Chapter 11

281 39 8
                                    

“kau ingin ramen apa?” Suara Beomgyu mengundang atensi Soobin.

“terserah kau saja” ucapnya enteng kemudian meneruskan aktivitasnya mengamati sudut-sudut rumah Beomgyu.

Beomgyu mendecak sesaat kemudian memandangi Soobin yang masih senantiasa berdiri. “kau suka ramen yang seperti apa?” tanyanya lagi sembari dirinya mendidihkan air dalam panci.

Soobin berbalik, berjalan mendekat kearah Beomgyu dengan kemudian membubuhkan kecupan singkat pada pucuk surai Beomgyu. “aku akan memakan apapun yang kau buat, sayang” ucapnya yang kemudian mendudukkan diri pada kursi meja makan Beomgyu yang tidak jauh dari dapur. Mengulum senyumnya pun pandangnya tak lepas dari sosok pria yang sedang berkutat dengan sedikit heboh dengan peralatan memasaknya.

Soobin tak mengerti, hal apa yang susah dari sekadar membuat ramen. Sepertinya Beomgyu nampak sangat sibuk disana. Jangan lupakan Beomgyu yang sudah mengenakan celemek bermotif bunga berwana merah, padahal dirinya hanya membuat semangkuk ramen, dengan tambahan kimchi dari dalam kulkas. Lagi pula Beomgyu menghidangkan kimchi itu masih tetap dingin, pun kimchi nya masih dengan wadah yang sama. Soobin gemas sendiri melihat tingkah Beomgyu yang seolah itu bukanlah suatu hal yang aneh. “padahal aku ingin membantumu” ujarnya kala Beomgyu meletakkan sajiannya dihadapan Soobin.

Beomgyu menatap Soobin jengah. “tidak usah. Kau hanya akan menghancurkan dapurku” ucapnya.

“kau hanya belum melihat bakat memasak ku” ucapnya yang kemudian mencicip kuah Ramennya. “oh ini enak, tidak sia-sia kau menggunakan celemek”

“kau mengejekku?”

“tidak sayang, hanya saja kau terlihat sangat cocok menggunakannya”

Beomgyu mengambil nafas besar sebelum akhirnya menelan segala kata-kata yang akan ia lontarkan. Memilih untuk menatapi Soobin yang memakan ramennya dengan lahap. Beberapa kali memergoki senyum miring ambigu yang Soobin tujukan untuk Beomgyu barangkali. Pun Beomgyu akan dengan senang hati menerima segala jenis senyum yang disuguhkan Soobin kepadanya.

“kau tidak makan?”

Selalu saja, Soobin kembali memergoki Beomgyu yang menatapinya hingga melamun. Tersadar akan kecerobohannya sendiri lantas dirinya menggelengkan kepala dengan kuat guna menjawab pertanyaan Soobin. Berusaha menata dirinya yang sejujurnya telah dipenuhi rasa malu. “aku sudah kenyang saat makan di kantin tadi” ujarnya dengan lebih memilih jendela sebagai tempatnya menjatuhkan pandangannya.

Soobin mengangguk singkat, kemudian melanjutkan acara mengunyahnya. “baiklah, aku juga tidak ingin membaginya denganmu” Soobin menjeda pembicaraannya. Kemudian meminum kuah ramen dari mangkuk dalam genggamannya. “ini, sangat lezat” dan dengan begitu berakhirlah acara makan siang sendirian Soobin yang ditemani Beomgyu.

Beomgyu bukanlah pribadi yang pandai berekspresi. Namun melihat Soobin yang menghabiskan kuah ramen dengan sekejap pun meminumnya langsung dari mangkuk membuatnya ternganga. Sungguh tak percaya bahwa kandidat manusia sempurna dikampus berlakon demikian dihadapannya. “kau benar-benar menghabiskan ramen mu seperti itu?” cercanya.

“memangnya kenapa? Kuah itu akan lebih nikmat kalau dihabiskan langsung dari mangkuknya” ucapnya yang kemudian mengambil segelas air yang telah disiapkan Beomgyu. “Sesekali cobalah”

Menggelengkan kepala kemudian berlalu meninggalkan Soobin, jelas Beomgyu akan berlakon demikian. Kendati dirinya masih ingin memandangi bibir Soobin yang memerah akibat panas kuah ramen yang dilahapnya, dirinya memilih untuk menyibukkan diri membersihkan peralatan dapur juga peralatan makan yang Soobin gunakan. Kemudian menyusul Soobin yang sudah lebih dulu mendaratkan pantatnya pada sofa hitam di ruang tengah.

CONCENDO || SOOGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang