08. Helped

147 27 0
                                    

Happy reading

Flash back off // kembali ke Sudut pandang semula.

.


Dia melepaskan pelukannya, aku diam terpaku, tak tahu harus berbuat apa.

"kakimu.." katanya sambil melirik lututku yang berdarah sedikit, akibat terjatuh tadi.

Dia berbalik sambil berjongkok, "ayo naik" katanya lagi setelah itu.

"mau apa kau?" tanya ku datar.

"sudah.. Naik saja, kaki mu pasti sakit, jadi aku akan menggendongmu"

Akupun berdiri, dan kaki ku tidak terasa sakit sama sekali "tidak usah, aku akan berjalan saja" lalu aku berjalan menjauh.

"kau keras kepala-"

"kyaaa.."

kali ini aku terkejut, saat dia tiba tiba menggendongku di depan dengan cepat. "turunin gak" suruhku sambil menatap mukanya, datar.

"gak"

"aku marah" masih datar.

"boong.. "

"marah"

"gak marah tuhh"

"nii-..   Marah gimana?" aku tak pernah merasakan yang namanya marah.

"aish.."

.
.


Dan.. Disini lah aku berada sekarang, di gendong belakang oleh seorang pria yang tak pernah aku sebut namanya, yang selalu menawariku bekalnya, namun tak pernah aku makan walau hanya segigit.

Dia memaksaku.

"kau benar tidak apa apa menggendong ku?" tanya ku padanya.

"tentu saja tidak" jawabnya.

"kau kan juga terluka, lihat saja bibirmu berdarah" kataku dengan datar. Entahlah, tapi aku tidak bisa lepas dari nada suara ini.

"ah, itu tidak masalah. Hanya luka kecil"

"emm.."

"aku harus cepat, kau pasti kedinginan" katanya, lalu berlari sedikit.

Hujan memang sudah berhenti. Tapi tetap saja masih sangat dingin karena ini sudah malam.

"makasih" ucapku.

"haha.. Iya, kau tidak perlu berterima kasih" ujarnya.

"kenapa?"

"karena itu sudah tugasku"

"tugas?"

"iya.. Untuk melindungimu dari apapun"

"siapa yang memberimu tugas itu?"

"takdir"

Hahh? Itu tidak masuk akal, atau hanya aku saja yang tidak mengerti.

"heii.."

"kenapa?" tanya anak ini setelah aku memanggilnya.

"hidungmu berdarah" datar~

Paper Umbrella ¦ Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang