Perayaan ulang tahun Jihyun dan Hyunjae tahun ini bisa dibilang biasa aja, dibanding tahun-tahun yang lalu.
Beli kue pun enggak.
Paling yang ngerasain senengnya itu cuman Jihyun, diajak jalan Younghoon. Kalau Hyunjae enggak, orangnya sibuk.
Awalnya mau bangun pagi, dandan dulu baru jalan. Tapi ternyata Jihyunnya bangun kesiangan dan pas bangun dia denger suara teriakan mamanya.
Bibirnya mengeluarkan umpatan berkali-kali sambil ngecek ponselnya, dan bener dia lupa pasang alarm.
Jihyun turun keluar dari kamarnya dan ngeliat Younghoon dan mamanya lagi ngobrol.
Ia turun pelan-pelan kebawah dan sampai di ruang tamu dia ngintip dulu.
"Oi! " seru Hyunjae di belakang Jihyun dan membuat dia tersentak.
"Jangan berisik! " bisik Jihyun.
"Tuh Jihyunnya sudah turun, kamu ngapain sih daritadi kok lama banget. "
"Aku baru bangun pas mama teriak. "
Mata Taeyeon membulat, masih mending anaknya lama karena dandan dulu, tapi ini lama karena baru bangun.
Sedangkan Younghoon lagi susah payah nahan tawanya.
"Yaudah deh kalian langsung pergi, keburu siang nanti. "
"Duluan, tante. "
Dan pas Younghoon dan Jihyun udah pergi, Hyunjae langsung samperin mamanya.
"Mah, Younghoon beneran mau itu...? " tanya Hyunjae, Taeyeon mengangguk.
"Ya mereka kan udah punya pekerjaan, terus juga udah siap kan? Kenapa gak ke jenjang lebih serius aja? " tanya Taeyeon.
"Hah? Mereka pacaran aja enggak? "
Taeyeon mengernyit bingung, "mama kira... "
"Emang ada ya orang belum pacaran tapi langsung menikah? " pikir Hyunjae.
"Kamu juga! " seru Taeyeon, menyentil lengan anaknya, "jangan urusin hidup kembaranmu lagi! Sekarang urusin tuh hidup kamu, cewek udah ada belom? " tanya Taeyeon.
Hyunjae nyengir.
•••
Younghoon membeli dua tiket taman bermain kemudian masuk.
Jihyun tampak kebingungan, pergelangan tangannya ditarik Younghoon.
"Itu tiketnya gue aja yang bayarin, itung-itung hadiah ulang tahun. "
"Oh... Oke, makasih ya! "
Younghoon mengangguk, "lagian itu baru level satu, kok. " ucapnya dan membuat Jihyun kebingungan.
"Maksudnya? "
"Hadiah gue buat lo masih banyak, itu baru satu. "
"Mau berapa sih emangnya? Gue cuman ulang tahun padahal. "
"Jadi maksudnya ulang tahun itu gak spesial? " tanya Younghoon, Jihyun msnggaruk tengkuknya, "y-ya... "
"Banyak-banyakin bersyukur, masih untung lo hidup. "
Jihyun memukul pelan lengan Younghoon, "lo doain gue mati gitu? "
Younghoon menggeleng kemudian menarik pergelangan tangan Jihyun.
"Naik itu mau gak? " tanyanya, Jihyun mengangguk.
•••
Seharian mereka habiskan waktu dengan bermain di taman bermain, mencoba setiap wahana disana.
Hingga sore hari, tinggal satu wahana yang belum mereka coba. Memang sengaja mereka naiki waktu sudah sore, supaya bisa melihat langit yang kian menggelap.
"Lo kenapa pengen ngebangun kafe? " tanya Younghoon ketika mereka sudah duduk di dalam bianglala.
"Mama sih yang nyuruh. Tapi gue juga rada mau dikit. "
"Soalnya mama bentar lagi pensiun, makanya dia nyuruh supaya baik gue atau dia punya kerjaan. " jelas Jihyun.
"Jadi sebelumnya lo bener-bener pengangguran? " tanya Younghoon, Jihyun mengangguk.
"Itu bukan yang pertama kali, sih. Pas lulus sma gue sempet pengangguran 1 tahun, baru kuliah. Masih belum tau soalnya jurusan apa. Dan satu tahun itu gue pake buat masak-masak, setidaknya ngelakuin satu hal yang berguna. Karena suka masak, mama nyuruh masuk jurusan tata boga, yaudah gue iyain. "
Younghoon turut mendengar sambil melihat langit yang semakin gelap, begitu juga Jihyun.
"Begitu lulus, sempet kerja di restoran. Tapi keluar karena restorannya udah gak jalan lagi, mama akhirnya usulin buka kafe. "
"Trus soal laki-laki? " tanya Younghoon.
Jihyun menoleh, "laki apaan? "
"Hyunjae cerita, lo sampe deketin tiga cowok. " tanya Younghoon.
"Kan nyari siapa yang cocok. "
"Siapa aja orangnya? " tanya Younghoon.
"Temennya Hyunjae, terus anaknya temen mama, lebih muda sih, terus yang terakhir kakak tingkat. "
"Ada yang sukses? " tanya Younghoon, Jihyun menggeleng.
Kemudian keduanya terdiam, sibuk melihat langit.
"Jihyun, "
Jihyun menoleh, melihat Younghoon memegang kalung liontin dengan bentuk daun.
"Buat lo, suka gak? Sini gue pasangin. "
Belum sempat Jihyun mengangguk, Younghoon sudah memajukan badannya dan sibuk memasang kalung itu.
Jantung Jihyun berdetak lebih cepat, wajah Younghoon tepat berada di depannya.
Younghoon memiringkan sedikit kepalanya sambil memasang kalung itu. Sehingga sebelah wajah Younghoon terlihat di mata Jihyun.
"Yang soal laki-laki, lo deketin sampe tiga sekaligus—"
"Bukan sekaligus, kalau gagal gue deketin yang lain. " potong Jihyun.
"Iya maksudnya, harus ya sampe tiga? " tanya Younghoon.
Jihyun mengulum bibirnya, "gue sendiri udah lebih dari 20 tahun, maksudnya boleh lah sekali gue cobain gimana rasanya punya cowok, kayak yang lain. "
"aduh! "
"Maaf, nyangkut ke rambut. "
"Temen mama gue banyak yang sendiri sampai 30 tahun mereka baik aja tuh? " tanya Younghoon.
"Bukan gitu maksudnya, "
"Ya terus apa? "
"Banyak temen gue yang udah punya pacar, dan udah ada yang dilamar—"
"Jadi lo mau dilamar maksudnya? " Younghoon kini menatap Jihyun, setelah selesai memasang kalung pada leher Jihyun.
Jihyun kemudian menunduk, memainkan jarinya.
Younghoon menarik dagu Jihyun dan menunjuk dirinya sendiri, "gue mau ngelamar lo, gimana? "
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Tutor | Kim Younghoon ✔
أدب الهواةCerita ini mainstream banget Younghoon dikenal sebagai anak yang kalem-kalem disuruh untuk jadi tutornya Jihyun, cewek yang keras kepala dan pemalas. • Non-baku • Bahasa Indonesia -complete-