Apakah mencintaimu adalah sebuah kesalahan?
Lalu bagaimana aku menebusnya?
Kalau harus melepasmu, itu bukanlah bukti bahwa aku mencintaimu Soobin
Baiklah. Mari kita lakukan, Choi Beomgyu. Kurasa aku tertarik padamu.
Namun, ketika kita usai, tidak ad...
Haii! Caa balik lagi. Buat dedek dedek yang masih -18 boleh kok di skip skip bacanya Hihi, maafkan Caa😭 Harusnya ini di post malem minggu :"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Duh ganteng banget ya, siapa yang ikutan ambyar?🖐️🖐️
Baiklah.. HAPPY READING!! ✨✨🌼🌼
Beomgyu mengetuk pintu putih dihadapannya. Memandang penuh frustasi lantai marmer dibawahnya. Kepalanya berputar hebat kala ia mendongakan pandangnya menatap sosok pria tampan yang membukakan pintu. Taehyun menuntun Beomgyu yang sudah hampir tidak sadarkan diri dan menjatuhkan tubuh keduanya di ranjang, melepaskan sepatu yang Beomgyu pakai dan membuka satu-persatu kancing kemeja yang dikenakan oleh Beomgyu.
Taehyun menyibakkan tirai gorden yang menghalangi pemandangan indah kota Seoul di malam hari. Kerlip lampu dibawah dan kerlip bintang dilangit tampak mengisi pengelihatan Taehyun. Taehyun mendudukan diri di sofa sembari menatap Beomgyu penuh arti. Menyesap sedikit demi sedikit batang rokok dengan menikmati asap yang memenuhi rongga pernafasannya. Mengepulkan asap dengan penuh rasa bangga, seolah dialah pemenang dari permainan memperebutkan segala hal yang harus menjadi miliknya.
Beomgyu mengerjapkan matanya, berusaha sekuat tenaga mengumpulkan kesadarannya yang sangat minim dan mendudukan dirinya di kasur, menatap Taehyun yang masih menikmati sebatang nikotin yang tersemat disela-sela jemari nya. Manik Taehyun yang menatap Beomgyu lekat seolah enggan melepaskan barang sedetik saja pribadi dihadapannya. Beomgyu yang terduduk tanpa atasan dengan wajah sendu adalah pemandangan elok dan langka yang menjadi candu bagi Taehyun.
Taehyun beranjak dari duduknya, mendekat ke arah Beomgyu yang masih memejamkan matanya, menyibakkan poni rambut Beomgyu yang menutupi dahinya dengan jemarinya. Tangan Taehyun terhenti tepat pada tengkuk Beomgyu lalu menariknya, mengantarkan birai keduanya untuk bertemu. Mendecakan kecapan demi kecapan yang memenuhi ruangan sunyi. Meraba inchi demi inchi bagian tubuh Beomgyu hingga menanggalkan satu persatu kain yang melekat pada tubuhnya.
Detikan jarum dari jam dinding yang senantiasa melesak maju menjadi saksi desahan demi desahan yang diserukan dari pergulatan keduanya. Luruhan peluh yang menetes menjadi bukti usaha keras Taehyun menghujam inti Beomgyu, dengan Beomgyu yang terus mengerang merasakan dirinya dipenuhi rasa nikmat. Hingga aktivitas keduanya terhenti kala Taehyun menghentak untuk terakhir kalinya dengan Beomgyu yang melengkungkan tubuhnya keatas merespon Taehyun yang mengakhiri pertempuran dengan dirinya. Lengguhan panjang dari keduanya menjadi tanda berakhirnya kegiatan panas yang baru saja terjadi. Taehyun jatuh mengambruk disisi kanan Beomgyu yang masih terengah hebat. Beomgyu menutup rapat netranya, merasakan dingin udara malam yang merambati tubuh telanjangnya. Taehyun lantas menarik selimut guna menutupi tubuh toples keduanya, mengecup singkat birai Beomgyu dan mengelus pucuk surainya.