Helaan nafas panjang Soobin menginterupsi ruang kamar Beomgyu. Keduanya terdiam setelah Beomgyu berucap demikian. Tidak. Lebih tepatnya Soobin menangis dengan Beomgyu yang terus menitihkan air matanya.
Sungguh hening, suara detikan pada jam dinding melesak dengan jelas kedalam pendengaran keduanya. Tangisan lirih Soobin telah berhenti begitu pula dengan air mata Beomgyu yang sudah mengering. Soobin melepaskan dekapannya, menengadahkan wajah Beomgyu dan memandanginya.
“kenapa?” Soobin menjeda perkataanya. “tidak mungkin tidak ada alasan kau memutuskanku. Aku rasa aku tidak melakukan kesalahan”
Beomgyu memalingkan wajahnya “aku terlalu berbahaya untukmu”
Soobin menggelengkan kepalanya dengan kuat. Tangannya menggenggam erat tangan Beomgyu. “tidak Beom, aku tahu kau-”
“tahu apa kau?”
“aku tahu kau pasti bisa sembuh”
Beomgyu menghela nafasnya kemudian tatapnya beralih memandang Soobin. “kau tidak mengerti, aku ini sakit parah. Aku bisa saja mati karena itu, begitu juga denganmu. Kau bisa mati karena penyakitku”
“penyakitmu tidak menular Beom, aku tidak akan mati karenamu” ujar Soobin
“kau tidak mengerti, aku-”
“kalau begitu buat aku mengerti dengan alter egomu”
Nafas Beomgyu tercekat kala rungunya menangkap dengan jelas perkataan yang baru saja terlontar dari mulut Soobin. “kau?”
“aku tahu Beom, bahkan semuanya”
Beomgyu menatap Soobin dengan tatapan tak percaya. “bagaimana bisa? Tidak mungkin. Aku sudah menutupnya sangat rapat”
“aku yang mengantarkan dokter Kim kesini dan membawamu kerumah sakit. Aku juga yang mempertemukan Heuningkai yang kebingungan dengan dokter Kim.”
“bagaimana bisa kau mengenal dokter Kim?”
“ia sudah seperti kakak ku sendiri Beom, sudah sejak sekolah dasar aku mengenalnya. Keluarga ku juga berhubungan dengan baik. Bahkan istrinya sudah menganggapku seperti anaknya sendiri” jelas Soobin
“tapi bukankah keterlaluan kau mengorek informasi seorang pasien dari seorang dokter?”
“bukankah keterlaluan juga kalau seorang kekasih menyembunyikan sebuah rahasia besar pada kekasihnya sendiri? Sebenarnya perasaanmu kepadaku seperti apa Beom? Sebenarnya kau itu menganggapku apa?”
Beomgyu terdiam sesaat. Perasaannya sungguh tak menentu saat ini. Dibandingkan marah akibat rahasia yang selama ini dijaganya terbongkar oleh kekasihnya. Beomgyu justru termenung akibat perkataan Soobin.
Perasaan ya?
“tapi aku rasa hubungan kita tidak seserius itu”
“lalu aku harus bagaimana? Melamarmu?”
Beomgyu menggelangkan kepalanya. “tidak bukan begitu, aku hanya tidak yakin dengan hubungan ini. meskipun merupakan hal yang wajar apabila kita saling mencintai, tetapi aku tetap saja tidak yakin”
Soobin menghampiri Beomgyu yang sudah terduduk pada pinggiran kasur. Berlutut dihadapan Beomgyu dan kemudian menggappai tangan Beomgyu lalu menggenggamnya dengan erat. “tatap aku Beom”
Beomgyu menatap jelaga hitam Soobin.
Soobin menarik nafas sesaat. “aku tidak dapat berjanji apakah aku bisa menjadi kekasih yang baik untuk mu, aku juga tidak dapat memastikan kalau semuanya akan menjadi baik-baik saja. Tapi yang perlu kau tahu, aku akan selalu berada disampingmu apapun yang terjadi”
KAMU SEDANG MEMBACA
CONCENDO || SOOGYU
FanfictionApakah mencintaimu adalah sebuah kesalahan? Lalu bagaimana aku menebusnya? Kalau harus melepasmu, itu bukanlah bukti bahwa aku mencintaimu Soobin Baiklah. Mari kita lakukan, Choi Beomgyu. Kurasa aku tertarik padamu. Namun, ketika kita usai, tidak ad...