Tujuh

165 25 3
                                    


***

Melihat adiknya yang selalu dikerubungi cowok, apalagi tadi ia melihat adiknya itu dikasih bunga hati Regan langsung ngebul. Walaupun bukan untuk pertama kalinya melihat Gisha diberi bunga oleh cowok cowok disekolah mereka, tetap hatinya tidak bisa menerima. Regan tak bisa menutupi bahwa ia sedang cemburu, tapi apa daya ia tidak bisa ngelarang hak orang.

Akhirnya mood bagus nya ambyar karena adegan tadi. Sampai kelas pun ia hanya duduk dikursinya tanpa ngoceh. Ia bahkan mengabaikan tiga sahabatnya yang sedari tadi ngoceh gak jelas. Heran mereka itu cowok tapi bibirnya kayak emak emak kurang belanja.

"Kadang gue mikir si Fiona itu mirip mak lampir!" Si Liam ini yang mulutnya pedes banget diantara mereka.

Zyan mengangguk setuju, "Apalagi itu gincu nya hampir 5 meter."

"Dia kan banyak duit buat beli lipstiknya hahah! Mainannya om om doang bro!" Endra ikut menanggapi. Ketiga nya tertawa.

Jika biasanya yang doyan gosip itu cewek maka ini sebaliknya. Mereka paling jago dalam mencibir orang, termasuk tetek bengek nya. Entah ini sudah cewek ke berapa yang mereka gosipin.

"Eh gue tadi ketemu si Vano bawa bunga, terus gue denger dia manggil adik lo Gan!" Endra kali ini melihat sahabatnya yang hanya diam di kursi nya.

"Adik gue juga bego!" Zyan tak terima. Gisha itu adiknya oke?!

"Secara kan Gisha populer. Pantas lah si Vano ngejar dia!"

"Iya sih. Cuma gak tau sikon aja, masa nembak cewek di koridor? Gak modal tuh!"

"Gak mungkin juga Gisha nerima si Vano. Tapi mungkin sih... Mungkin juga gak nerima. Ahh diterima kali." Zyan manggut manggut.

Pletak!

Liam menyentil kepala Zyan yang terus manggut manggut gak jelas. "Itu urusan dia bego!"

"Kan gue cuma ngira, njing!" ia mengelus bekas ulah si Liam yang hanya nyengir tak berdosa. Lalu balas menyentil si pelaku.

"Santai dong. Gausah pake otot!"

"Kalo gak pake otot badan gue kaya jelly bego!"

"Kalian ini uuhhhh... Bikin dedek Endra pusing!!" rengek Endra penuh dengan drama nya. Ia memegang kepalanya seperti orang pusing.

Mereka tak mengindahkan ucapan Endra, perhatian mereka beralih ke Regan yang tak mengeluarkan suara apapun.

Tuk!

Liam mendorong dahi Regan dengan telunjuknya."Itu beungeut geus mirip keset wae da!" komentar  Liam dengan sadis nya. Melihat wajah Regan yang kusut membuat nya gatel ingin meledek juga.

"Emang ada keset seganteng gue? Ngaco lo!" ia mendengus, Wajah Regan semakin enak dipandang. *Sebaliknya maksud author😁

"Gapapa ngaco yang penting sombong!" Liam menaik turunkan alisnya sombong.

"Najis!" cibirnya. Ia malas debat, hatinya sedang gundah gulana sekaligus gelisah galau merana. Anjirrrrr dramatis tis tis tis sangat😆

"Ehh tapi beneran lho muka lo kaya pantat ayam. Mengkerut gitu!" kali ini Endra yang komen. Matanya memicing yakin, jarinya bahkan sudah mempraktekkan bentuk pantat ayam.

"Emang lo kira gue apaan?!" Tanya Regan sengit. Ya tuhan dikatain pantat ayam? Sadis sekali.

Ketiga sahabatnya tampak berpikir. "SEMACAM PANTAT AYAM?!" ucap ketiga nya barengan. Kalo masalah ngeledek itu emang jago nya mereka.

SECRETLY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang