"terimakasih sudah menganggapku ada"
-jungwoo
Happy reading
♥.
.
."ouh iya, kata doyoung kamu kerja nganter koran?" tanya ku padanya yang masih di boceng.
"doyoung? Kamu kenal dia?" dia balik bertanya dengan ekspresi terkejut, masih menggoes sepedanya.
"iya, waktu itu aku ketemu sama dia, terus dia cerita cerita tentang kau" jawabku, apa aku terlalu jujur?
"BENARKAH? DIA CERITA APA AJA?!" dia memberhentikan sepeda untuk kedua kalinya, lalu menoleh kebelakang.
"yaa.. Gitu, emang doyoung itu siapa kamu?" tanya ku lagi.
"dia teman ku dari kecil, sekolah juga bareng"
"berarti dia sekolah di sekolah yang sama denganku?"
"engk, kan waktu itu aku pindah.."
Aku ber-oh, dan tidak berkata apapun lagi, lalu dia mulai menggoes sepedanya.
(jungwoo : dia gampang manggil nama doyoung, kenapa kalau aku harus berjuang mati matikan dulu :( )
.
Kita sampai di depan rumahku "aku mau ikut kau mengantar koran boleh?" aku ingin mencoba mengantar koran.
"engak.. Nanti kamu di marahin orang tuamu" jawabnya.
"tapi orang tuaku tidak peduli denganku.." kataku datar..
"gak mungkin lah, setiap orang tua juga pasti khawatir sama anaknya"
"tapi orang tuaku tidak, mereka hanya mementingkan pekerjaan dibandingkan diriku" aku menatap ke arah rumahku yang pasti sangat sepi di dalam sana.
"tapi mereka bekerja juga untukmu kan?"
"yaa.. Tapi setidaknya, mereka terlalu kegilaan uang"
Dia tersenyum kecil "coba aja kau bicarakan baik baik dengan orang tuamu"
"mereka pasti sibuk"
"klo mereka ada waktu, omongin aja"
"iyaa.."
Kemudian bibi keluar dari dalam rumah. "nohh.. Mamahmu nyariin" katanya setelah melirik ke arah bibi, tapi kenapa dia menyebut kalau bibi itu mamahku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Umbrella ¦ Kim Jungwoo
Любовные романы"Hanya sebuah cerita tentang payung kertas yang begitu rapuh, yang tak bisa menahan derasnya hujan" - sunny 2020 "bolehkah aku minta satu permintaan? Aku hanya ingin kau menyebut namaku, sangat simple...