***Saat membuka loker Gisha langsung terlonjak. Demi apapun ia ingin melabrak orang yang melakukan ini padanya. Siapa yang menjejalkan bunga-bunga ini di lokernya?
Gisha memungut buket yang baru saja terjatuh dari lokernya. Bunga mawar berwarna warni membuat ia bergumam sedikit. Ia sudah biasa mendapatkan nya hanya saja ia sedikit antusias melihat kartu ucapan dibalik bunga itu.
I'm Sorry. Forgive me please!
Tanpa nama pengirim. Gisha berdecak bagaimana ia bisa memaafkan orang itu jika ia tak tahu si peminta maaf.
Gisha memasukan kembali bunganya. Kartu ucapan nya ia masukan kedalam dompet, buat kenang-kenangan.
"Bi, makasih. Tungguin dikantin aja." Bi Ani mengangguk saja dan mendorong kursi roda ke arah kantin. Gisha langsung bergegas ke kelasnya.
"Gi ada titipan nih." Gisha memutar mata. Apa lagi?
Fizaar menyodorkan paper bag mungil. Gisha langsung membuka nya. Coklat batangan kesukaaannya kini terpampang di meja.
"Dari siapa?" Tanya nya. Fizaar mengedikkan bahunya tak tahu.
"Buat lo. Gak minat." Gisha menyenderkan kepalanya di meja. Ia malas melakukan apapun.
"Hai." Qian datang dengan senyuman khas nya. Ceria.
"G. Afternoon."
Qian mencubit pipi Fizaar."Morning oyy." Fizaar terkekeh saja. "Ehh ini Gisha kenapa?"
"Bad Mood biasa." Mereka duduk mengelilingi Gisha.
"Masih tentang Regan?" Qian langsung peka. Ia menatap air muka Gisha yang murung.
Mereka mendesah tak tau apa yang harus mereka lakukan.
"Gue ada bicara sama lo." suara Gisha terdengar pelan. Mereka berpandangan. "Qian."
Suasana mendadak canggung. Qian menatap Fizaar meminta penjelasan yang dibalas gelengan.
"Dimana?" tanya Qian akhirnya.
Gisha menghela napas. Hatinya mendadak nyeri. "Roof top." jawabnya.
Suasana kembali hening. Kenapa jadi seperti ini?
*
"Lo suka kak Regan?" tanya Gisha kosong. Ia menatap hamparan kota dari atap sekolah. Qian berdiri dibelakang nya.
Terdengar helaan napas terbawa angin. "Lo pasti tau tanpa gue kasih tau." jawab Qian. "Maaf, gue gak bisa hentikan perasaan gue buat kak Regan." lirihnya.
Gisha menundukkan kepalanya, kenapa sesakit ini mendengar fakta itu? "Maaf, gue juga mencintai dia." balas Gisha tak kalah lirih. Ya Gisha menyadarinya sekarang, ia memiliki perasaan lebih untuk kakaknya. Jika tidak kenapa ia hampir nangis semalaman hanya untuk kakaknya?
Tubuh Qian bergoncang. Apa benar Gisha mencintai kakaknya sendiri? Ia harus bagaimana?"Ke... Kenapa?"
Gisha mendengar suara lirih dari Qian. Gisha tau Qian pasti tak akan menyangka atau percaya dengan kata-katanya. "Gue gak tau sejak kapan. Tapi gue sadar sekarang." Angin menerbangkan rambut mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETLY [ON GOING]
RomantikaRank #1 Trail 2020 Rank #2 complex April 2022 Rank #1 secretly April 2022 *** Sebuah Fakta yang mengejutkan membuat Regan hampir kehilangan adik satu-satunya, Gisha. Regan pikir menjauhinya akan membuat ia melupakan perasaannya, namun obsesi adiknya...