Part (7) Penjelasan

66 13 12
                                    

"Dunia yang fana ini penuh  misteri dan ilusi."

(Diary Asma)

Jangan lupa vote, komen dan share jika kamu menyukai cerita ini 👍

Happy reading ❤️


Sepasang kekasih itu memasuki ruangan dengan tergesa-gesa, mereka menghampiri gadis yang tengah dirawat di sana.

"Nisa ...." Pemilik nama itu langsung menoleh ketika mendengar ada yang memanggilnya, matanya berbinar menatap sang sahabat.

"Asma." Mereka berdua berpelukan, Asma kembali menangis. Ia tak tega melihat tubuh sang sahabat dipenuhi luka-luka.

"Kamu udah baikkan?" tanya Asma.

"Udah, kok. Cuman luka aja di kepala. Enggak terlalu parah juga, udah dong jangan nangis," jelas gadis itu.

"Tapi beneran kamu enggak apa-apa?"

"Cuman sakit dikit, enggak banyak-banyak." Nisa terkekeh, melihat ekspresi wajah sahabatnya itu begitu khawatir.

"Jangan bercanda, Nis!" tegurnya, Asma begitu khawatir dengan keadaan Nisa.

"Iyah-iyah." Nisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Bagas dirawat di ruangan mana?" tanya Afnan, lelaki itu sejak tadi membiarkan kekasih dan sahabatnya berpelukan ria. Ia hanya mengamati interaksi keduanya tak berminat menganggu.

"Di ruangan sebelah, Nan."

"Ya udah, aku mau ke sebelah dulu. Mau lihat keadaan Bagas. Kamu mau ikut apa masih mau di sini?" Asma menoleh, ia kemudian berpikir sejenak.

"Aku mau di sini, aja. Kasian Nisa enggak ada yang temenin," balas gadis itu, mendengarnya Afnan hanya mengangguk. Lelaki itu berpamitan dan berjalan menjauhi kekasih dan sahabatnya yang masih asyik bercerita ria.

Afnan melangkahkan kakinya berjalan santai menuju ke ruang inap sang sahabat, beberapa suster wanita dan keluarga penjenguk yang melihatnya tampak salah tingkah. Afnan memang terkenal tampan di sekolahnya, ia juga memiliki sifat dingin. Sangat pas jika menyandang status most wanted sekolah.

Lelaki itu mendorong pelan pintu biru yang bertuliskan 'ruang mawar'. Ia segera menuju ranjang tempat sang sahabat berada. "Afnan," ucap Bagas setengah kaget.

"Santai aja, kalau lihat gue. Kayak ngelihat setan aja," balas lelaki itu datar.

"Bukannya lo itu iblis, ya?" Bagas tertawa mendengar ucapannya sendiri. Dasar lelaki tidak waras, Afnan bahkan heran kenapa bisa ia berteman dengan orang yang memiliki selera humor yang sangat rendah itu.

"Enggak lucu."

"Lucu, kok. Buktinya gue ketawa," ujar lelaki itu lagi. Afnan hanya menghela napasnya pelan, memang berbicara dengan orang tidak waras itu sangat-sangat susah.

"Kenapa bisa sampe kecelakaan?" Ucapan Afnan mampu membuat tawa Bagas mereda, lelaki itu menatap wajah datar sahabatnya itu. Ia kemudian mulai berbicara, menceritakan apa yang menimpanya.

Diary Asma (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang