"Cepet juga kalian nyampe sini? Udah siap lo, buat battle sama gue?" tanya Gavin yang meremehkan Haruto dan Daniel.
Bisa dilihat bahwa Haruto dan Daniel sudah emosi dengan Gavin. Sayangnya, mereka tidak ingin main kasar terlebih dahulu. Ada saatnya mereka menyerang, karena, tidak memungkinkan juga mereka berdua dengan tangan kosong, menyerang kawanan Gavin yang sudah berkumpul seperti ingin perang 45.
"Jangan ganggu kakak gue" ucap Haruto garang.
"Oh, Hanaya ya namanya? Anak paduan suara Garda yang pernah naksir gue. Gimana perasaan lo, Niel? Hanaya pernah suka sama gue nih. Hahahahaha" ejek Gavin yang membuat Daniel sedikit emosi.
"Kalo lo nggak nyelakain Fawnia, lo nggak bakal kaya gini! Lo tau kan, siapapun yang nyakitin dia, bakal berurusan sama gue, termasuk lo!" tiba-tiba saja, aura Gavin berubah menjadi dark mode.
Tiba-tiba, kawanan Gavin menarik baju Daniel, yang membuat sang empunya tidak memiliki keseimbangan, alias oleng. Tentu saja Haruto terkejut. Saat itu juga, Gavin menghantam pipi dan bibir Haruto dan menciptakan percikan darah segar yang keluar dari ujung bibirnya.
Tak tinggal diam, Haruto dan Daniel langsung menghantam mereka, walaupun mereka kalah, sebenarnya, hal ini sudah menjadi taktik permainan anak Garda secara turun-temurun. Mereka akan meminta bantuan geng anak-anak Garda lain yang sudah sering tawuran.
Saat itu juga, Aji, teman geng Gavin melihat mobil Somi yang terparkir dengan jelas disana. Sudah bisa dibayangkan, bagaimana kebodohan Somi memarkirkan mobilnya dengan jelas. Langsung saja, Aji menghampiri mobil Somi. Namun, Somi yang melihat itu, langsung menyalakan mobilnya dan pergi begitu saja.
"Vin, ada yang cepu!" teriak Aji.
"Hah! Kok bisa?" heran Gavin.
"Ada yang tau kita berantem" tambah Vero.
"Oh ada yang mau minta tolong sama pahlawan kesiangan nih? Siapa? Lo pasti ya?" tunjuk Gavin kepada Haruto yang sudah babak belur.
"Atau lo?" kemudian menunjukkan Daniel yang sama-sama babak belur.
"Kita tinggalin aja mereka disini, kita pergi. Oiya, pertarungan kita belum selese sampe sini bro. Minggu depan, temuin gue di sirkuit. Lo harus lawan gue, atau kakak lo bakal jadi taruhannya"
"Kakak gue nggak boleh kenapa-napa! Bangsat lo!"
"Wih berani lo!" 1 hantaman keras mengenai rahang tampan Haruto.
"Jangan lupa minggu depan ya, gue tunggu. Nggak sabar nih gue"
Haruto dan Daniel yang berada disana hanya kesakitan dan menelepon semua teman-temannya. Mereka butuh pertolongan, mereka juga butuh jalan keluar untuk masalah ini. Siapa sangka, dari hal kecil malah menjadi sebesar ini. Sayangnya, Gavin sudah sangat murka apabila itu menyelakai kembarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELAKUAN HARUTO [✔️] END
Short Story"Tadi main dulu Pa. Maaf Pa, adek nggak inget waktu" "Iye kagak elah, marahan amat sih jadi orang. Pantes aja bang Daniel nggak nembak-nembak elu, orang galak begini" "Ck, ganggu aja sih mereka. Padahal gue sengaja nggak bukain pintu" "Liat deh, nta...