0.6 | jangan datang bila tidak penting

468 67 33
                                    

So are you worry about me or us?
Dira.

Dira yang baru saja melewati gerbang, lengannya langsung ditarik menuju sisi gerbang, roknya digunting saat Dira belum sadar siapa yang menariknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dira yang baru saja melewati gerbang, lengannya langsung ditarik menuju sisi gerbang, roknya digunting saat Dira belum sadar siapa yang menariknya.

"Sudah Ibu bilang berkali-kali! Pakai rok yang panjang Dira!"

Hari sial memang tidak ada di kalender. Dira mendengus sembari menatap roknya yang kelewat pendek. Untung saja baju seragam ketat nan pendeknya sedang ia cuci, jadi bajunya kali ini aman. Dira berjalan dengan santainya menuju kelas, dengan rok yang sudah pendek, ditambah pendek lagi oleh Ibu Wakil Kepala Sekolah yang terhormat. Ia bingung, kenapa cuma dirinya yang menjadi target utama pengguntingan rok itu. Padahal banyak juga siswi yang memakai rok pendek sepertinya. Dira menunggu kedatangan Devan yang pasti akan memarahinya begitu tau roknya menjadi sangat pendek akibat digunting asal.

Padahal Dira sudah berusaha untuk ke sekolah lebih pagi, tapi hari ini roknya tidak lolos juga. Kedatangan Devan membuat Dira langsung bangkit dari duduknya dan mendekati laki-laki itu.

"Gue kan udah bilang pake rok yang panjangan!" teriakan Devan menggema hingga ke sudut-sudut ruangan.

"Iya Devan, jangan marahin gue lagi. Tadi gue juga udah dimarahin di gerbang."

Devan menghela nafasnya kasar, ia melempar tasnya ke—entah meja milik siapa. "Tunggu sini, gue beli rok di koperasi."

Sembari menunggu kedatangan Devan, Dira duduk di depan kelasnya sembari memainkan ponselnya. Dari ujung koridor, ada Ferral yang baru saja datang langsung mendatangi Dira yang sedang duduk sendirian. Ia melempar jaketnya hingga menutupi kaki jenjang Dira yang lebih ter-ekspos sekarang. "Rok lo kena?"

Dira mengangguk sebagai jawaban membuat Ferral menghela nafasnya kasar. "Gue kan udah bilang kemaren sama lo kalo hari ini ada razia seragam," ucapnya kesal.

"Mana gue tau, biasanya razianya mulai jam 7 lewat."

Ferral hanya bisa menghela nafasnya tanpa mau menimpali ucapan Dira lagi. Sebenarnya, sebagai sahabat, Ferral juga tidak suka melihat Dira memakai rok mini seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi, Dira keras kepala dan itu salah satu hal yang membuat Dira nyaman. Dan Ferral tidak akan melarang lagi bila Dira merasa nyaman. "Gue ke kelas dulu."

"Ral," panggil Dira membuat Ferral kembali mendekatinya, "lo nggak ngelarang gue pake rok sependek ini kan?"

"Lakuin apapun yang lo suka Ra," jawab Ferral membuat Dira ikut tersenyum, "gue ke kelas."

Kepergian Ferral membuat Dira kembali sibuk dengan ponselnya, ia sama sekali tidak memperdulikan banyaknya mata yang menatap ke arahnya. Bahkan Dira sama sekali tidak mau masuk ke dalam kelas, ia ingin menunggu Devan di depan kelasnya.

Saat hidungnya mencium bau yang sangat Dira kenali, ia langsung tersenyum lebar dan mengangkat kepalanya. "Pagi Aqsa!" sapanya.

Aqsa melirik rok Dira yang semakin pendek akibat terkena razia itu. Ia menghela nafasnya, sama seperti yang Ferral lakukan tadi.

falling | on holdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang