22. 10.000 Hours

78 20 1
                                    

Happy reading

.
.
.

"hahh.. Akhirnya bersih dehh" kata jungwoo menghembuskan napas, tapi bukan menghembuskan napas terakhir.

"capek" eluhku.

"pulang yuk, capek"

"tapi beresin dulu ini"

"udah gak usah"

"nanti di marahi loo"

"kalo ada yang marahin, bilang sama jungwoo"

"hilih sokk"

"dasar, udah berani yaaa.." jungwoo mencubit hidungku.

"a.. Awww"

"hahaha.. Merah idungnya"

"ih, sakit" datar~

"-_-"

"ah, udah.. Beresin dulu baru pulang. Aku gak mau di hukum"

"dibilang gak usahh"

Anak itu keras kepala, aku pun mendekat dan berisik di telinganya "ada cctv loo" bisikku.

"ouh.. Iya juga yaa, Ayok beresin"

Anak ini aneh, benar benar aneh.

.
.

Akhirnya semuanya udah di beresin, tapi bukannya pulang seperti yang di inginkan tadi, Kita malah ke rooftop untuk beristirahat sambil memakan es krim yang di beli di warung.

"uwahh.. Enak ni di sini sore sore, liat sunset" kata jungwoo.

Aku hanya diam sambil menatap langit sore yang indah, duduk di tembok pembatas bersama jungwoo. Ini adalah sore yang paling indah..

"kau tahu.. Aku suka kau" ucap jungwoo tiba tiba, sambil menatapku.

"tau" tapi aku tidak membalas tatapan itu, masih melihat langit.

"mau gak jadi orang yang spesial di hidupku" tanya dia.

"gak, gak tertarik" jawabku datar, padahal.. Aku tidak mengerti ucapannya.

"beneran?"

"iyaa.."

"jangan nyesel yaa.. "

"oke 👌"

"-_-"

"kamu tau gak jungwoo"

"apa?"

"kamu ituu.. Kayak matahari"

"hah?"

"kau sudah menyinari hidupku, membuatnya lebih terang, lebih bercahaya, padahal.. Awalnya yang aku lihat hanya ada kegelapan, kesunyian, bagaikan malam.. "

Paper Umbrella ¦ Kim JungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang