Jumat pagi yang putih menyambut langkah demi langkah yang ditapakkan oleh pria bersepatu merah yang sedang melantunkan senandung kecil melalui bibir tipisnya. Hari ini suasana hati Beomgyu seperti pelangi enam warna. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila. Iya hanya enam. Karena tadi malam sebelum tidur, Soobin mengiriminya pesan bahwa sisa spektrum menakjubkan itu adalah Beomgyu sendiri. Beomgyu senang? Tentu saja. Buktinya Beomgyu yang selalu datang ke kampus dengan wajah tidak berekpresi, kini tersenyum lebar kelewat manis-juga menjawab sapaan demi sapaan yang mengarah kepadanya.
Nampaknya langit membaca suasana hati Beomgyu, terlihat beberapa burung melintas santai beterbangan kesana kemari, mencicaukan nyanyian merdu yang menambahkan kesan cerah taman fakultas. Tidak banyak manusia yang berkeliaran dikampus, mengingat hari ini adalah hari jumat, hanya sedikit mahasiswa yang memiliki kelas khusus dan beberapa memiliki janji temu. Salah satunya Beomgyu yang rela tidur panjangnya terpotong karena harus memberikan laporan keuangan organisasi yang diikuti olehnya. Berkecimpung pada organisasi band bukanlah suatu hal yang mudah. Untuk dapat menjadi salah satu bagiannya, Beomgyu harus mengalahkan ratusan mahasiswa pendaftar lainnya, tetapi mengingat darah seni yang mengalir disetiap aliran darah, membuat Beomgyu dapat dengan mudahnya lolos audisi menjadi gitaris dan diterima sebagai anggota bendahara.
Maka pribadi dalam jaket hitam dan celana jeans itu ingin menyempurnakan tanggung-jawabnya dengan menyerahkan laporan keuangan yang telah disusunnya dengan sepenuh hati. Mendengar petikan apik dari dalam studio membuat Beomgyu tersenyum samar. Diam-diam dirinya mengagumi permainan gitar yang terlantun kelewat indah yang dengan sangat sopan memasuki rungunya. Beomgyu memilih berdiam diri didepan pintu hingga keheningan kembali mengambil alih. Sejenak Beomgyu menghembuskan nafas perlahan sebelum akhirnya membuka pintu dan menjejakkan tungkainya melangkah masuk kedalam studio. Hawa dingin menerpa kulit wajahnya. Sudut bibirnya tertarik keatas kala pandangnya bertatapan dengan manik tajam milik manager bandnya.
“kenapa kau baru masuk?”
Beomgyu terkejut, seketika kedua alisnya terangkat tinggi. “oh? A-aku?”
“siapa lagi? Aku tau dari tadi kau mendengarkan aku bermain gitar, kan?”
“ahh, bagaimana kau tau hyung?” Beomgyu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lantas ikut mendudukan diri disofa.
Pria tampan disampingnya hanya mampu menatap jengah Beomgyu yang malah menatapnya dengan muka bodohnya. Lantas ia mengendikkan dahu guna menunjuk layar monitor yang menampakkan situasi lorong didepan studio.
“ahh aku lupa kalau kita memiliki cctv”
“ya.. ya.. kau selalu melupakan segala hal”
Beomgyu terdiam. Memilih untuk tidak menimpali kekesalan kakak tingkatnya. Bergerak membuka tasnya kecilnya dan mengeluarkan sebuah flashdisk putih. “Yeonjun hyung, ini laporannya”
Yeonjun memalingkan wajahnya, sejenak menatap netra Beomgyu lalu kemudian mengambil alih kuasa benda pipih dari tangan kurus Beomgyu. “akan ku periksa nanti” ucapnya sembari memasukkannya kedalam tas hitam miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONCENDO || SOOGYU
Fiksi PenggemarApakah mencintaimu adalah sebuah kesalahan? Lalu bagaimana aku menebusnya? Kalau harus melepasmu, itu bukanlah bukti bahwa aku mencintaimu Soobin Baiklah. Mari kita lakukan, Choi Beomgyu. Kurasa aku tertarik padamu. Namun, ketika kita usai, tidak ad...