Jam sudah menunjukkan pukul 13.30 WIB. Bu Chita, guru PPKN juga sedang mengajar. Hanaya, Kyla, dan Somi juga sudah memiliki rencana. Mereka akan membolos mendahului geng Haruto. Kyla dan Somi pun ijin ke kamar mandi sambil menyelipkan tas mereka dan tas Hanaya ke dalam jaketnya.
Hanaya hanya bermodal handphone yang sewaktu-waktu akan dihubungi oleh Kyla untuk keluar kelas. Tenang, mereka sudah mengganti tas mereka dengan tas totebag yang bisa di lipat. Sedangkan, buku-bukunya ditinggal di laci dan di mobil Kyla.
Jihoon yang menyadari gerak-gerik aneh dari mereka bertiga, akhirnya mendatangi Hanaya yang sedang fokus kepada handphonenya.
"Han, nanti kelompokan PPKN sama gue ya" bohong Jihoon.
Bukannya menjawab, Hanaya malah terkejut setengah mati. Bahkan, Hanaya melihat Jihoon dengan keadaan seperti tengah ketahuan menonton hal berbau prono. (sengaja di plesetin)
"Kenapa lu?" tanya Jihoon yang membuat Jihoon semakin curiga.
"Elu sih ngagetin, gue kan jadi kaget. Orang nggak ada kelompokan. Boong banget sih?"
"Lo nggak baca? Tuh!" dalam keadaan ini, Jihoon langsung mengambil handphone Hanaya, sang empunya malah berteriak dan membuat Bu Chita marah dan menghukum keduanya.
Chat terakhir dari Kyla yang dibaca Jihoon kurang lebih seperti ini:
GRUP ANAK CANTEK
Kyla cantik temen gue
NAY! BURUAN LO KESINI SEKARANG!
GUE UDAH NYURUH SOMI BUAT NGIKUTIN HARU SAMA UNCUK
MEREKA KABUR LEWAT PINTU BELAKANG
GUE TUNGGU LO DI TEMPAT PARKIR MOBIL GUE TADI
CEPETAN BANGSAT!!!
JANGAN BILANG LO KETAWAN!
NAYAAAA LO GOBLOK APA GIMANA SIH!
WOY!
Read by 2
Hanaya yang mengetahui chatnya dibaca oleh Jihoon langsung meninggalkan Jihoon begitu saja. Namun, Jihoon mengetahui kepergian Hanaya dan terus mengikutinya. Hanaya berusaha berlari sekencang mungkin. Namun, ia tidak bisa berlari dengan cepat, akibat luka cedera yang dimilikinya saat SMP.
"Gue tau lo kesakitan, berenti kenapa sih?" kata Jihoon yang sudah memegang tangan Hanaya. Jihoon mulai menenangkan Hanaya yang sudah kesakitan dan menangis.
"Gue cuman pengen Haru nggak kenapa-napa"
"Bahkan, dengan lo nolongin Haru kaya gini, lo yang malah luka. Haru ngejaga kakaknya malah kakaknya jadi sakit, nggak lucu, kan? Temen kita banyak, lo santai aja"
"Lo ngga tau kan rasanya khawatir sama adek sendiri? Yaudah lah, diem aja kalo ngga tau. Udah jangan ikut campur urusan gue"
Jihoon membiarkan Hanaya pergi, kemudian, Jihoon berteriak kepada Hanaya, sebelum akhirnya ia kembali ke tempat ia dihukum tadi.
"SALAH YA, KALO GUE KHAWATIR SAMA LO?" teriak Jihoon yang tentu saja masih bisa di dengar oleh Hanaya. Dikarenakan, suasana sekolah saat itu sepi sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAKUAN HARUTO [✔️] END
Kurzgeschichten"Tadi main dulu Pa. Maaf Pa, adek nggak inget waktu" "Iye kagak elah, marahan amat sih jadi orang. Pantes aja bang Daniel nggak nembak-nembak elu, orang galak begini" "Ck, ganggu aja sih mereka. Padahal gue sengaja nggak bukain pintu" "Liat deh, nta...