Cavin tersenyum pedih mengingat itu.
Sorot mata Cavin tertuju pada satu foto yang ada di depannya.
Ada satu cerita dibalik foto tersebut diambil, dimana saat itu Maera masih ditiipkan di rumah Cavin setiap paginya.
Waktu itu Maera sedang membantu Mama Cavin menjemur baju di halaman belakang rumah. Di umurnya yang baru menginjak 4 tahun Maera sudah sangat giat untuk membantu mamanya Cavin. Setelah membantu mamanya Cavin, Maera langsung berlari ke sekitaran area penjemuran baju tersebut. Namun sayangnya, Maera tersandung kakinya sendiri dan jatuh tepat di genangan air yang tergenang akibat hujan semalam.
"Huaaaaa!" Maera bukanlah tipe anak yang cengeng, tapi karena ia kaget dan membuatnya refleks berteriak.
"Aduh sayang, kamu gapapa kan?" Mama Cavin yang waktu itu hendak masuk kedalam rumah langsung menghampiri Maera yang masih terduduk di dekat genangan air yang bercampur lumpur itu.
"Ndak papa tante, tapi yaya ndak bawa baju ganti huaaaaa!" Maera kembali berteriak karena tadi pagi ia tidak dibawakan baju ganti oleh mamanya, sedangkan nanti siang mama Cavin mengajaknya untuk pergi berjalan-jalan ke kebun binatang.
"Sutt, jangan nangis lagi ya sayang, kamu kan bisa pakai bajunya Cavin"
Maera mengangguk, dan segera digendong oleh mama Cavin untuk membersihkan dirinya.
Siang harinya, mama Cavin, Cavin dan Maera sudah siap untuk berangkat jalan-jalan ke kebun binatang.
Cavin yang menggunakan baju kaos hitam dan celana pendek warna krem. Dan Maera yang menggunakan baju kaos Cavin yang kebesaran berwarna merah maron.
Lagi-lagi Cavin tersenyum mengingat itu.
"Eh vin? Lo kenapa senyum senyum gitu? Kesambet lo ya?" Tanya Maera yang sedikit takut melihat Cavin senyum-senyum sendiri.
"Sembarangan"
Maera yang penasaran dengan apa yang dilakukan Cavin, akhirnya ikut duduk disampingnya. dan ikut terbawa suasana saat melihat foto-foto mereka saat kecil dulu. Berapa indahnya masa kecil mereka.
"Ga nyangka ya Vin, kita udah temenan dari umur dua tahun" Ucap Maera yang memandangi foto lainnya.
"Sekarang umur kita udah mau 19 tahun aja" tambah Maera lagi.
"Iya, kita temenan udah dari tujuh belas tahun yang lalu, lama juga ya, hehe-he" Jawab Cavin.
"Tk, Sd, SMP, SMA, kita selalu satu sekolah" tambah Cavin.
"Hooh, masih ga nyangka aja gw, abis gw lulus SMA ini gw langsung dijodohin gitu aja" Maera membuang napasnya kasar.
"Itu artinya gw udah sold out he-he, dan Elu bakalan masih jomblo, hahaha" Maera tertawa garing.
"Hm, lo seneng gitu di jodohin?" Tanya Cavin.
"Sebenarnya sih engga, cuma ini kan pilihan orang tua gw, trus orang tua gw juga punya alasan di balik perjodohan gw"
Cavin tersenyum dan pamit untuk pulang karena hari yang mulai gelap, menampilkan segurat cahaya oren yang begitu indah.
"Gw pulang dulu ya, udah mau magrib" Cavin menepuk-nepuk puncak kepala Maera, dan segera turun dari rumah pohonnya.
"Okey" balas Maera.
------&------
-Selasa, 07 Juli 2020-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Friends Is My Life Partner (✔)
Teen FictionPART LENGKAP✨ Cavin si cowo humoris, dan Maera si cewe cantik yang bersembunyi di belakang topeng culunnya karna sesuatu. Cavin dan maera adalah teman kecil yang bersahabat baik sampai sekarang. Namun ia harus tidak saling mengenal di sekolah karena...