Part (3) Kantin

115 18 34
                                    

"Jalan ini masih panjang, jangan pernah berhenti hanya karena satu cobaan. Tetap semangat dan yakin jika kebahagiaan akan datang disaat yang tepat."

(Diary Asma)

Jangan lupa vote, komen dan share jika kamu menyukai cerita ini 👍

Happy reading ❤️

Dering bel tanda istirahat terdengar nyaring di seluruh bagian sekolah. Siswa-siswi berbondong-bondong keluar, menuju satu tempat favorit mereka untuk mengisi tenaga. Mereka layaknya seorang tahanan yang telah lama dikurung di dalam penjara bawah tanah dan saat penjara itu dibuka mereka berdesakan untuk keluar.

Suasana kantin yang awalnya hening, kini telah berubah riuh. Dentingan sendok yang beradu dengan piring, suara siswa yang minta dilayani bahkan teriakan penjaga kantin yang mencoba menertibkan para pembeli agar lebih teratur.

Asma, Nisa, Afnan dan Bagas berjalan santai menuju ke kantin. Dua pasang kekasih itu bersenda gurau sepanjang perjalanan. Tawa sesekali mengiringi obrolan mereka, jika dilihat dari luarnya saja. Mungkin banyak orang yang berpikir hidup mereka sangat beruntung, tetapi mereka semua salah. Orang-orang hanya memandang dari satu sudut pandang saja, tanpa mau melihat sudut pandang lainnya.

"Kita duduk di sini aja, ya?" Semua mengangguk, menyetujui apa yang dikatakan Afnan.

"Hari ini gue yang pesenin ke kantin. Kalian mau pesan apa?" tanya Bagas ketika mereka telah duduk di kursi masing-masing.

"Aku nasi goreng sama es jeruk, Yang," ucap Nisa, yang langsung dibalas jempol dua oleh Bagas.

"Aku jus alpukat sama bakso bakar," ucap Asma.

"Kalau kamu, Nan?" Bagas kembali bertanya, ketika melihat Afnan hanya diam.

"Eh, aku samain kayak Asma." Afnan sebenarnya malas ke kantin, tetapi sepasang curut itu terus-menerus mengajak Asma, jadi mau tidak mau ia harus ikut menemani kekasihnya.

"Oke. Tunggu bentar." Bagas berlari menuju food court, lalu menghampiri ibu kantin dan memesan makanan yang diminta sahabat serta pacarnya.

"Ma, nanti ikut aku, yuk?" ajak Nisa, ketika ketiganya hanya dilanda keheningan setelah Bagas pergi memesan makanan.

"Ke mana, Nis?"

"Ke toko buku. Entar aku traktir buku deh," jawabnya santai.

Asma menatap Afnan sejenak, berbicara lewat tatapan matanya. Tahu apa yang diinginkan kekasihnya, Afnan mengangguk menyetujui.

"Oke. Tapi aku mau ganti baju dulu, ya," ujar Asma.

"Sip."

Percakapan mereka terpotong ketika melihat kedatangan Bagas dan ibu kantin. Keduanya membawa makanan yang mereka pesan tadi.

Bagas meletakkan pesanan Asma dan Afnan, di atas meja. "Nih, makanan kalian."

Sedangkan ibu kantin, membawa nampan berisi makanan Bagas dan Nisa. "Ini makanannya, Neng."

"Makasih, ya, Bu." Asma tersenyum lembut ke arah ibu kantin.

Diary Asma (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang