12:Decision

223 19 0
                                    

Kris melangkah mendekat kearah pagar sungai han dengan terisak. Kris menangis. Sebenarnya ia tak pernah menangis. Tetapi jika ada kaitannya dengan orang yang ia cintai, ia lemah. Seperti sekarang.
Ia harus merelakan gadis yang ia cintai bahagia bersama orang lain. Yaitu Sehun, sahabatnya sendiri.

Lisa.

Ia harus berusaha merelakan Lisa. Dan membuat Kris ingin bersekolah di kanada sampai ia lulus kuliah. Untuk tak mengganggu Sehun dan Lisa.

Kris menggenggam pagar itu dengan kuat sembari terisak. Memandang sungai itu dengan sayu. Tempat ini, tempat dimana ia dan Lisa pertama kali bertemu.

#Flashback

10 years ago..

Seorang anak laki-laki tampan berjalan santai diseberang Sungai Han. Mulutnya terisi dengan satu buah permen batang rasa coklat, dan tangan kirinya terdapat satu buah permen batang rasa strawberry.

Matanya tak sengaja menangkap seorang anak perempuan yang sedang menangis terisak disana. Ia pun melangkah mendekat kearah anak perempuan itu lalu berdiri didepannya.

"Jangan menangis. Dasar cengeng."
Ucapnya dingin yang langsung duduk disamping anak perempuan itu.

"Hiks.. kau siapa?"

"Kris Lee. Namaku Kris."Ucap anak laki-laki itu dengan muka datar.

"Kau?"

"Lalisa Kwon. Panggil saja Lisa."
Jawab anak perempuan itu yang mulai berhenti menangis.

"Mengapa kau menangis?"

"Aku lelah dengan hidupku, Kris. Aku lelah harus bersandiwara di depan teman-teman Appa. Aku.. selalu diancam oleh Appa ku."Jelas Lisa.

"Memang kau bersandiwara untuk apa? didepan teman-teman Appa mu?"

"Aku disuruh menjadi anak yang anggun didepan teman-temannya. Padahal aku anak yang tak bisa berhenti bergerak. Jika aku tak menurut, aku akan diancam untuk tinggal di asrama. Aku tak menyukai itu."

"Lalu, mengapa kau bisa disini?"

"Aku kabur."

Tiba-tiba Kris menyodorkan satu buah permen batang rasa strawberry yang ia genggam sedari tadi. "Ingin permen?"Tanya Kris yang hanya diangguki oleh Lisa. Lisa pun menerimanya lalu memasukkan nya kedalam mulutnya.

"Jangan menangis lagi."Ucap Kris yang hanya diangguki oleh Lisa.

"Kau menyukai rasa strawberry?"
Tanya Kris.

"Tidak. Aku lebih menyukai rasa coklat."

"Maaf jika itu rasa strawberry."
Ucap Kris polos.

"Tak apa. Rasa strawberry juga enak."

Mereka duduk disana berdua. Mengobrol bersama, sesekali tertawa bersama.

#FlashbackEnd

Kris menghapus air matanya dengan kasar. Ia tak boleh lemah seperti ini. Ia seorang pria!. Seorang pria tak boleh menangis. Ia harus tetap kuat.

Kris sedikit terkejut karena seseorang menepuk bahu nya dengan tiba-tiba. Ia menoleh, dan menatap seorang pemuda yang sedang berdiri disampingnya.

"Hyung?"

Pemuda itu menoleh, lalu tersenyum tipis. "Ya?"

"Mengapa kau disini?"Tanya Kris dingin. Jangan lupa dengan wajah datarnya yang ia tunjukkan pada Hyung nya sendiri. Ia bingung. Mengapa Hyung nya bisa disini? bukankah ia masih sakit?

"Jangan mengkhawatirkanku."
Kris hanya mengangguk paham.
Karena ia tau betul jika Hyung nya ini tak betah jika berlama-lama di rumah.
Lalu ia kembali menatap lurus, memandang Sungai Han yang luas tetapi mengandung cerita didalamnya. Bunuh diri. Sungai itu terkenal akan hal itu.

"Aku tadi melihatmu menangis. Mengapa kau menangis? baru kali ini aku melihat seorang Kris Lee menangis seperti itu. Ada apa?"

Kris menghela nafas. "Aku melepaskan Lisa."

Hanya 3 kata itu, sukses membuat Hyung nya terkejut. "Wae?! bukankah kau menyukai nya? mengapa kau melepaskannya?"

"Dia bahagia dengan Sehun."

"Jadi karena hal itu kau melepaskannya?"Kris hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari Hyung nya.

"Kuharap kau kuat, Kris."

Tak ada jawaban. Mereka sibuk memandang sungai didepan mereka. Hingga Hyung nya memecahkan keheningan itu.

"Semalam aku menolong Lisa yang ingin bunuh diri. Disini. Tepat di tempatmu berdiri."

Kris menoleh spontan. "Bagaimana keadaannya?"

"Kacau. Lisa terpuruk. Lisa bilang jika ia sudah lelah dengan hidupnya yang penuh sandiwara. Ia mimisan, dan mendapatkan tamparan dari Appa nya. Aku berusaha melindunginya. Tapi aku dihajar habis-habisan oleh bodyguard mereka."

"Jadi karena itu mengapa semalam kau pulang dengan banyak luka."

Kris tau betul jika seorang Xiumin Lee adalah seseorang yang baik. Malah mungkin kelewat baik. Hyung nya ini rela membela seseorang yang sedang tersakiti meski ia akan pulang dengan banyak luka.

"Lalu apa rencanamu nanti?"
Tanya Xiumin.

"Aku akan ke Kanada sampai aku lulus kuliah."

"Itu pasti lama. Kau yakin?"

"Hm."

"Jadi kau meninggalkannya?" Pertanyaan dari Xiumin membuat Kris terdiam. Ia tak ingin menganggu Sehun dan Lisa, tapi juga tak ingin meninggalkan Lisa. Tak mungkin kan ia menjadi orang ketiga diantara mereka berdua?.

"Aku.. "

"Kau masih mencintainya, Kris. Aku tau itu."

"Aku akan meninggalkannya."

Xiumin menatap Kris tak percaya. Bagaimana adiknya ini mengucapkan dengan seyakin itu? ia tau jika Kris masih mencintai Lisa. Ia tau jika Kris tak bisa meninggalkan Lisa.

"Kau kejam, Kris."

Ucapan itu, membuat Kris teringat akan Suho yang mengatakan itu pada dirinya.

"Lisa akan semakin terpuruk jika kau pergi. Ia akan tersiksa. Tersiksa karena kau meninggalkan nya secara tiba-tiba."

Kris semakin merasa bersalah pada Lisa. Tak tau harus berbuat apa. Ia tak bisa membayangkan seterpuruk apa nantinya. Dan itu membuat Kris bimbang.

"Dia sudah bahagia dengan Sehun."

"Benarkah? mereka hanya dijodohkan. Itu juga dengan terpaksa. Mungkin Lisa masih mencintaimu. Aku yakin ia belum menyukai Sehun. Mana mungkin hanya satu hari bertemu sudah menyukai. Lisa sesorang yang tak mudah menyukai. Butuh beberapa bulan untuk ia menyukai. Seperti dirimu. Butuh berapa bulan Lisa menyukaimu? 8 bulan kan?"

Kris terdiam sejenak. Mungkin yang dikatakan Xiumin.. benar adanya. Mungkin Lisa tak menyukai Sehun. Mungkin Lisa masih mencintainya. Mungkin..

"Tapi---

Aku akan tetap pergi."

Xiumin terdiam sejenak sembari menatap wajah sang adik, lalu tersenyum miris. Meratapi keegoisan Kris. "Kau egois, Kris."

"Aku tau."Jawab Kris singkat.

Return, Love, Struggle, and ResultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang