Deburan ombak memecah lautan. Hembusan anginnya semakin malam semakin membuat hawa dingin menusuk epidermis kedua cucu adam yang berdiam diri di bibir pantai. Mereka berdua masih berada disana, duduk salah satu batang dengan yang lebih tinggi menjadi sandaran pada mahkota tubuh pria yang lebih muda.
Hening adalah kata yang paling tepat menggambarkan suasana saat ini. Setelah dua jam lamanya mereka berada di pantai itu melakukan berbagai kegiatan penimbul tawa, kini keduanya hanya terdiam dengan gelayut pikirannya sendiri yang telah menerawang jauh entah kemana.
Setelah insiden Soobin yang mengajak Beomgyu menonton film, setiap hari selama satu bulan terakhir keduanya selalu bersama tanpa absen. Entah untuk pergi bermain atau hanya sekedar Soobin yang mengantarkan Beomgyu pulang, setiap hari mereka selalu menyempatkan untuk bertemu. Dan kini keduanya telah menghabiskan sore bersama menyisakan puing-puing kehangatan yang terbentuk dengan sendirinya.
"Soobin-ah" Suara Beomgyu menarik atensi Soobin, menolehkan kepalanya memandang pria disampingnya.
"kau tau, apa arti dari sebuah senja" tanya Beomgyu dengan netranya yang masih setia memandangi langit malam dengan taburan bintang.
"keindahan?" Soobin menjeda kalimatnya sesaat "saat semburat jingga mengambil alih segala sinar yang dipancarkan matahari."
Beomgyu menggeleng lirih "bagiku, senja itu adalah tentang kasih"
Soobin mengerutkan dahinya. Menatap penuh ketidak-mengertian Beomgyu yang masih menatapi langit dengan tatapan sendu. "kasih?"
"iya. kasih" Beomgyu membenarkan duduknya. Pandangnya beralih menatap Soobin. Sejenak menghirup udara dengan satu tarikan panjang dan menghembuskannya perlahan, ikut melepaskan sesak yang memenuhi dadanya.
"saat matahari tenggelam, kita harus mengikhlaskan kepergiannya, dan ketika bulan datang kita harus menyambut kedatangannya. Matahari mengisi hari-hari kita, namun ia tetap harus meninggalkan kita. Dan bulan datang untuk menemani malam kita, maka kita harus menerimanya. Kasih adalah tentang mengikhlaskan apa yang kita cintai, dan mencintai apa yang kita benci"
Soobin terhenyak. "kau membenci malam?"
"lebih tepatnya, aku benci dinginnya malam"
"dan kau mencintai siang"
Sesaat Beomgyu terdiam, berusaha meredam kecamuk dalam dirinya yang bergejolak hebat. Lalu dengan satu tarikan nafas, kata itu terucap terlampau lantang. "aku mencintai mu"
Soobin mematung. Waktu seolah berhenti berputar kala mendengar pernyataan Beomgyu. Jantungnya berdegup cepat. Soobin menatap Beomgyu dengan penuh ketidak percayaan. Sebuah kemustahilan yang ternyata sangat mudah terlontar dari bibir tipis pria berjaket hitam dihadapannya. Seolah nyawanya tercabut, dirinya dihantam dengan keterkejutan yang teramat sangat.
"Apakah mencintaimu adalah suatu kesalahan?" pertanyaan Beomgyu meluncur begitu saja dari bibir tipisnya. Jelas sekali itu ditujukan untuk pribadi bertubuh lebih besar darinya yang sedang menatapnya dengan sangat dalam.
"Lalu apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku?" satu pertanyaan lagi dari Beomgyu yang mampu membuat pribadi dihadapannya semakin diam dalam kekacauannya sendiri. Bukannya enggan untuk menjawab, namun ia benar-benar tidak mampu menimpali semua pertanyaan yang Beomgyu lontarkan kepadanya.
"Jika aku melepasmu itu menandakan aku tidak mencintaimu" suara Beomgyu kembali merengsek masuk kedalam indra pendengaran pria dengan balutan jaket putih yang malah mengamati Beomgyu dengan tatapan yang sulit diartikan.
Beomgyu tau benar, apa yang ia suarakan saat ini adalah sebuah kesalahan fatal yang akan membuat seluruh semesta menertawakan dirinya. Bagaimana bisa seorang pria normal mencintai seorang pria normal juga? Baik, mari anggap saja Beomgyu tidak normal. Namun bagaimana dengan Soobin? Jelas-jelas ia memiliki banyak mantan yang kelewat cantik.

KAMU SEDANG MEMBACA
CONCENDO || SOOGYU
FanfictionApakah mencintaimu adalah sebuah kesalahan? Lalu bagaimana aku menebusnya? Kalau harus melepasmu, itu bukanlah bukti bahwa aku mencintaimu Soobin Baiklah. Mari kita lakukan, Choi Beomgyu. Kurasa aku tertarik padamu. Namun, ketika kita usai, tidak ad...