***"Kak Zyan sayang Gisha?" tanya Gisha frontal.
Saat ini mereka sedang duduk manis di sebuah cafe outdoor sesuai usulan Zyan yang kelaparan.
Sambil meminum lemontea dan Jus alpukat kesukaan Zyan.Emang hebat ya Gisha, sehari pendekatan langsung garap keadaan.
Zyan melongo heran."Sayang banget malah", Zyan tersenyum, Tentu saja ia menyayangi Gisha sebagai adik, gak lebih.
"Kak Zyan kenapa gak nembak Gisha?" Ya ampun gadis ini, pingin nyubit ginjalnya sumpah.
"Kalo kakak nembak Gisha nanti Gisha mati, terus kakak gak punya adik lagi dong." Zyan tidak polos untuk pertanyaan itu, hanya saja gak mungkin kan ia memacari seseorang yang sudah dianggap adik, bisa bisa Regan membunuh nya.
Gisha memberengut sebal, "Bukan gitu maksud Gishaaa! Ih kak Zyan nyebelin!!"
"Haha maaf maaf!" Zyan mengacak rambut Gisha.
"Kak Zyan beneran gak mau nembak Gisha?" tanya nya lagi.
"Maaf, kakak gak bisa." Zyan tersenyum lembut untuk gadis yang sudah ia anggap adik itu. "Kakak nyaman dengan status kita sekarang, gapapa kan?" Zyan merasa miris sendiri saat mengucapkan itu. Ia ingin tapi ia tak bisa.
"Hhehe Gisha ditolak duluan ya?" Gisha tertawa geli dengan tingkahnya. Entah lah ia merasa senang walaupun baru ditolak. Niat gak sih pacaran??!
"Maaf. Yuk kakak beliin ice cream!"Zyan menggandeng tangan Gisha ke parkiran. Ia paling tau cara mencairkan suasana.
"Yang di taman kota itu ya!!" ngomong masalah ice cream dia tak pernah nolak.
"Oke! Yang jumbo atau yang mini?" tanya nya. Inilah yang disukai Zyan, Gisha itu frontal dan gak bertele-tele. Ia akan bilang apapun yang dia pikirkan, dan untuk lebih menjalin hubungan lebih ia belum siap.
"Jumbo dong!"
"Let's go!!" Zyan melajukan motornya riang kearah taman kota, tujuan mereka membeli ice cream.
Keduanya mengabaikan deringan ponsel di tas mereka. Diseberang sana ada seseorang yang mengkhawatirkan mereka, siapa lagi jika bukan Regan. Pria itu uring uringan mengetahui adiknya pulang telat, salahnya sendiri ia yang telat keluar kelas tadi.
***
Zyan memberhentikan motor nya di depan gerbang rumah keluarga Dellan. Gisha turun setelah mengucapkan terimakasih dan ia masuk kedalam rumah nya.
Dia bersiul senang saat memasuki ruang tengah menuju kamarnya.
"Regisha!!"
Yang dipanggil menoleh ke arah suara, didekat dapur ia menemukan kakanya yang seperti kebakaran jenggot.
"What?!" ia acuhkan ekspresi kakanya itu. Hatinya sedang senang oke!
"Darimana aja hahh?! Kamu ini cewek! Pulang telat! Mama sama papa khawatir tau!!!" Regan seperti bapak nya yang kehilangan anaknya. Menggelikan.
Gisha senyum senyum senang, ia mendekati kakanya. "Jalan dong! Sama abang Zyan!!" Gisha menggenggam tangan kakanya dan mengajak dansa. Berteriak senang dan memutar mutar badan. Yaampun!
"Stoppppp!!" Gisha menghentikan gerakannya, mendengar kakanya teriak.
"Whats wrong?!" tanya Gisha tanpa dosa.
"Udah jadian?" tanya Regan hampir kehabisan napas. Entah hatinya sangat berdebar takut jawaban yang akan keluar dari mulut Gisha.
Jangan!! Jangan bilang apapun!

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETLY [ON GOING]
RomansaRank #1 Trail 2020 Rank #2 complex April 2022 Rank #1 secretly April 2022 *** Sebuah Fakta yang mengejutkan membuat Regan hampir kehilangan adik satu-satunya, Gisha. Regan pikir menjauhinya akan membuat ia melupakan perasaannya, namun obsesi adiknya...