Part (12) Semakin rumit

51 7 0
                                    

"Masalah apa lagi yang Kau datangkan kepadaku ya Tuhan."

(Diary Asma)

Jangan lupa vote, komen dan share jika kamu menyukai cerita ini 👍

Happy reading ❤️

Asma berjalan santai menuju ruang inap Afnan, semalam ia mendapat kabar dari Bagas. Jika kekasihnya sudah berangsur-angsur pulih, lelaki itu bahkan sudah dipindahkan ke ruang inap.

Langkahnya terhenti ketika melihat ibu Afnan, Riska. Walaupun ia dan Afnan sudah hampir satu tahun menjalani hubungan. Tetapi Asma belum terlalu akrab dengan mereka, bahkan pertemuannya dengan orang tua sang kekasihnya itu bisa dihitung jari. Kesibukan kedua orang tua Afnan membuatnya sulit bertemu mereka.

"Assalamualaikum, Bu." Asma meraih tangan wanita paruh baya itu, mengecupnya sebentar. Namun ada yang berbeda dengan ibu Afnan, wanita itu bahkan tidak membalas salamnya. Padahal jika dulu mereka bertemu, Riska selalu baik dan ramah padanya.

"Untuk apa kamu ke sini!" Asma tersentak, ketika tangannya ditepis secara kasar oleh Riska.

"Aku mau ketemu Afnan, Bu," tutur gadis itu, ia masih tak tahu apa yang terjadi dengan orang tua Afnan hingga membuatnya diperlakukan kasar seperti tadi.

"Apa kamu tidak puas membuat anak saya kecelakaan!" bentak Riska, Asma terdiam. Rasa bersalahnya kembali berkobar di hatinya.

"Maafin aku, Bu. Kalau aku tau bakalan kayak gini akhirnya, aku enggak akan ngajak Afnan jalan," ucap Asma terisak, ia sudah tak kuat menahan desakan air mata yang terus ingin keluar dari matanya.

Plakk!!

Pipi Asma terasa kebas setelah sebuah tamparan mendarat mulus di pipi kanannya. Telinganya berdenging, suara tamparan Riska masih membekas di telinga Asma.

Bagas dan Nisa yang baru sampai di ruang inap Afnan itu langsung terkejut melihat sang sahabat ditampar oleh orang tua Afnan. Mereka berdua segera mempercepat langkahnya untuk mendekati dua orang wanita beda usia itu.

"Gara-gara kamu anak saya hampir kehilangan nyawanya!" Asma berlutut memeluk kaki wanita paruh baya itu, ia sangat menyesal. Kejadian ini di luar kuasanya, ia tidak mengira ini semua akan menimpa sang kekasih.

"Maafin aku, aku sama sekali enggak ada niatan untuk nyelakain Afnan. Aku juga enggak mau ini semua terjadi." Riska yang sudah terbakar emosi itu hampir menamparnya lagi, namun Nisa dengan cepat menarik Asma gadis itu menjauh.

"Cukup, Bu! Ini semua sudah takdir. Ibu enggak bisa nyalahin sahabat saya, bahkan Afnan sendiri yang mengajak Asma pergi berkencan! Asma tidak salah apa-apa di sini!" tegas Nisa, ia sakit hati melihat sahabatnya diperlakukan semena-mena oleh ibu Afnan.

"Ini baru awalnya Asma. Aku akan buat kamu makin tersiksa dengan semua ini," batin seseorang di balik tembok sana. Ia sangat senang rencananya berjalan mulus, ternyata dengan memberi sedikit informasi ke Riska saja mampu membuat Asma kembali diserang rasa bersalah. Bahkan ia tak menyangka Asma akan ditampar oleh Riska.

Sedangkan di depan ruang inap Afnan, Riska menatap dua orang di depannya benci, ia kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari ruangan anaknya. Ia pergi dari sana karena malas melihat kekasih dan sahabat anaknya yang sama-sama kurang ajar.

Diary Asma (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang