Delapan

143 23 5
                                    

***

"Lo Adik gue. Gue gak bisa cinta sama lo."

-Regan Andera Dellan

***

"KAK!! KAK REGAN!" panggilan dibelakang tak membuat Regan menghentikan motornya.

"KAK REGAAANNNNNN!!!" Gisha terduduk dilantai dekat parkiran. Lututnya ia jadikan tumpuan untuk badannya yang lelah karena mengejar Regan.

Gisha menatap kepergian kakaknya dengan nanar. Kakak yang selalu dia banggakan menghindarinya tanpa sebab. Hatinya sakit. Perih serasa diremas remas dengan tak layak. Bukan hanya itu yang membuat Gisha sakit, tapi wanita yang selalu bersama kakaknya. Laura. Perempuan yang merebut posisinya.

"ARRRGGHHHH!!" Gisha menjambak rambutnya frustasi. Air mata tak bisa ia tahan. Ia mengalir dengan derasnya seperti serpihan hatinya yang tak berbentuk. Ia meremas dadanya yang sakit.

Dua minggu. Sudah dua minggu ini Regan menjauhinya. Bahkan Regan pindah ke apartemennya demi tidak bertemu dengannya. Sebenarnya apa kesalahannya? Selama ini Regan selalu baik, bahkan tak bisa dibandingkan kebaikannya dengan siapapun. Tapi sekarang?

Suara klakson mobil membuat Gisha mengusap air matanya kasar. Gak! ia tak boleh menangis hanya karena kakaknya yang mengabaikannya. Kakaknya akan selalu baik padanya. Ia tau Regan hanya ngeprank. Tapi untuk apa?

Gisha berlari ke arah mobil yang menunggunya dengan sabar. Selama Regan pindah Ia diantar jemput oleh supir keluarganya. Regan menjadi seseorang yang tidak Gisha kenal. Menyedihkan.

"Maaf mang nunggu lama." Gisha tersenyum kearah supirnya yang balas senyum. Mang Udin.

"Teu kunanaon atuh neng." jawabnya dengan logat sunda nya. "Mampir kemana dulu neng?" tanya nya seperti biasa.

"Langsung pulang aja mang. Udah sore." jawabnya lelah. Ia menyandarkan badannya kejendela mobil.

Mang Udin hanya manggut manggut. Mobil pun melaju dengan santai, membelah jalanan yang tampak lenggang menuju kediaman DELLAN.

"Kak Regan Packing? Mau kemana?" tanya Gisha saat melihat Regan membereskan beberapa bajunya dan memasukannya ke dalam koper.

Regan tersenyum sumbang. "Mulai sekarang kakak mau tinggal di apartemen." ucap Regan tampak sungkan.

Gisha terdiam mencerna kata kata Regan. "Ko mendadak? Gisha ikut ya?!" seperti biasa Gisha akan mengikuti langkah kakaknya.

"Gisha kamu harus belajar mandiri. Jangan ngikutin kakak mulu. Makin lama kakak kan punya kepentingan yang gak bisa ngelibatin kamu. Kamu gak akan pernah dewasa kalo kaya gini terus."  uacapan Regan membuat Gisha tergugu. Menohok perasaan Gisha yang masih labil dengan kata dewasa. Apa kakak nya marah? Regan sudah muak dengannya?

"Tapi kak, Gisha masih butuh bimbingan kakak. Gak mungkin Gisha minta Papa mama buat terus terusan sama Gisha." Gisha sudah berkaca kaca menatap kakanya.

"Nah berarti kamu harus belajar mandiri, dewasa. Ada Zyan, Endra, Liam yang bakalan jagain kamu. Gisha juga kan punya pacar yang sayang sama Gisha."  Gisha menggeleng menyangkal kata kata Regan.

SECRETLY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang