012

15K 1.7K 419
                                    

Happy Reading!


Zaskia memejamkan matanya. Setetes airmatanya menetes membasahi pipi mulusnya. Perkataan Tania dan Cika masih terbayang oleh Zaskia. Dan itu melukai hatinya.

"Kamu itu nikung teman sendiri!"

Zaskia menggeleng, kepalanya tertunduk menatap buku diary milik Melody. Ia tidak tahu apa isi di dalamnya. Tapi, percayalah, Zaskia tidak pernah sedikitpun untuk menikung Melody. Zaskia tahu Rasyid dan Melody sudah saling mengenal sejak lama. Tapi, saat pertama kali Zaskia melihat Rasyid, rasa suka itu hadir tanpa diminta.

Zaskia selalu menerapkan bahwa mencintai dalam diam itu lebih baik. Gadis itu selalu menyebut nama Rasyid di setiap malamnya. Meminta kepada Allah untuk menciptakan Rasyid sebagai imam terbaik untuknya. Hingga akhirnya doanya di kabulkan oleh sang maha kuasa, ia diberi kesempatan untuk bisa bersama Rasyid.

Menghela napas, Zaskia perlahan membuka buku diary milik Melody. Pertama kali yang dilihat adalah tulisan tangan indah milik Melody.

12 Januari 2017, Bandung

Kepada Allah sang maha memberikan rasa cinta ini, izinkan aku mencintai ciptaanmu. Izinkan aku untuk mendoakannya di setiap sujudku. Biarkan rasa cinta ini hanya dengan-Mu dan aku yang tahu. Biarlah sang waktu yang membuktikan bahwa dia akan menjadi imamku atau tidak.

Rasyid, izinkan aku meminjam namamu untuk kubicarakan pada Allah sang pemilik tubin semesta.

Melody Safira.

Zaskia menyeka airmatanya. Ia tidak sanggup untuk membalik halaman selanjutnya. Melody begitu mencintai Rasyid sejak lama. Dan ia hadir menghancurkan harapan Melody dan memusnahkan kebahagiaan Rasyid untuk bersama Melody.

"Maaf, Melody," lirih Zaskia menutup kembali buku di tangannya.

Perempuan itu berdiri sambil memasukkan buku tersebut ke dalam tasnya. Dia berjalan masuk ke dalam rumah sakit, setelah hampir setengah jam ia duduk di taman rumah sakit memikirkan jalan ke depannya seperti apa.

"Mas," panggil Zaskia saat melihat Rasyid berjalan tergesa-gesa menuju parkiran mobil.

Rasyid segera menoleh, saat matanya menemukan Zaskia yang berjalan ke arahnya membuat Rasyid juga berjalan menuju Zaskia. Rasa paniknya telah berganti dengan rasa lega saat melihat mata teduh dan senyum tulus milik istrinya.

"Darimana aja, hm?" tanya Rasyid menatap lekat pada wajah Zaskia yang membuat Rasyid curiga jika Zaskia habis menangis. "Kamu habis nangis?"

Zaskia menggeleng pelan. "Enggak kok, Mas," dalih Zaskia.

Rasyid menghela napas. Dia meraih jemari Zaskia lalu menyatukan dengan jemarinya yang kekar. Zaskia tersenyum lebar, senang karena Rasyid menggenggam tangannya yang kecil.

"Kasih tahu saya, ya, kalau saya salah."

Zaskia menatap bertanya pada Rasyid. Apa maksudnya?

"Kita pulang, kamu capek kan?" tanya Rasyid tanpa mau menjelaskan kepada Zaskia.

Lagi, Zaskia mengangguk. Kemudian Rasyid berjalan beriringan bersama Zaskia di sampingnya. Meski rasa itu belum hadir dalam hati Rasyid. Rasyid akan berusaha tidak membuat Zaskia terluka lagi.

***

"Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh."

Rasyid dan Zaskia mengusap telapak tangannya ke wajah. Kemudian hanyut dalam doa masing-masing. Zaskia yang berdoa meminta petunjuk agar bisa memilih antara bertahan dengan Rasyid atau justru pergi, membiarkan Rasyid bahagia bersama Melody.

Assalammualaikum TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang