10%

96 23 5
                                    

Selama satu bulan belakangan ini entah mengapa San malah memerhatikan kebiasaan teman sekelasnya, bahkan guru yang mengajar.

Sejauh ini, San paham betul Ibu Lim yang mengajar Sejarah selalu datang terlambat. Lalu ada Bapak Jeon yang selalu memulangkan kelas lebih awal. Mommy Jung yang selalu saja memulai kelas dengan gosip artis yang tidak San kenali namanya.

Mereka hanya segelintir guru-guru yang kebiasaannya tidak pernah berubah. Karena ada saja guru-guru yang tiba-tiba berubah menjadi Power Rangers---maksudku kebiasaannya yang berubah.

Seperti Ibu Bae yang tiba-tiba menjadi baik padahal Beliau terkenal dengan kekejamannya dalam memberikan tugas kepada murid-muridnya. Lalu Ibu Lee yang merupakan wali kelas mereka tiba-tiba mentraktir makan satu kelas padahal Beliau terkenal karena kepelitannya.

Dan San paham betul dengan kebiasaan Wooyoung, Yeonjun dan Changbin yang selalu bermain saat jam pelajaran kosong. Atau Yena dan Yeri yang selalu memiliki bahan gosip murid-murid Goldenrod. Atau Rocky yang selalu tertidur pada pelajaran matematika.

San biasa saja, toh rata-rata memang seperti itu, kan. Tapi ada satu orang yang membuat San bingung dan keheranan.

Yunho.

Yunho selalu pergi ke lantai atas ketika istirahat atau bahkan terkadang saat pulang sekolah juga.

Ia tak mengerti. Ya, San sangat tahu jika atap adalah spot di sekolah yang bisa menenangkan hati siapapun karena damainya keadaan disana sekaligus belaian angin yang menerpa.

Tapi apa perlu sesering itu?

San bertekad untuk mencari tahu akan hal ini nanti. Ia yakin pasti ada yang Yunho sembunyikan entah hanya darinya atau Tzuyu dan Chaeyoung juga belum mengetahuinya.

"Kau tidak mau pulang?" Celetuk Tzuyu, membuat lamunan San buyar begitu saja.

San terperanjat. Ah, ternyata Ia termenung sudah sangat lama. Ia mengangguk lalu membereskan peralatan dan menoleh ke belakang, hanya ada Chaeyoung dengan buku novelnya disana.

"Kemana Yunho?" Tanya San karena meja Yunho sudah terlihat bersih.

Tzuyu menggelengkan kepalanya sambil mengangkat bahunya. "Entah. Sebelum pelajaran berakhir Ia sudah izin keluar terlebih dahulu." Jawab Tzuyu.

"Terkadang, kita sebaiknya tidak usah mencari tahu apa yang belum kita ketahui." Ucap Chaeyoung sambil membalikkan halaman novel bacaannya.

Mendengar ucapan Chaeyoung membuat Tzuyu dan San sontak menoleh ke belakang, tempat Chaeyoung dengan damai membaca novel tanpa berniat beranjak dari sana.

"Mungkin dia hanya membaca kutipan yang ada didalam novel tersebut."

San membenarkan perkataan Tzuyu. Ia tak terlalu ambil pusing dengan Chaeyoung, toh Chaeyoung memang selalu aneh kok. Bagaimana mungkin seorang murid selalu menggunakan pita dilehernya? Kalaupun Ia tidak memakainya, Ia selalu menggantinya dengan syal. Apa gadis itu sedang menyembunyikan sesuatu?

San berlari keluar kelas, menaiki tangga. Meninggalkan Tzuyu yang kebingungan dan Chaeyoung yang masih asyik dengan bacaannya.

"Kau mau ikut?"

Chaeyoung menggeleng. "Novelku lebih seru. Kalau ada sesuatu hubungi saja aku."

Tzuyu mengangguk dan lekas mengejar San yang sudah tidak terlihat.

! ❨ h a t i ❩ ¡ '-

Tak ada Yunho di atap. Lantas dimana Ia sekarang? San yakin betul jika Yunho pasti akan keatas. Lantas kemana tujuannya jika bukan ke atap sekolah?

Ruang musik. Tempat itu tiba-tiba terlintas dipikiran San. San yakin pemuda tersebut sedang berada disana sekarang. Mengingat bagaimana Daniel dan Yunho sangatlah dekat bak sepasang ayah dan anak.

Ia membuka pintu yang ada, dan mendapati Tzuyu yang baru saja hendak membuka pintu berwarna merah itu. San mengabaikannya dan turun, menuju ruang musik. Sekarang Yunho lebih penting dari sekadar menyapa dan bertanya mengapa Tzuyu ada disana.

Lagipula San pasti sudah tahu lebih awal. Tzuyu disana karena Ia menguntit San. Apa lagi memangnya? Bunuh diri?

Ingin rasanya Tzuyu protes. Namun Ia segera mengurungkan niatnya. Lagi pula ini pilihannya untuk mengikuti pemuda bermata sipit itu. Jadi Ia memilih diam dan meneruskan langkahnya mengikuti San.

"Ruang musik? Mau apa dia?" Gumam Tzuyu.

Tzuyu berjalan perlahan, tak mau mengejutkan San.

San mengintip sedikit lewat jendela yang sedikit terbuka.

Dan betapa terkejutnya Ia ketika melihat ke dalamnya.

Kedua bola matanya membulat sempurna---walau masih terlihat kecil, eh.

Ia terdiam.

Waktu seakan-akan terasa ikut terhenti.

Angin lembut berhenti menerpa Bumi, membuat pohon-pohon tak lagi nampak menari.

Bumi menjadi sunyi kala itu. Seakan ikut terkejut dengan apa yang telah dilihat oleh San di ruang musik tersebut.

Jantung San berdegup lebih kencang dari biasanya.

Benar apa yang telah diucapkan oleh Chaeyoung tadi.

Lebih baik Ia tidak mencari tahu daripada Ia harus merasa kecewa, sakit dan dikhianati secara bersamaan seperti ini.

! ❨ h a t i ❩ ¡ '-
;-----------------;
to
be
continued

Sejauh ini, gimana
pendapat kalian dengan
karyaku yang satu ini?

❲i❳ Hati [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang