0%

1K 61 7
                                    

"Adikku, akhirnya aku bertemu denganmu."

Lawan bicaranya menatap sosok dihadapannya dengan tatapan bengis.

"Aku tak pernah memiliki kakak seperti dirimu! Tak akan pernah! Jangan pernah berniat untuk mencariku lagi atau bahkan berniat ingin menghancurkan sekolahku!"

Keluar sebuah decakan dari mulut sang kakak. Ia hanya memutar bola matanya malas. Untungnya Ia masih memiliki batas kesabaran.

Oh, benarkah ia memiliki perasaan sabar?

"Kau, ayo ikut aku. aku tak akan menghancurkan bangunan jelek kebanggaanmu ini jika kamu menuruti aku." Ucapnya sambil tersenyum penuh makna.

Si adik menggertakkan giginya, kedua telapak tangannya pun sudah mengepal.

"Tak akan."

"Menyusahkan."

Entah dari mana Ia mendapatkannya, Ia melempar sebuah granat kecil ke sembarang arah. Membuat semua orang yang berada disekitarnya berlari berhamburan ke bangunan selanjutnya.

Granat itu memang kecil, namun berhasil membuat dinding sekolah retak. Untungnya belum benar-benar roboh.

Seseorang tiba-tiba maju, melindungi si adik dibelakang tubuh mungilnya. "Langitnya tampak mendung, carilah tempat berlindung."

"Kau—"

"Wah, kakakku datang untuk menyelamatkan adik bungsu yang selama ini aku incar."

"Gunho, aku memerintahkanmu."

Yang bernama Gunho bingung, itu nama aslinya, tak ada yang mengetahuinya selain kedua orang tuanya dan dirinya sendiri.

"TAK ADA WAKTU BERPIKIR GUNHO! CARI TEMPAT BERLINDUNG! SEGERA!"

Tak ada pilihan lain, hujan mulai turun perlahan-lahan. Gunho menuruti ucapan perempuan itu dan berlindung bersama murid-murid yang lain.

"Hai, kakakku. Siapa namamu? Ah, aku ingat. Katarina-chan. Nama yang sangat jelek."

"Kamu memiliki lebih dari 100 kakak, sama seperti aku. Apa begini caramu berbicara kepada salah satu kakakmu, You-san?"

Pemuda bernama You itu tergelak, mendengarnya pun membuat semua orang setuju jika tawaannya terdengar sangat menyeramkan.

"Nama yang jelek. Jangan pernah memanggil aku dengan nama itu. Aku juga sudah memiliki nama seperti kalian berdua."

"Aku tak peduli, lagi pula aku sudah mengetahuinya. Satu lawan satu, sekarang, disini. Bagaimana?"

You tertawa meremehkan. Ia menerima tawaran Katarina dengan senang hati.

Langit pun menangis. Ia tak sanggup melihat pertarungan yang akan mencetus di antara dua kakak beradik itu.

! ❨ h a t i ❩ ¡ ´-

c a s t s

c a s t s

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❲i❳ Hati [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang