Senyuman di wajah Zaskia tidak pernah pudar sejak pagi. Saat ia membuka mata, Rasyidlah yang pertama kali Zaskia lihat. Pria itu tertidur menghadapnya, membuat hati Zaskia semakin menghangat. Meskipun Rasyid tidak mempunyai perasaan untuknya, tapi Rasyid mau tidur satu ranjang dengannya.
"Ma, Kia ke kamar dulu, ya," ucap Zaskia pada Senja yang tengah membuatkan secangkir kopi untuk Alaska.
"Iya, sayang," balas Senja tersenyum manis. Senyuman yang hanya Senja berikan kepada orang-orang terdekat dan tersayang.
Zaskia terus berjalan menaiki anak tangga. Ia ingin membantu Senja di dapur, namun Zaskia merasa segan kepada Alaska yang ada di sana juga. Terlebih lagi Alaska bersikap dingin kepadanya.
Begitu ingin menarik knop pintu, pintu itu sudah terbuka lebih dulu dan memperlihatkan Rasyid yang sudah rapi dengan kemeja navy dan kaos putih yang terpampang. Menggambarkan jika Rasyid sangat tampan. Zaskia sungguh mengagumkan ciptaan Allah satu ini.
"Mau kemana?" tanya Zaskia.
"Saya mau pergi sebentar ketemu sama Andre," balas Rasyid sambil menggulung lengan kemeja hingga batas siku.
"Sebelum kamu pergi, aku boleh minta dianterin ke toko kue?" pinta Zaskia was-was takut jika Rasyid enggan untuk mengantarnya.
Terdengar suara helaan napas Rasyid yang panjang. Aksinya menggulung lengan kemeja yang kanan terhenti dan matanya menatap pada Zaskia.
"Di depan ada supir kamu minta dianterin dia aja," kata Rasyid nyaris emosi dan kembali menggulung lengan kemejanya.
"Tapi aku mau di anterin kamu."
Lagi dan lagi Rasyid menghela napas, kali ini napas kasar. "Kia, saya sibuk! Di garasi ada motor matic, kamu pergi sendiri aja!"
Mendengar suara tinggi Rasyid membuat hati Zaskia menciut, wajahnya pias, namun Zaskia tetap memaksa untuk tersenyum, menutup luka di hatinya. Mungkin Zaskia harus terbiasa dengan perubahan sikap Rasyid yang suka sekali berganti-ganti.
"Nanti saya pulang, saya belikan kue buat kamu. Tunggu di rumah," kata Rasyid menatap sekilas pada Zaskia. Merasa bersalah karena berbicara tinggi pada istrinya.
Zaskia mengangguk pelan, sedikit membungkuk lalu mengambil tangan kanan Rasyid, membawa punggung tangan pria itu di bibirnya kemudian mennciumnya lembut.
Entahlah, perasaan Rasyid saat ini masih biasa saja. Bahkan ia susah sekali untuk bersikap manis pada Zaskia.
"Hati-hati, Mas."
Untuk pertama kalinya Zaskia memanggil Rasyid dengan sebutan Mas, sedikit membuat geli di tubuh Rasyid.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
****
Mobil Rasyid berhenti di salah satu cafe, pria itu langsung keluar dari mobil dan berjalan masuk menuju pintu cafe. Saat ia mengedarkan pandangan matanya saat itu pula ia menangkap Andre dengan dua orang gadis di sana. Gadis berkhimar coklat itu menunduk, tapi jika dilihat dari bentuk tubuhnya, Rasyid seperti mengenalinya.
"Ada apa?" tanya Rasyid setelah berdiri di samping Andre.
"Duduk dulu, ada yang mau di omongin sama Melody," jawab Andre, membuat Rasyid langsung menoleh pada gadis di depan Andre. Dugaannya benar jika gadis ini adalah Melody. Pantas saja jantung Rasyid berdegup indah merasakan detak cintanya pada Melody.
Tanpa menunggu lama, Rasyid duduk disamping Andre. Ia menatap Melody yang terus menunduk. Melihat gadis itu, membuat hati Rasyid nyaman dan tenang. Seakan menemukan rumah paling nyaman untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalammualaikum Terakhir
SpiritualKisah tentang seorang seniman muda, pelukis terkenal yang harus terjebak pada dua pilihan. Rasyid mencintai Melody, perempuan di masa lalunya, namun karena sebuah lamaran dari Zaskia yang berstatus sebagai sahabat Melody membuat Rasyid menerima dan...