku ingin hiks...semuanya kembali hiks...seperti dulu lagi hiks...hiks...hiks..." isak Keano.

Karena terlalu lama menangis dan juga kepalanya yang masih terasa pusing,lama kelamaan Keano pun tertidur mengarungi mimpi yang mungkin lebih indah daripada kenyataan.



Halo i'm here ☺

Maaf kalo kurang ngefeel 😅
Masih amatiran aku tuh 😂

See you next chapter guys 👋

Jangan lupa vote dan komen teman ☺

KEANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang