0.1 | insiden kecil

2K 146 65
                                    

My expertise is waiting for you to be present.
Dira.

"Tu wa ga pat!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tu wa ga pat!"

Saat ia menginjakan kakinya di kedua telapak tangan yang sudah disatukan, saat itu juga tubuhnya dilempar ke atas lalu ia harus melakukan gerakan memutar di atas sana. Rasanya seperti bermain wahana di Dufan, ia merasa dunia ini sedang berputar terbalik.

Sementara di pinggir lapangan, 4 orang laki-laki sedang duduk sembari memperhatikan tubuh itu melayang, ditangkap dan dilayangkan lagi. Totalnya ada 7 orang, 4 orang sedang duduk sembari memperhatikan setiap gerak-gerik perempuan yang sedang berlatih cheerleader itu, 3 orang lagi sedang berdiri dengan wajah tidak tenang saat melihat tubuh itu melayang di udara.

"Gue pulang duluan," ujar laki-laki yang baru saja datang dari ruang ganti.

"Hati-hati Ral!" balas temannya tanpa melirik sedikit pun ke arahnya. Mata mereka masih mengawasi setiap gerak-gerik tubuh perempuan itu.

Ia ikut melihat ke lapangan indoor, tempat dimana cheerleader latihan. Biasanya pintu dan jendela semua ditutup bila mereka sedang latihan, tapi kali ini semuanya dibiarkan terbuka dan membuat banyak ekskul lain yang sedang latihan mencuri pandangan ke arah mereka.

Bukan hanya itu, di lapangan basket juga banyak mata yang memperhatikan tubuh yang dilempar-lempar itu. Siapa yang tidak suka jika melihat anak cheerleader latihan? Bukan hanya melihat tubuh indah itu melayang diudara, tapi mereka juga bisa merasakan apa yang sedang perempuan itu rasakan.

"Dira, senyum!"

Perempuan yang dipanggil Dira itu menghela nafasnya sembari tersenyum ke arah depan dengan kedua tangan yang ia angkat ke atas. Ia berada di atas tubuh seseorang, lalu melompat ke bawah saat sudah waktunya untuk turun.

"Satu kali lagi!"

"Tu wa ga pat," gumam Dira sebelum ia melakukan gerakan sebelumnya lagi.

Dira menaikkan kaki kanannya ke tangan Fajar—laki-laki yang sedari tadi menumpu berat badanya. Dari semua teman-temannya, hanya Fajar yang dapat menyeimbangkan berat badan Dira dengan tangannya. Walaupun berat badan Dira tidak terlalu berat, susah juga bila mereka tidak terlatih untuk itu. Selama ini hanya Fajar yang berlatih untuk itu, jadi jika Dira yang ditunjuk sebagai flyer Fajar juga harus ikut.

"Aman kan?" tanya Dira saat tubuhnya sudah ditangkap oleh teman-temannya yang lain.

Fajar mengangguk, wajahnya sudah terlihat sangat lelah. Dira jadi ragu untuk melanjutkan. Masih ada dua gerakan lagi dan Fajar harus kuat untuk menopangnya. "Masih kuat kan Jar?" tanya Dira lagi, memastikan.

"Iya Ra, bisa kok gue."

Karna kali ini gerakannya cukup cepat, jadi ia dan Fajar harus cekatan dalam menentukan waktu yang pas. Dira tersenyum lebar menghadap ke depan, mengangkat kedua tangannya ke atas lalu mengganti kaki kanannya dengan kaki kirinya begitu Fajar sudah mendorong tubuhnya ke atas.

falling | on holdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang