Suara gedoran pintu dan gonggongan anjing memenuhi rumah besar bernuansa putih abu-abu itu. Seorang pria dengan menggenggam ponselnya terlihat luar biasa panik dan khawatir. Ia tak henti-hentinya melakukan panggilan kepada seseorang didalam ruangan tersebut. Jantungnya berpacu cepat, dadanya berdesir hebat. Heuningkai berteriak sangat keras berharap pribadi didalam ruangan tersebut mendengar dan membuka pintu untuknya. Sungguh, bagi Heuningkai tidak ada yang lebih menyeramkan dari Beomgyu yang tiba-tiba menghilang beberapa hari dan tidak keluar dari kamarnya. Heuningkai benar-benar tidak memahami Beomgyu untuk yang satu ini. Pasalnya Beomgyu terlalu tertutup pada siapapun, bahkan Beomgyu seolah menggunakan topeng ketika bersama orang lain, termasuk kepada dirinya.
Baiklah Heuningkai pikir Beomgyu sudah keterlaluan, awalnya ia berpikir Beomgyu hibernasi panjang atau mungkin mengerami telur nya didalam sana. Tapi tidak ada manusia yang akan tahan apabila ketenangannya diganggu selama 2 jam penuh. Heuningkai sampai kehabisan suara akibat terus berteriak agar Beomgyu membukakan pintunya. Bolehkan ia menangis saat ini? Anggap saja dirinya lemah karena menangisi Beomgyu yang tidak membukakan pintu untuknya. Tunggu, bukankah ini terdengar seperti cerita romansa?
Heuningkai tidak tahan, ia benar-benar menghawatirkan pribadi didalam ruangan tersebut. Mengingat pertemuan terakhir mereka beberapa hari yang lalu kala ia mengantarkan mobil Beomgyu, pribadi itu berucap kelewat aneh padanya. Bagaimana bisa seseorang mengucapkan salam seperti orang yang akan mengakhiri hidupnya. “jangan rindukan aku, atau aku tidak akan tenang nanti” ingatan suara Beomgyu terakhir kali jelas menimbulkan banyak prasangka buruk Heuningkai terhadap pintu putih yang terkunci rapat dihadapannya. Bagaimana Heuningkai menjelaskannya, pasalnya Beomgyu bukanlah tipikal orang yang senang membuat orang lain khawatir. Jadi bukankah Heuningkai boleh menganggap yang satu itu seperti bukan Beomgyu?
Lalu tepat 15 menit setelah Heuningkai memutuskan untuk menangis saja ketimbang melukai tangannya dengan terus memukul pintu kamar Beomgyu, dengan ajaibnya Heuningkai benar-benar dibuat terkejut bukan main. Mendapati Beomgyu dengan air muka keheranan melihat Heuningkai terduduk di depan pintu kamarnya. Beomgyu baik-baik saja, bahkan sangat baik-baik saja. Harum wangi tubuh Beomgyu berpadu dengan wangi sabun mandi jeruk kesukaan Beomgyu dan harum shampo mint yang selalu Beomgyu pakai menyeruak masuk kedalam penciuman Heuningkai. Laki-laki dengan kaos lengan panjang kebesaran dan celana training hitam itu mengamati Heuningkai keheranan. Memincingkan mata dan menatap Heuningkai dengan tatapan penuh tanya kelewat nyata -sedang apa kau menangis disitu? Bukankah seharusnya Heuningkai yang berlakon demikian kepada pribadi yang sudah menderai kepalanya beberapa hari lalu.
“K-kau baik-baik saja?” tanya Heuningkai sembari menatap lamat Beomgyu.
“Kau memiliki mata bukan? Jangan bodoh, lihat aku baik-baik” jawab Beomgyu ketus sembari menutup pintu kamarnya dengan cepat setelah menyadari bahwa Heuningkai tengah mencurigai dirinya.
“Apa aku tidak boleh masuk ke kamarmu?” Heuningkai kembali bersuara ketika ia menyadari Beomgyu menutupi sesuatu dari dirinya.
“Untuk apa juga kau masuk, kau ingin bertemu denganku bukan. Cepat basuh mukamu dan susul aku di meja makan. Aku akan membuatkanmu makanan” Beomgyu menutup percakapan dengan langsung meninggalkan Heuningkai yang masih terduduk dan mengamati Beomgyu sampai pribadi itu hilang di perpotongan dinding.
Wah, sungguh ya Beomgyu itu sebenenarnya manusia atau bukan. Heuningkai yang memiliki karakter secerah mentari saja sampai dibuat kalut seperti itu, namun Beomgyu justru membuang simpati yang diberikan Heuningkai begitu saja.
Mendengar teriakan Beomgyu dari dapur yang menuntut Heuningkai untuk segera beranjak dari lamunannya, ia lantas membasuh mukanya dan menyusul Beomgyu yang sedang berperang dengan bawang bombai dan daging cincang. Sepertinya Beomgyu akan membuat spageti sebagai menu makan siang hari ini. Mengingat Beomgyu sebenarnya payah dalam hal memasak. Namun perhatian Heuningkai justru terfokus pada lengan baju Beomgyu yang menutupi hampir seluruh telapak tangannya, hanya ujung jemarinya yang menyembul keluar. Heuningkai dengan sigap meraih tangan Beomgyu yang sedang memasukan pasta kedalam panci dan berniat menggulung lengan baju Beomgyu, namun betapa terkejutnya ia mendapati telapak tangan Beomgyu yang sudah tak berbentuk. Banyak bekas tusukan kaca dan luka itu benar-benar masih baru. Lalu sejurus dengan itu Heuningkai menyingkap lengan Beomgyu hingga siku. Jangan kira Beomgyu diam saja, tidak. Pribadi itu jelas meronta dan memukuli Heuningkai dengan spatulanya hingga akhirnya Heuningkai melepaskan tangan Beomgyu dan menatap Beomyu tak percaya. Beomgyu memalingkan wajahnya, air mukanya berubah, bahkan cara ia berdiripun berbeda.

KAMU SEDANG MEMBACA
CONCENDO || SOOGYU
FanfictionApakah mencintaimu adalah sebuah kesalahan? Lalu bagaimana aku menebusnya? Kalau harus melepasmu, itu bukanlah bukti bahwa aku mencintaimu Soobin Baiklah. Mari kita lakukan, Choi Beomgyu. Kurasa aku tertarik padamu. Namun, ketika kita usai, tidak ad...