Bab 27 - Hati yang Sudah Jatuh

3.5K 381 70
                                    

Hati yang Sudah Jatuh

Begitu Adel keluar dari apartemen Awan, ia tak langsung pergi ke apartemennya. Ia berdiri di tengah koridor, menatap dinding putih di depannya. Kembali terngiang semua kata-kata yang ia lontarkan pada Awan. Adel memejamkan mata.

Ia hanya ... tak tahu harus melampiaskan kemarahannya pada siapa saat ini. Tiba-tiba kakeknya meneleponnya, menanyakan apakah Adel sungguh membayar Awan untuk menikah dengannya. Kakeknya menyebutkan tentang webtoon yang ditulis Awan. Tak cukup hanya sampai di situ, keempat sepupunya menelepon hanya untuk mengolok dan menertawakannya. Belum lagi rumor-rumor di luar sana yang ditanyakan Siska padanya tadi.

Adel mengerang dan menjambak rambutnya sendiri, frustrasi. Saat itulah, pintu di belakangnya terbuka, lalu didengarnya suara Awan,

"Aku harus gimana buat memperbaiki ini semua?"

Adel menarik tangannya turun dan menarik napas dalam. Ia harus tenang dan berpikir dulu. Masalah ini tidak akan selesai hanya dengan ia melampiaskan amarahnya pada Awan. Adel kemudian berbalik.

"Apa yang bisa kamu lakuin?" tanya Adel dingin. "Apa kamu bahkan sempat mikir hal kayak gini akan terjadi kalau kamu gambar cerita itu?"

Awan mengangguk. "Aku pernah ngebayangin situasi ini."

"Dan kamu tetap publish cerita itu?" sinis Adel.

"Karena kita nikah bukan karena itu," sebut Awan. "Di mata orang-orang, kita nikah karena cinta, kan?"

Adel mengerutkan kening. Ya, memang.

"Aku gambar cerita itu cuma terinspirasi sama keluargamu. Karena cerita itu pasti lucu. Itu alasan yang akan aku kasih ke orang-orang. Toh, kenyataannya, di mata orang-orang, kita saling jatuh cinta, kan?" sebut Awan. "Jadi, cerita itu cuma fiksi, dan di dunia nyata, kita jatuh cinta. Meski buat kita berdua, kenyataannya justru sebaliknya. Apa aku salah?"

Ya, memang benar. Apa yang dikatakan Awan tidak salah.

"Kalau kamu kelabakan cuma karena cerita itu, itu nunjukkin kalau cerita itu benar. Semua rumor juga gitu, kan? Kalau kamu terganggu, bisa berarti rumor itu benar. Tapi, kalau rumor itu salah, kamu bisa cuekin aja. Bukannya seharusnya gitu?" sebut pria itu.

Ya. Adel pun selama ini selalu begitu. Jika rumor itu salah dan Adel mendiamkannya, rumor itu akan mereda dengan sendirinya. Justru dengan bereaksi seperti ini, rumor di luar sana akan semakin kuat. Toh, tidak ada buktinya. Tak ada bukti jika Adel membayar Awan. Selain kontrak dan ketiga teman Awan.

"Kalau kamu ngerasa rumor itu merugikan, kamu bisa konfirmasi ke media. Bahkan meski aku harus dites kebohongan, aku bisa dengan percaya diri bilang kalau aku cinta sama kamu. Kalau itu bisa jadi bukti, aku akan ngelakuin itu," ucap Awan dengan penuh keyakinan.

"Kamu seyakin itu kebohonganmu nggak akan kedeteksi?" cibir Adel.

"Ya," jawab Awan.

"Kalau gitu, jatuh cinta sama aku, gimanapun caranya. Kamu harus jatuh cinta beneran ke aku. Itu bisa jadi bukti kalau cerita yang kamu gambar itu nggak nyata," ucap Adel.

"Kalau itu yang kamu butuhin, ya, aku akan jatuh cinta ke kamu," ucap Awan tanpa ragu.

"Aku nggak butuh itu. Orang-orang yang butuh itu. Jadi, lakuin itu buat memperbaiki kesalahanmu." Setelah mengatakan itu, Adel pergi ke apartemennya. Tentu saja, ia membanting pintu ketika menutupnya.

***

Awan duduk di sofa ruang tamunya, menatap kosong ke arah langit lewat dinding kaca apartemennya. Jatuh cinta pada Adel? Tanpa disuruh pun Awan sudah jatuh sendiri.

Marriage For Sale (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang