Bab 16 - Jangan Berteman Dengannya

3.2K 362 151
                                    

Jangan Berteman Dengannya


"Parah, Bro, lo mau mati kenapa nggak bilang-bilang?" Nugie.

"Iya, Bro. Walaupun lo mau mati, lo harus pamitan dulu sama kita." Wiki.

"Besok-besok, kabarin dulu kalau mau mati. Lo masih punya utang ke gue." Ramli.

Awan turut berduka atas tewasnya akhlak ketiga sahabatnya ini.

"Tapi, ntar kalau lo mati, lo mau dibawain bunga apa, Bro? Bunga bangkai sih, yang paling cocok buat lo," lanjut Nugie.

RIP akhlaknya Nugie.

"Kalau suatu hari nanti kalian mati, gue bakal tebarin seledri sama bawang goreng ke makam kalian. Biar jadi bakso kalian semua!" sembur Awan.

Seketika ketiga teman Awan terbahak-bahak.

"Gue kuahnya dikit," pesan Ramli.

"Gue yang pedas banget," tambah Wiki.

"Oke, gue pesan bakso dulu." Nugie mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi ojek online.

Awan geleng-geleng kepala.

"Lo mau bakso kerang, Bro?" tawar Nugie dengan kurang ajarnya. "Mumpung lagi di rumah sakit, kalau ada apa-apa kan aman. Lumayan, jalan-jalan bentar ke alam sana."

Awan mengangkat tendangan ke mulut Nugie, tapi Nugie mundur dan tergelak.

"Awan emang greget. Jauh-jauh mau pergi ke alam sana, eh ditolak, disuruh balik ke sini lagi," kata Wiki.

"Ya, soalnya masih ada utang sama gue," sahut Ramli.

Mereka bertiga kembali tergelak. Lalu, terdengar deheman keras dari sofa di sisi ruangan. Awan dan ketiga temannya menoleh ke sana. Adel menatap tajam ke arah mereka.

"Kalau kalian udah selesai, kalian boleh pergi. Dia masih butuh istirahat," tukas wanita itu.

Ketika ketiga temannya menatapnya, Awan menjawab, "Nggak usah didengerin. Kita jangan temenan sama dia, pokoknya."

"Tapi, kan baru kapan hari kita temenan sama dia," sebut Ramli.

"Cancel," jawab Awan. "Nggak usah ditemenin. Dia nyebelin."

Ketiga temannya kompak mengangguk menyetujui.

"Kalian mau pulang sendiri atau aku usir?" Kalimat bernada peringatan dari Adel itu membuat ketiga teman Awan panik.

"Bro, gue balik dulu, ya, lupa tadi masak," kata Wiki. Padahal dia baru dari kampus.

"Gue juga, lupa tutup pintu rumah," timpal Nugie yang juga baru pulang dari kantor ketika mampir ke sini tadi.

"Gue disuruh Babeh pulang, waktunya mandi sore," kata Ramli. Ini alasan paling masuk akal.

Lalu, ketiga temannya itu buru-buru pergi. Awan menoleh sebal pada Adel.

"Apa?" tantang Adel.

Awan melengos kasar, lalu berbaring dan memutar tubuh memunggungi Adel. Awan tidak mau berteman dengan Adel.

***

Adel memijat pelipisnya. Sudah ia pusing karena desain kafe barunya, ini masih harus menghadapi Awan berulah pula. Sebenarnya, meski pria itu tak mau memberitahukan pada Adel tentang alergi atau riwayat penyakitnya, Adel bisa mencari tahu sendiri. Sebenarnya, hari ini tadi ia sudah meminta medical check up untuk Awan. Pria itu saja yang tidak sadar. Dia hanya berpikir itu pemeriksaan karena alerginya.

Marriage For Sale (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang