Chapter 19

12.3K 740 120
                                    

Sorry for typo 🙏




Keano keluar dari ruangan Dokter Samuel dengan mata sembab dan membawa surat diagnosanya,dia menghampiri sahabatnya yang sedang menunggunya dengan raut wajah cemas.

"Gimana hasilnya?" tanya Arza mewakili ketiganya.

Bukannya menjawab,Keano malah menghambur ke pelukan Kevin dan kembali menangis.Arza melihat kertas yang ada ditangan Keano lalu mengambilnya.Seketika Arza membeku saat melihat tulisan di kertas itu.

"K-kanker otak." lirih Arza.

Arsen langsung merebut kertas itu dan membacanya,ia langsung membulatkan matanya.

"Apa hasilnya?" tanya Kevin yang masih memeluk Keano.

"K-kanker otak s-stadium dua." jawab Arsen.

"A-apa." lirih Kevin.

"Gu-gue takut hiks." ucap Keano.

Arza langsung mengambil alih Keano dari pelukan Kevin dan menenangkannya.

"Sst... Nggak usah takut,ada kita disini,lo kuat,lo nggak boleh nyerah,kita disini hiks sama lo hiks." tangis Arza.

Arza melepaskan pelukannya dan mengusap air mata di pipi Keano.

"Lo nggak sendiri,ada kita yang akan selalu sama lo." kata Arza.

"Lo harus yakin lo pasti sembuh hiks." ucap Kevin.

"Pokoknya lo harus berjuang,kita hadapin sama-sama hiks." kata Arsen.

"Hiks makasih udah selalu hiks dukung gue hiks kalo nggak ada kalian hiks gue nggak tau harus gimana hiks hiks." kata Keano.

"Adek!"

...

Davin dan Aldo telah sampai di rumah sakit.Mereka masuk ke dalam rumah sakit dan menuju ke meja resepsionis.

"Permisi,dimana ruangan atas nama Kenzo james smith?" tanya Davin pada sang resepsionis.

"Sebentar saya lihat dulu." jawab sang resepsionis.

"Atas nama Tuan Kenzo james smith ada di ruang VVIP no 15 di lantai dua." lanjut sang resepsionis.

"Baiklah terimakasih."

"Sama-sama."

Davin dan Aldo hendak berjalan menuju lift untuk menuju ke lantai 2.Tapi dipertengahan jalan dia melihat seorang pemuda yang mirip dengan adiknya dan terlihat seperti sedang menangis.Tapi bukankah adiknya itu sedang belajar kelompok bersama temannya.

"Daripada penasaran mending gue samperin aja deh." batin Davin.

"Do, lo duluan aja gue mau ke kamar mandi dulu." ucap Davin.

"Yaudah sana,gue duluan ke ruangannya Kenzo." balas Aldo.

Setelah Aldo masuk lift, Davin berjalan mendekat menuju pemuda yang ia duga mirip dengan adiknya,saat hampir dekat ternyata benar itu adiknya dan dia sedang menangis.

"Adek!" panggil Davin.

Keempat pemuda di sana menoleh ke arah Davin.Mereka tampak terkejut dengan kedatangan Davin.

"A-abang." ucap Keano pelan.

"Adek ngapain di sini, katanya kerja kelompok dan kenapa Adek nangis hm?" tanya Davin lembut.

"Hiks hiks Abang huaaa~" Keano langsung memeluk Davin erat.

"Kenapa?ada apa Dek?kenapa nangis?"

KEANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang