016

18.5K 2K 643
                                    

🌼🌼🌼

"Masakan kamu enak," puji Rasyid saat melahap hidangan makanan yang telah disiapkan oleh Zaskia.

"Aku harap kamu suka sama masakan aku, Mas," jawab Zaskia seraya duduk di hadapan Rasyid lalu mengambil paha ayam dan sayur ke piringnya.

"Pasti, Kia."

Keduanya larut dalam menyantap makanan. Sesekali Rasyid memuji Zaskia membuat perempuan itu tersenyum malu. Bagi Rasyid suasana seperti ini membuatnya nyaman lebih dari apapun apalagi ketika ia melihat Zaskia terus tersenyum.

"Oh ya, Kia. Malam ini saya ada temuan dengan Pak Tyo mau bahas pameran galeri yang bakal di adakan di Dubai. Boleh saya pergi?" ujar Rasyid. Semenjak kejadian dimana Zaskia terbaring di rumah sakit beberapa waktu, Rasyid selalu meminta izin kepada Zaskia. Ia selalu jujur dalam segala hal.

"Boleh, kok. Asal kamu nggak macam-macam diluar," peringat Zaskia.

Rasyid meneguk air putihnya hingga tandas, kemudian kembali menatap pada Zaskia.

"Saya nggak bakal macam-macam diluar sana. Habis dari ketemu Pak Tyo saya pulang dan..." Rasyid sengaja menggantung ucapannya membuat Zaskia yang tengah mengambil piring Rasyid menatap kebingungan.

"Dan apa, Mas?" tanya Zaskia.

"Saya mau minta hak saya, boleh?"

Jantung Zaskia berdegup kencang. Tatapannya yang tadinya berpusat kepada Rasyid segera beralih pada piring yang Zaskia bereskan menjadi satu tumpukan lalu membawanya ke wastafel. Ia tidak mau Rasyid melihat rona merah di pipinya. Zaskia terlalu senang saat Rasyid berkata seperti itu.

Sementara Rasyid tersenyum menatap punggung Zaskia yang sedang mencuci piring. Bagi Rasyid ia memang tidak salah memilih istri. Zaskia memang berpenyakitan tapi penyakitnya seakan tertutup oleh dirinya yang kuat dan bisa dalam segala hal. Dan itu membuat Zaskia nyaris sempurna.

"Jadi gimana, Kia?" tanya Rasyid dan membuat Zaskia terkejut saat Rasyid sudah berdiri di sampingnya dengan tatapan yang begitu dalam.

Satu anggukkan yang diberikan Zaskia membuat Rasyid tersenyum sumringah lalu ia cepat mencium pipi kiri Zaskia sekilas membuat perempuan itu mendelik karena kaget.

"Mas," lirih Zaskia. Ia malu.

"Kenapa? Nggak boleh cium istri sendiri?" tanya Rasyid dengan satu tangan yang perlahan melingkar di pinggang Zaskia.

"Kan aku malu," lirih Zaskia kembali melanjutkan aksinya mencuci piring.

"Hei, kita cuma berdua di rumah, Kia. Nggak ada siapa pun yang lihat," sela Rasyid.

"Ada."

"Siapa?"

"Allah."

"Kan kita udah halal, bahkan nanti kita bakal lakuin hal yang lebih dari sekedar cium di pipi," jawab Rasyid sukses membuat Zaskia menengang dan merasakan pipinya memanas.

Zaskia tidak menjawab, perempuan itu hanya meletakkan kembali piring ke rak. Lalu mengelap tangannya.

"Kamu bener udah siapkan, Kia?" tanya Rasyid sekali lagi.

"Iya, Mas."

"Sekarang aja gimana?" goda Rasyid sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Zaskia. Tangannya menarik pinggang Zaskia untuk lebih dekat dengan tubuhnya.

"Masih pagi, Mas."

"Ya, anggap aja olahraga."

"Olahraga itu itu seperti lari, senam, bukan itu."

Assalammualaikum TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang