Kyla yang melihat Hanaya dari kejauhan mulai menjalankan mobilnya dan mulai memanggil Hanaya.
"Nay! Lo kenapa lama banget sih?"
"Sorry, Kyl. Kaki gue tiba-tiba sakit"
"Hah? Tapi, lo gapapa?"
"Gapapa kok, ayo jalan"
Di tengah perjalanan, Somi menelepon Hanaya. Hanaya yang mengetahui itu langsung mengangkat dan menekan tombol speaker, agar Kyla dapat mendengar.
"Nay! Parah, Haruto sama Uncuk udah di tempat anak Mdk. Banyak anak Mdk mereka cuman berdua doang"
"HAH! TERUS GIMANA? KATA JIHOON BAKAL BANYAK YANG BANTU? KENAPA JADI BERDUA DOANG?"
"Gue nggak tau gimana pastinya, tapi ini baju Uncuk udah di tarik-tarik sama geng-annya si Gavin. Gavin juga lagi berantem sama adek lo. OMG! GILA! HARUTO BEDARAH-DARAH NAY. GUE MAU KABUR DULU, GENG-AN GAVIN NYADAR"
"Som! Halo? Alamatnya dimana? Halo? Somi?" Hanaya sangat khawatir dan hanya bisa berdoa. Somi yang berkata seperti itu, langsung mematikan sambungannya. Bahkan, Hanaya tidak mengetahui dimana letak mereka bertengkar.
"Kyl, gimana dong, kita kalah start. Ini salah gue, coba tadi nggak dihadang Jihoon, ini nggak bakal kejadian. Gue takut adek gue kenapa-napa" Hanaya mulai menangis dan Kyla mulai berpikir mencari jalan keluar.
"Jihoon tau lo mau ngegagalin ini?"
"Tau, bahkan tadi dia ngomong gini ke gue 'Salah ya, kalo gue khawatir sama lo?' kaya gitu"
"Serius? Yaudah kita pergi ke warung Mang Kibo aja, Nay. Lagian mereka udah berantem, tunggu aja kabar baiknya" sejujurnya, Kyla juga was-was berbicara hal seperti ini. Ia tau bahwa Hanaya sangat sayang dan khawatir sekali pada adiknya. Rencananya juga sudah gagal dari awal. Mau bagaimana lagi?
"Yaudah deh, gue ngikut aja" kata Hanaya yang sudah lemas.
Sesampainya di warung Mang Kibo, banyak sekali anak SMA Merdeka, Garuda 02, dan SMK Musikal. Saat Hanaya kesana, banyak sekali laki-laki sebayanya yang melihat dirinya dan Kyla. Bahkan, ia juga hampir mengenali siapa saja mereka. Namun, tidak kenal dengan akrab. Tiba-tiba saja, ia di datangi oleh kawanan anak SMA Merdeka.
"Wih ada anak Garda nih, Cewek lagi" ucap anak SMA Merdeka, yang name tagnya bernama Jevan Naufal.
"Nyalinya gede bener, gatau aja banyak yang nyari mangsa disini" kata temannya menambahi, name tagnya bernama Hanindra Chandrawinata.
"Mau apa?" tanya Hanaya to the point.
"Hanaya Naqiva Hartono, anak Garda, kakak kandung dari Haruto yang lagi berantem sama Gavin anak Mdk. Boleh juga, lo cantik. Pantes aja si Daniel kesemsem sampe rela mati di tangan anak Mdk demi kesayangannya yang malah bolos sekolah" ucap Jevan sambil meremehkan Hanaya.
"Mau lo apa! Lagian alay bener sih, Daniel nggak bakal mati kali!" teriak Hanaya yang sudah berdiri di depan lelaki itu. Kyla hanya menarik-narik Hanaya agar tidak membuat keributan.
"Mau gue? Mau gue cuman kenalan doang sama lo, galak bener. Emang bener ya, cewe cantik selalu galak. Termasuk lo, tapi gue suka. Ada adrenalinnya"
"LU KIRA GUE ROLLERCOASTER, PAKE ACARA ADRENALIN SEGALA. DIMANA ADEK GUE!!"
"Gatau, kok tanya gue sih"
"Ck, lo kalo nggak ngasih tau gue tim-"
"Ikut gue, gue tau. Kyla! Lo pergi dari sini!"
"Felix? Lo kok ada di Ind-?"
"Nanyanya nanti aja, ntar adek lo makin nggak karuan rupanya"
"Nih helmnya dipake, udah bisa ngeclip helm kan?"
"Iya bisa"
Akhirnya, Hanaya dibonceng Felix ke lokasi tempat bertengkarnya anak Mdk dan Garda. Sedangkan, Kyla mengikuti mereka dari belakang. Felix menyetir seperti pembalap. Hanaya berkali-kali memejamkan matanya, karena takut. Bahkan, ia bergumam bahwa selama di Ausie Felix belajar menjadi pembalap bukan melanjutkan studinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAKUAN HARUTO [✔️] END
Short Story"Tadi main dulu Pa. Maaf Pa, adek nggak inget waktu" "Iye kagak elah, marahan amat sih jadi orang. Pantes aja bang Daniel nggak nembak-nembak elu, orang galak begini" "Ck, ganggu aja sih mereka. Padahal gue sengaja nggak bukain pintu" "Liat deh, nta...