Sesampainya di dalam sebuah ruang pribadi milik Vano, Chila hanya terdiam setelah kejadian yang terjadi beberapa menit yang lalu.
"syng"
kata Vano memanggil gadisnya, memegang tangan kanan Chila, Chila pun tersadar dari lamunan yang sedang melanda dirinya."eh-"
kata Chila kaget, Chila menarik tangan nya untuk tidak di pegang oleh sang kekasih baru nya."kamu knp syng?"
kata Vano bertanya menatap gadisnya Chila yang langsung melepas genggaman tangan dari Vano."hm-gapapa ko"
kata Chila gugup karna merasa takut dengan kejadian yang Chila lihat beberapa menit yang lalu."km takut ya sama vano?"
kata Vano bertanya menyadari kalau Chila merasa takut berada di dekat dirinya, mata Vano sudah berkaca kaca menatap Chila dengan pandangan sedih, Chila yang melihatnya jadi kelimpungan sendiri melihat sikap Vano berubah ubah, yang tiba tiba saja berubah kalau sudah di depan Chila."eh-bukan gitu ko"
kata Chila mengelak yang melihat sang kekasih yang beberapa menit yang lalu begitu menyeramkan berubah menjadi 'childish dan snagat manjaa'."maafin Chila ya Vano, Chila ga bermaksud ko bikin Vano nangis"
kata Chila sambil menundukkan kepalanya merasa bersalah dan tidak berani menatap mata kedua bola mata Vano."ko kamu malah minta maaf, seharus nya aku yang minta maaf karna bikin kamu jadi takut sama aku"
kata Vano sambil memegang kedua tangan gadisnya untuk menenangkan Chila supaya tidak perlu takut terhadap Vano."maafin aku ya, aku tadi ga suka milik aku di tatap sama laki laki manapun kecuali aku sendri, mereka natap kamu penuh dengan tatapan takjub aku ga suka milik aku di tatap kaya gitu, aku ga suka kamu di tatapan begitu intends sama mereka"
kata vano Possessive sambil memeluk Chila dengan eratt."Chila gapapa ko"
kata Chila yang sudah mulai tenang."jangan nundukin kepalanya dong sayang, kepalanya naikin, aku mau lihat muka kamu yang imut itu"
kata Vano sambil menaikkan dagu gadisnya, Chila."di situasi melow gini masih sempet sempet aja si gua gombal
Ucap batin Vano terkekeh kecil di dalam hati nya."nah gini kan imut pacar aku"
kata Vano sambil tersenyum menatap gadisnya, pipi Chila sudah berubah menjadi kepiting rebus bisa di bilang pipi Chila merona menjadi warna pink muda."loh ko pipi kamu jadi merah merona gitu si sayang"
kata vano menggoda gadisnya lagi, membuat Chila salah tingkah."ihh apaansii Vano"
kata Chila malu sambil salah tingkah di tatapan terus meneruss oleh Vano."ciee pacar aku malu nih yee"
kata Vano sambil menoel noel pipi Chila yang tembeb, yang masih memerah merona seperti kepiting rebus."ihh vano, Chila malu tau"
kata Chila sambil menutup wajah Chila."ko di tutup si sayang, muka kamu kan imut banget aku suka lihat nya bikin aku makin tambah cinta"
kata Vano membuat Chila bertambah merona di bagian kedua pipi nya."Chila malu tau, Vano nya si buat pipi Chila merah kaya tomat"
kata Chila yang masih menutup wajah cantik nan imut milik Chila dengan kedua tangan mungil nya."aku suka banget kalau liat pipi kamu merah merona kaya tomat"
kata Vano yang menarik kedua tangan gadisnya untuk tidak menutupin pipi cubby milik Chila yang sangat imut di mata Vano."nahh gini kan lebih cantik dan tambah imut"
kata Vano sambil tersenyum, Chila menunduk kepalanya yang masih merasa malu."syng"
panggil Vano sambil menaikkan dagu gadisnya, Chila."nanti pulang sekolah aku anter pulang ya"
kata Vano, itu bukan sebuah pertanyaan melainkan sebuah perintah yng harus di iya'kan."ydh Chila mau"
kata Chila mengikuti ajakan dari Vano ya walaupun sebenarnya tetap saja Vano akan mengantar Chila pulang sampai depan gerbang rumah milik Chila."Kalau gitu Chila balik ke kelas dulu ya Vano, soalnya udah bell masuk"
kata Chila mengganti topik untuk meminta Izin ke bali ke dalam kelas dan melanjutkan pelajaran."ihh syng jangan pergi, di sini aja sama aku"
kata Vano merengek manja sambil memeluk pinggang gadisnya dengan sangat eratt."Tapi vano-"
kata Chila terpotong dengan ucapan Vano"Chila ga sayang samq Vano yaa?, hikss hikss Chila mau tinggalin Vano sendiri hikss"
kata vano yang sudah menang is mengeluarkan air mata nua sambil sesegukan, tapi tetap masih memeluk lengan Chila dengan bertambah eratt."bukan gitu maksud Chila-"
kata Chila, lagi dan lagi Vano memotong perkataan Chila."yaudah pergi aja Chila sana, yang jauh ga usah temuinn Vano lagi, sana pergi yang jauhh"
kata vano marah dengan suara sesegukan menahan tangis, mendorong Chila sampai terjatuh ke lantai.Chilw menatap Vano dengan tatapan terluka, tapi sebisa mungkin Chila menghilangkan rasa terluka yang sudah Vano lakukan terhadap dirinya.
"beneran Chila boleh pergi?"
Kata Chila bertanya berdiri sendiri yang masih sbaar menghadapi sikap arogan yang di miliki Vano, Vano hanya terdiam menatap Chila dengan tatapan datar."Kalau emang Vano mau nya begitu Chila si gapapa"
Ucap batin Chila berbicara walaupun di dalam hati Chila manahan rasa kecewa."yaudah sana pergi dari sini, ga usah temuinn Vano lagi"
kata Vano marah sambil mendorong punggung Chila untuk keluar dari ruangan nya, chila terjatuh dari tempat duduk yang vano dan chila duduk, chila menatap vano dengan tatapan kecewa untuk kedua kali nya baru saja Chila di dorong oleh Vano dan sekarang Vano mendorong dirinya lagi sampai terjatuh di lantai."Kamu jahat banget vano, kenapa kamu malah ngusir Chila dengan cara begini, kalau emang Vano ga suka Chila di deket Vano oke fine Chila ga akan deket deket Vano apalagi bicara sama Vano"
Ucap batin Chila benar benar kecewa menatap vano dengan tatapan ga menyangka dan sangat kecewa"yaudah kalau itu mau nya Vano, Chila bakal keluar dari ruangan ini dan ga bakal temuinn vano lagi, kalau pun kita ketumu Chila ga akan sapa atau bicara sama Vano"
kata Chila final, berdiri dan langsung keluar dari ruangan pribadi Vano berlari kecil sambil menahan air mata yang sudah di ujung tanduk, Vano yang mendengar gadisnya berbicara begitu merasa sangat bersalah dan frustasi."Argghhhhh Goblok lo Vano lo ngapain marahin gadis lo sndri tolol, idiott"
amuk Vano pada dirinya sndri, Vano sangat sangat menyesal dengan tindakan kekanak kanakan yang di miliki oleh dirinya."GA, GA, KAMU AKAN SELALU JADI MILIK AKU CHILA PUTRI ADINDA"
kata Vano berteriak di dalam ruang pribadinya untung saja ruangan pribadi Vano kedap suara jadi Vano bisa sepuasnya berteriak sekenceng bagaimana pun yang Vano inginkan ga akan kedengaran sampai keluar dari ruangan pribadi yang di miliki khusus untuk Vano anak pemilik sekolah terkenal di Jakarta Selatan."ARGGGHHHHHHHH SIALLAN LO VANO"
kata Vano berteriak untuk dirinya sendri sambil merusakan semua benda benda yang berada di sekitar dirinya.Lagian si jadi cowo ga bisa tahan emosi🙄
~Author~Udh ada KONFLIK mini,,,,,,,🍻
Jangann lupa follow account wp author💛💃💃
Jangann lupaa Vote💛💃💃💃💃
[Kelar di revisi💫]
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Vano (END)
Roman pour AdolescentsKedatangan mu memberikan warna di hidupku, setiap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, dan akan seterusnya, membuatku sangat sangat takut untuk kehilangan mu sayang, aku berjanji siapapun yang menyentuh milikku akan ku bunuh dengan kedua tangan ku...