"sejauh apapun kamu berada, jika aku adalah pasangan mu, kita pasti akan bersatu seiring waktu"
Hembusan angin kencang menyapu kedua wajah pasangan ini. Menikmati derain ombak yang menjadi alunan musik alami. Pohon kelapa yang bergoyang mengikuti arah angin yang menerpanya.
Delapan bulan sudah setelah akad nikah mereka, menaungi bahtera rumah tangga bersama. Masih dengan kadar ke-uwuan yang semakin bertambah setiap harinya.
"Ra!" Panggil Cavin yang sedang duduk di pasir pantai.
"Kenapa?" Maera yang sedang berusaha memanjat pohon kelapa menoleh.
"Kamu tuh ngapain mau manjat pohon kelapa sih? Kalau mau buah kelapa kan ada yang jual tuh" Cavin memarahi Maera. Ia hanya merasa khawatir, bagaimanapun sekarang Maera sedang mengandung buah hati mereka yang memasuki umur lima bulan.
"Ish, aku tuh cuma mau manjat bukan mau buah nya" Maera masih tetap teguh ingin memanjat pohon kelapa tersebut.
"Kemaren-kemaren kamu mau manjat pohon ceri yang baru tumbuh, sekarang mau manjat pohon kelapa? Kamu ngidam yang benar-benar aja dong" oceh Cavin yang sudah bingung kepalang dibuat Maera, itu lho ngidamnya di luar batas. Pake acara manjat-manjat kalau jatuh kan bahaya ntar.
"Turun ya Ra, kita main air pantai aja ya" Cavin masih berusaha membujuk bumil ini, agar tidak nekat.
"Hm, yaudahla" Maera menyetujuinya, dan segera berlari ke arah air pantai.
"Jangan lari-lari bumil" Cavin ikut mengejar Maera. Semenjak hamil Maera menjadi lebih aktif, biasanya Maera itu adalah tipe orang yang mageran.
Bayangkan saja sangking aktifnya Maera, pernah suatu ketika ia sedang menonton lomba balap lari di tv, eh si Maera malah minta ikutan lomba balap lari juga. Ckck.Pernah juga waktu lomba tujuh belasan Maera mau ikut lomba balap karung keliling komplek, tapi Cavin tidak mengizinkannya, dan alhasil Maera hanya ikut lomba makan kerupuk dan mendapatkan juara dua.
"Vin, duduk sini" Maera menepuk-nepuk pasir yang ada disebelahnya. Cavin segera menuruti kemauan Maera, ia duduk disamping Maera sambil memandangi ke cahaya matahari yang terpantul ke air pantai.
"Gw masih ga nyangka vin, gw bisa nikah sama lo" Maera memandangi wajah suaminya yang kadar ketampanannya sudah diatas rata-rata.
"Hehehe, lo harus nyangka sekarang Ra! Dulu gw ga percaya tentang sebuah kata-kata yang bunyinya itu persahabatan antara cewek dan cowok tanpa melibatkan perasaan itu mustahil. Ternyata kata-kata itu beneran Ra" Ungkap Cavin. Pasalnya ia pernah membaca kata-kata itu di postingan media sosial waktu dulu.
"Dulu gw juga ga percaya vin" Ucap Maera.
"Vin, Terimakasih udah jadi suami yang baik buat aku"
Cavin mengusap puncak kepala Maera sambil tersenyum, kemudian ia mendekatkan kepalanya dengan perut Maera. " Cepet lahir ya nak, biar Mama kamu ga kesepian dirumah kalau papa lagi kerja"
"Ra, Terimakasih juga udah jadi istri yang nurut sama suami ya Ra" Cavin tersenyum gemas mencubiti pipi gembul Maera.
Maera membalas senyuman hangat suaminya itu.Karena langit yang sudah semakin redup, menampilkan pantulan cahaya oren di air pantai. Maera dan Cavin ingin beranjak cepat untuk pulang kerumah. Sejenak mereka berdiri berpegangan tangan menghadap ke arah matahari yang mulai ingin tenggelam.
"Dulu kamu teman kecil aku, sekarang dan selamanya kamu adalah teman hidup aku Almaera Zahara Pradana" Cavin berkata pelan tapi masih dapat didengar.
"I LOVE YOU FOREVER MAERA" Cavin berteriak kencang mengungkapkan isi hatinya yang sangat bahagia kini.
"I LOVE YOU TOO FOREVER, EVEN MORE" balas Maera sambil tersenyum.
-- S E L E S A I --
-Jumat, 17 Juli 2020-
Asikk Udah selesai hehe:v
HeiYu!
jika kamu berkenan dengan part dan cerita ini maka jangan sungkan untuk memberikan
Vote and Komen koreksi
DisiniSampai jumpa lagi dilain cerita💚
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Friends Is My Life Partner (✔)
JugendliteraturPART LENGKAP✨ Cavin si cowo humoris, dan Maera si cewe cantik yang bersembunyi di belakang topeng culunnya karna sesuatu. Cavin dan maera adalah teman kecil yang bersahabat baik sampai sekarang. Namun ia harus tidak saling mengenal di sekolah karena...