Chapter 16

316 38 9
                                    

Seperti sore-sore biasanya, ketika senja mulai menghampiri. Sorot jingga pun mulai menghiasi sudut-sudut rumah yang kian menghangat. Namun, kediaman Beomgyu nampak berbeda kali ini. Tak seperti hari-hari sebelumnya yang hanya akan diisi oleh sesekali gonggongan anjing kecil Beomgyu dengan sang empunya yang hanya berada diatas ranjangnya. Berguling kesana kemari sembari memainkan ponselnya. Atau sekedar menyalakan televisi guna mengisi kesunyian yang menyerap seluruh kehidupan pada istana Beomgyu.

Nampaknya Soobin benar-benar membuat suatu masakan entah apa. Sebab Beomgyu yang sedang memasukan baju kotor Soobin kedalam mesin cuci, mencium bau bumbu-bumbu yang bergelut diatas penggorengan. Sejenak Beomgyu menghentikan aktivitasnya. Dirinya terdiam untuk sesaat, mencoba menerka-nerka apa yang hendak Soobin sajikan. Hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk menikmati setiap aroma yang melintas pada penghidunya.  Kembali melanjutkan aktifitasnya, menekan beberapa tombol mesin cuci dan segera beranjak guna menghampiri Soobin.

Sepertinya Soobin benar-benar memberikan seluruh fokusnya pada kegiatannya. Buktinya pria dalam balutan celemek bunga-bunga Beomgyu itu bahkan tak menyadari bahwa rumah Beomgyu kian menggelap. Sembari berjalan kedapur, Beomgyu sesekali berhenti untuk menekan saklar lampu. Kedua sudut bibirnya tertarik keatas kala mendapati Soobin yang memasak dengan sungguh-sungguh.

Diam-diam Beomgyu kembali terperosok dalam pesona karisma Choi Soobin. Surai kecoklatan Soobin yang masih sedikit basah terbelah dua menampakkan dahi indahnya. Kaos hitam polos yang membalut tubuh bidangnya dengan celana training panjang bermerk juga sandal rumah berwarna biru yang Soobin dapatkan entah dari mana. Kemudian raut wajahnya yang nampak serius namun tetap menenangkan, Beomgyu tidak dapat mengelak bahwa Soobin merupakan paket lengkap dari definisi kesempurnaan.

“lama sekali sih, dari mana saja?” ucap Soobin dengan netranya yang tetap terfokus pada telur yang sedang dipotongnya secara tipis-tipis.

Sebelum menjawab, Beomgyu mendudukan dirinya terlebih dahulu pada salah satu kursi yang berada pada meja bar dapur Beomgyu. “kau memasak apa?”

Soobin beralih memandang Beomgyu saat dirinya telah selesai memotong habis telur gorengnya. “aku kan sedang bertanya padamu” ucapnya yang kemudian menaburkan telurnya diatas roti beras yang sudah ia tuang pada mangkuk.

“aku juga sedang bertanya padamu” ujar Beomgyu enteng.

“kan aku duluan yang bertanya”

“kan tidak ada hukumnya yang bertanya duluan harus dijawab terlebih dahulu”

Soobin menatap Beomgyu jengah “aku memasak yang kau suka” ucap Soobin sembari membawa nampan yang berisi makanan yang telah ia masak.

“loh kenapa tiga porsi? Kau akan memakan keduanya?”

“ah aku lupa bilang padamu, kau tak apa kan kalau Yeonjun kemari? Aku harus mengerjakan tugas bersamanya” ujar Soobin

Beomgyu mengangguk “tidak apa-apa kok, lagi pula Yeonjun hyung sudah pernah kemari”

“benarkah? Kapan?” tanya Soobin

“dulu sih, saat aku harus mengambil gitarku yang ketinggalan saat akan tampil diacara kampus. Dia yang mengantarkan ku” jelas Beomgyu. “kau ingin minum apa? Aku punya susu almond kalau belum basi”

“sudah basi, tadi aku yang membuangnya. Kenapa sih kulkas mu jorok sekali? Kalau tidak bisa memasak ya tidak usah membeli bahan masakan. Kan jadi basi semua, kau ini”

Beomgyu mengerucutkan bibirnya bersamaan dengan kepalanya yang tertunduk lesu. “aku sebenarnya ingin belajar memasak agar kau tidak hanya memakan ramen, tapi kau tahu sendiri kemarin aku bahkan tidak bisa berbuat apa-apa” ucapnya

CONCENDO || SOOGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang