Jangan lupa vote and Komentnya❤
Salam CaMe
CavinMaera-----------------------------------------------------------
"Baju baru warna biru
Aku terharu karena kamu"
Eakkkk:v-Araldo Bisma-
Hari ini Maera kembali bersekolah, ia datang dengan tampilan baru tanpa kacamata bulatnya itu. Tapi masih tetap dengan rambutnya yang di kucir dan di jalin dua.
Baru saja Maera menginjakkan kakinya di gerbang, ia sudah banyak menerima cibiran dari pasang mata yang melihat nya.
"Wah si culun udah ga pake kacamata?"
"Tapi tetep aja dekil!"
"Udah berubah penampilan ternyata?"
"Hilih, makin jelek"
Begitulah kalimat kalimat yang di lontarkan mereka.
Maera hanya jalan menunduk tanpa memperdulikan cibiran atau hujatan mereka.
Toh, setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan masing-masing kan?
Seperti hari hari biasa, Maera duduk di kursinya yang berada di pojokan dan sendiri tanpa teman.
Belllll.....
Bel tanda upacara sudah berbunyi, menandakan siswa dan siswi di SMA ini harus segera ke lapangan.
Maera berlari dari kelas, di karenakan kelas Maera yang berada di lantai tiga di kelas paling ujung.
Brugh..
Tapi apa-apaan ini?
Perempuan ini lagi?
"Awww" Ringis Maera memegang lututnya yang berdarah.
"Ululu sakit ya sayang" Ucap Sindi memegang dagu Maera.
"Maaf ya Sindi engga sengaja" Ucapnya dengan nada sok ramah.
Saat itu Sindi memegang es kelapa yang didalamnya terdapat banyak jeruk nipis.
Sindi mengaduk air kelapa yang ia pegang dan berusaha mengambil jeruk nipis yang ada di dalam gelas es nya tersebut.
"Apa yang dilakukan Sindi bodoh ini?" Batin Maera
Sindi mendapatkan jeruk nipis tersebut dan langsung memeras kan nya tepat di lutut Maera yang berdarah.
"Ahhhhhhhhhh!!!!" Teriak Maera.
Refleks tangan Maera menampar pipi Sindi yang sedang berjongkok di depannya.
"Eh? Lo udah berani ya?" Ucap Sindi.
Tepat saat Cavin dan teman-temannya datang dari lorong sebelah dan melihat Maera bersama Sindi.
Sindi yang melihat kedatangan Cavin langsung memegang pipinya yang memerah karena di tampar Maera.
"Lho? Sin? Ra?" Kok engga ke Lapangan" Tanya Cavin.
"Sindi kenapa? Kok nangis?" Tanya Cavin.
"Tadiii hiks...hiks Maera jatuh, hiks.. terus aku mau nolongin, Eh Maera malah langsung nampar aku hiks" Ucap Sindi sesegukan yang dibuat buat.
Apa kata si bodoh ini?
"Vin vin ga gitu ceritanya" Maera mencoba menjelaskan.
"Lihat pipi aku Vin, merah kan? Itu bekas tamparan Maera, padahal aku cuma mau ngebantuin doang" Sindi Mencoba meyakinkan Cavin lagi.
Cavin menatap Maera tatapan yang sulit di artikan.
"Gw nampar dia karena dia meras jeruk nipis di luka gw vin" Ucap Maera berkaca kaca.
"Dia bohong vin" Ucap Sindi masih dengan sesegukan.
" Gw ga nyangka sama lo Ra" Cavin menatap Maera masih dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Salah Sindi apa Ra? Dia kan cuma nolongin lo doang" Cavin masih menatap Maera.
Nolongin? Nambahin Iya nyet!
Maera bangkit berdiri dengan susah payah di karenakan lututnya yang masih sangat perih itu.
Aldo yang berada tepat di samping Maera langsung membantu Maera untuk berdiri.
Dengan Rok yang kotor, dan darah luka di lutut yang masih mengalir hingga mengenai kaos kaki yang Maera pakai. Sungguh penampilan nya pelengkap dari ke-bulukannya pagi ini.
"GW GA BOHONG NYET! GW GA PERNAH BOHONG SAMA LO YA!" Maera berusaha membela dirinya, dengan mata yang berkaca-kaca sambil menunjuk Cavin.
Untung saat ini mereka berada di lorong dalam lantai dua, jadi suara Maera tidak akan terdengar dari lapangan.
"DAN BUAT LO PEREMPUAN IBLIS! APA YANG LO MAU? CAVIN? AMBIL!"
"GW CAPE ASLI! GW YANG LO JAHATI TAPI LO SEOLAH-OLAH YANG TERJAHATI!" Ucap Maera menahan sakit di lututnya maupun di hatinya, juga menahan Air mata yang sudah tak sabar ingin keluar.
"Raa?" Ucap Cavin lembut.
"Ga usah deket deket gw vin! Gw cape" Ucap Maera meninggalkan mereka.
"Maera?
---------&---------
-Rabu, 24 Juni 2020-
Jangan lupa vote and Komen koreksi❤
Babay💚
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Friends Is My Life Partner (✔)
Teen FictionPART LENGKAP✨ Cavin si cowo humoris, dan Maera si cewe cantik yang bersembunyi di belakang topeng culunnya karna sesuatu. Cavin dan maera adalah teman kecil yang bersahabat baik sampai sekarang. Namun ia harus tidak saling mengenal di sekolah karena...