Chapter 8

9.8K 676 27
                                    

Sorry for typo 🙏

Pukul 6 petang,Davin pulang ke rumah karena ingin mengerjakan tugas sedangkan kedua orang tuanya akan menginap di rumah sakit.Saat masuk,ia mendapati rumahnya sepi dan gelap.Mungkin Keano tidur,pikirnya.Davin pun mamutuskan memasuki kamar Keano.Saat masuk,kamar keano gelap,ia pun mencari saklar lampu.Dan dapat ia lihat Keano yang tertidur dengan wajah pucat dan masih memakai seragam.

"Astaga!Apa dia tidak ganti baju dulu." ucap Davin.

"Dek,bangun ganti baju dulu sana,bangun dek!"

"Eeungh...Apaan sih Bang,gue ngantuk nih." ucap Keano parau khas orang bangun tidur.

"Bangun dulu dek,ganti baju dulu ih!Lu nggak risih emang." kata davin.

"Ck iya-iya,gue mau mandi sekalian deh." ucap Keano lalu beranjak menuju kamar mandi.

"Eh tunggu dulu." cegat Davin.

"Ish apaan lagi sih Bang." kesal Keano.

"Kok muka lu pucet,lu sakit." kata Davin sambil memegang kening Keano,namun langsung ditepis oleh sang empu.

"Nggak gue nggakpapa,mungkin cuma kecapekan aja." ujar Keano lalu pergi ke kamar mandi.

"Gue tau lu bohong dek,lu nggak bisa bohongin gue." batin Davin.

"Kalo gitu gue ke kamar dulu." ucap Davin yang hanya dibalas deheman oleh Keano.

Beberapa menit kemudian,Keano keluar dengan wajah yang lebih fresh walaupun masih sedikit pucat.Ia memakai piyama bermotif kelinci yang kebesaran ditubuhnya,ia juga menguncir rambutnya seperti tungkai apel.Ia pun berjalan menuju meja makan,disana Davin telah menunggu Keano untuk makan malam.

"Mama sama Papa mana Bang?" tanya Keano pura-pura tidak tau,padahal ia tau pasti kedua orangtuanya itu sedang di rumah sakit menemani Revin.

"Mereka nginep di rumah sakit,si Revin dirawat di sana." jawab Davin.

"Oh,kok lu nggak nginep?"

"Gue mau ngerjain tugas yang mau dikumpulin besok."

Keano hanya mengangguk.Ia berpikir Kakaknya ini pulang karena mengkhawatirkan dirinya yang sendirian di rumah.Keano tersenyum sendu.

"Ck,harapan lu terlalu tinggi Kean." batin Keano miris.

Setelah makan malam,Keano dan Davin pergi ke kamar masing masing.Di kamar Keano sedang mengerjakan PRnya.

Tess

Suatu cairan merah kental menetes mengenai tangan Keano yang sedang menulis,ia mimisan lagi.

Keano pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan hidungnya.Selang beberapa menit ia pun keluar kamar mandi.Keano pun kembali duduk di kursi meja belajarnya.Ia heran hari ini ia mimisan dua kali,mungkin kecapekan aja,pikirnya.Setelah selesai mengerjakan PR Keano pun memutuskan untuk tidur.

...

Hari ini Keano berangkat sekolah menggunakan bus.Pak Joko sedang menjemput Revin dari rumah sakit,jadilah terpaksa ia naik bus.Saat sampai di sekolah Keano langsung berjalan menuju ke kelas.Saat sampai di kelas ia dapat melihat para sahabatnya yang sepertinya tengah sibuk mengerjakan PR.

"Eh Kean lu udah dateng,liat PR lu dong,please." mohon Arsen dengan puppy eyes nya.

"Ish apaan sih lu,jangan kayak gitu jijik gue,nih." ucap Keano begidik ngeri sambil memberikan bukunya.

"Hehehe,makasih Keano yang kiyot." kata Arsen sambil mencubit pipi Keano.

"Awh...Apwaan swih lepwas nggak.Udwah swana kwerjain kweburwu mwasuk." ucap Keano tidak jelas.(ngetik apaan dah gua >_<)

"Iya iya dedek Keano."

Kriiingg...

Bel masuk kelas pun berbunyi.Semua murid kembali duduk dibangku masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak" ucap Bu Ita.

"Selamat pagi Bu." jawab murid-murid sepempak.

"Baiklah,sekarang kumpulkan PR kalian."

Semua murid mengumpulkan PR nya ke meja guru.

"Baiklah kita lanjutkan materi yang kemarin."

Saat pelajaran banyak yang tidak memperhatikan materi yang disampaikan.Ada yang tidur,ada yang ngobrol dengan teman sebangku(kek aku,jangan ditiru ya guys >_<),ada yang main HP dan banyak lagi,tetapi ada salah satu dari mereka yang tengah menahan sakit dikepalanya.Ya dia adalah Keano,kepalanya terasa sangat sakit seperti tertimpa berton-ton batu.Ia berusaha keras menahan erangan sakit supaya tidak ada yang curiga.

Tess

Cairan merah pekat mengalir dari hidung Keano,ia segera meminta izin untuk pergi ke toilet.

"Bu,saya izin ke toilet." ucap Keano sambil berlari menuju kamar mandi dengan menutupi hidungnya.

Setelah sampai,ia segera membasuh hidungnya di wastafel yang ada di toilet tersebut,tetapi darah yang mengalir semakin banyak hingga mengotori seragam Keano,belum lagi kepalanya yang terasa sangat sakit seperti mau pecah rasanya.

"Argh...Sa-sakit...argh... ke-kenapa sakit se-sekali...argh..." erang Keano sambil berpegangan erat pada sisi wastafel.

Tubuhnya terasa sangat lemas,energinya terasa tersedot keluar,perlahan tubuhnya meluruh ke lantai,dengan wajah yang pucat pasi serta darah yang masih mengalir dari hidung mancung Keano.Ia berharap ada yang menolongnya,ia tak ingin mati mengenaskan di toilet.

"To-tolong...argh...sa-sakit hiks...si-siapapun to-tolong..." lirih Keano dengan sisa tenaganya.Setelahnya Keano tidak merasakan apapun lagi,hanya kegelapan yang saat ini menyelimutinya.

...

Sedangkan di kelas,Arza merasa khawatir,karena Keano yang tak kunjung kembali dari toilet.Ia pun berinisiatif menyusul Keano.

"Bu,saya izin ke toilet." izin Arza.

"Ya silahkan."

Setelah mendapat izin,Arza langsung berlari menuju toilet.Dan setelah sampai,ia dikejutkan dengan pemandangan didepannya.Bagaimana tidak terkejut,ia melihat Keano tergeletak di lantai toilet dengan keadaan yang mengenaskan,wajah Keano pucat pasi,jangan lupakan darah yang mengalir dari hidung yang mengotori seragam Keano.

"KEANO!!!" panik Arza.

"Kean,bangun lu kenapa hiks...please jangan hiks kayak gini hiks." tangis Arza pecah melihat sahabatnya dalam keadaan seperti ini,ia sudah menganggap Keano seperti adiknya sendiri.

Tanpa menunggu lama Arza segera menggendong Keano ala bridal style menuju ke UKS.

"Lu sebenarnya kenapa hiks gue takut lu kenapa napa hiks." batin Arza.

Halo guys 👋

Maaf kalo kurang ngefeel 🙏

Ide aku dah mentok guys 🤧

Kurang berpengalaman aku tuh 😅

Jangan lupa vote dan komen ya teman ☺

See you next chapter 👋

KEANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang