2. 5

1.2K 219 3
                                    

"Buat ngelamar lo. "

Setelah Younghoon ngomong itu, Jihyun langsung ngerti. Tapi dia gak bereaksi apa-apa, menganggap kata-kata itu yang keluar dari mulut Younghoon cuman bercandaan.

Padahal dia tau persis, apa yang Younghoon ucapin itu gak sepenuhnya bercanda.

"Gausah gila dulu. " ucap Jihyun.

Sekarang Jihyun lagi makan berdua sama Jinsol di kantornya Jinsol, kebetulan juga lagi jam istirahat.

"Younghoon kan gak suka bercanda, kenapa gitu ngomongnya? Gak mau diseriusin aja?" tanya Jinsol.

"Mau, tapi lo tau kan. Pernikahan itu gak gampang, terus apa emang gue udah siap? "

"Udah. "

Jihyun berdecak, "apasih? "

"Kalau memang belum buat apa lo sampe nyari cowok? Setiap gagal cari baru.  "

Jihyun diam, perkataan Jinsol tadi hampir sepenuhnya benar.

"Diam, kan. Udah ikutin aja apa yang gue bilang, nanti keburu tua loh. "

"Tapi kemarin gue anggap bercandaan doang," ucap Jihyun.

"Jadi? "

"Itu kan sama aja kayak gue nolak, berarti dia udah menganggap gue nolak permintaannya dong? "

Jinsol menatap datar Jihyun, sekarang orangnya jadi panik. Beneran kan, memang udah pengen nikah si Jihyun ini.

"Ya lo pikir aja, apapun yang dia mau, kalau itu baik, dia bakal berusaha. Kayak waktu itu dia mau ke inggris, lo kayak nahan gitu kan? Gamau dia ke luar negeri? Tapi tetep akhirnya pergi. "

"Bentar lagi jam istirahat selesai, lo ke kafe? " tanya Jinsol.

"Lagi males, langsung ke rumah aja. "

•••

Pilihan Jihyun untuk ke rumah adalah pilihan yang salah. Pintu rumah di kunci, pintu belakang pun di kunci. Jihyun ngehubungin mamanya dan Hyunjae, tapi gak dibalas sama sekali.

Sampai keliling rumah tuh dia nyari kunci, biasanya kan kalau orang rumah pergi, entah kunci dibawa atau disembunyiin.

Tapi sampai setengah jam pun dia gak ketemu, yaudah Jihyun memutuskan untuk ke kefe aja.

Lagian batre nya juga tinggal dikit, mau nge cas disana.

Tapi baru aja dia mau buka gerbang, hujan turun.

"Ck, sialan. " umpat Jihyun.

Terpaksa Jihyun nunggu di teras rumah.

Nunggu lama sampai bikin Jihyun hampir ketiduran kalau bukan karena seruan orang.

"Jihyun ya? " tanya Yuri di depan gerbang rumah Jihyun, Jihyun terbangun lalu mengangguk.

Ia meraih payung yang kebetulan disitu, tapi mau pake atau enggak juga sama aja. Hujan angin soalnya, belakangnya Jihyun kena.

"Kenapa tante? " tanya Jihyun.

"Kamu yang kenapa? Ngapain duduk di teras rumah gitu? " tanya Yuri.

Jihyun tertawa kecil, "mama sama Hyunjae kayaknya pergi bawa kunci."

"Loh? Gak ngehubungin mereka? " tanya Yuri, Jihyun mengangguk.

"Udah tapi, hpku mati. "

"Waduh tante juga gak hapal nomor mereka, kamu hafal gak? Biar—"

Suara Yuri terpotong oleh petir yang menyambar, keduanya sama-sama tersentak.

"Kamu ke rumah tante dulu sampai mereka pulang, ya? Ayok, di luar bahaya banyak petir. "

"Gausah—"

"Udah, gapapa. Daripada diluar udah dingin banyak petir pula, ayo. "

Yaudah akhirnya Jihyun pergi ke rumah Yuri, dan dia disuruh duduk di sofa.

"Maklum masih agak berantakan, baru pindahan soalnya. "

"Iya, gapapa tante. "

"Kamu udah makan? " tanya Yuri, Jihyun mengangguk.

•••

Karena hujan turun lagi, bahkan lebih deras dari yang kemarin, Younghoon mau mampir lagi ke kafenya Jihyun lagi. Tapi baru aja di mobil, dia gak ngeliat Jihyun disana.

Yaudah akhirnya pulang aja.

Dan pas dia pulang, Younghoon ngeliat mamanya dan satu orang lagi, mereka nonton TV.

"Mah...? "

Jihyun menoleh, agak kaget ngeliat Younghoon yang udah pulang. Begitu juga Younghoon, matanya membulat.

"Kok disini? " tanya Younghoon tanpa bersuara, melihat mamanya yang tengah tertidur.

"Rumah dikunci, kuncinya dibawa Hyunjae sama mama. Mama lo nyuruh gue disini sebentar. " ucap Jihyun berbisik.

"Oh ya? Tadi gue liat ada mobil parkir di rumah lo tadi."

"Mobil warna? " tanya Jihyun.

"Hitam. "

"Mama udah pulang, yaudah kalau gitu gue pulang dulu ya? Bilang makasih sama tante Yuri usah kasih gue minuman. Minumannya enak. " Jihyun nyengir kemudian bangun dari sofa.

Jihyun beranjak kemudian tersenyum kecil ke Younghoon, baru saja ia ingin melangkahkan kakinya meninggalkan Younghoon tapi pergelangan tangannya ditahan.

"Bilang sendiri. " suruh Younghoon.

"Maksudnya? "

"Disini dulu bentar, sampai mama bangun. "

•••

Tutor | Kim Younghoon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang