2%

225 43 5
                                    

Tzuyu tengah bersiap-siap dikamarnya. Ini hari pertamanya bersekolah di jenjang senior, karena itu Tzuyu sangat bersemangat. Ia tak mau tampil mencolok, oleh karena itu Ia hanya akan menyisir rambutnya saja.

"Tzuyu! Cepatlah! Kamu mau terlambat di hari pertamamu bersekolah?!"

Tzuyu meletakkan sisirnya diatas meja rias. Lalu Ia mengambil tas dan jaket untuk kemudian Ia pakai. Lantas Ia menuruni tangga menuju ruang makan.

"Iya ma, ini aku sedang menuju ruang makan." Jawab Tzuyu.

Sang mama—Sana—telah duduk dengan anggun dikursi, menunggu sang suami—Seungyoun—dan anak semata wayang mereka.

"Kamu anggun seperti mamamu, tapi kamu sangat lamban seperti aku." Ucap sang papa dari arah belakangnya.

"Sadar diri kau, Cho? Sudahlah, cepat habiskan sarapan kalian. Aku tak mau sampai ada yang terlambat diantara kalian berdua."

Tzuyu dan Seungyoun mengangguk patuh dan segera duduk dikursi yang tersedia.

Ingin memangkas waktu, Tzuyu mengambil sepatunya dan memakainya ketika Ia sedang tidak menggunakan tangannya untuk menyendok sesuatu ke mulutnya.

Sana dan Seungyoun hanya melihat tingkah anak gadis mereka itu. Mereka tahu jika Tzuyu sangat bersemangat hari itu.

"Cepat sekali?" Seungyoun kaget karena Tzuyu telah selesai memakan sarapannya dan juga memakai sepatu.

Tzuyu mengangguk. "Aku berangkat bersama Pak Kim ya ma, pa. Aku pamit."

Tzuyu segera meluncur ke garasi, disana ada Pak Kim menunggu disekitar mobil. Melihat Tzuyu mendekat, Pak Kim langsung membukakan pintu untuknya. Tzuyu tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Pak Kim.

Dengan langkah cepat Pak Kim menuju kursi pengemudi dan mulai menyalakan mesin mobil.

"Sudah siap nona? Tak ada yang tertinggal, kan?"

Tzuyu mengecek tasnya sekali lagi.

"Kurasa tak ada, Pak."

"Baik. Kita berangkat. Jangan lupa sabuk pengamanmu, nona."

Tzuyu mengangguk patuh.

Perlahan, mobil bertenaga air itu mulai meninggalkan kediaman rumah Chou dan menuju ke tempat tujuan, Goldenrod High School.

! ❨ h α t ι ❩ ¡ ´-

San masuk ke salah satu kelas. Ia melihat ada banyak sekali siswa siswi berkumpul. Ada juga yang menyendiri.

Hanya tinggal tiga kursi yang tersedia. Semuanya terletak didekat jendela, dan berada diurutan pertama dan kedua.

Akhirnya San memilih duduk dibarisan paling depan. Ia mengamati lingkungan kelasnya yang akan menjadi tempatnya belajar selama satu tahun ke depan.

Sampai pandangannya berhenti pada salah satu gadis yang duduk tepat dibelakangnya. Wajahnya tanpa ekspresi. Ia tengah membaca sebuah buku, novel mungkin?

"Hey?"

Gadis itu mengangkat kepalanya. Masih sama, tak ada ekspresi khusus yang diberikan olehnya. Membuat San sedikit takut untuk memulai percakapan.

"Jika ingin bertanya namaku, aku Son Chaeyoung. Aku memang begini, tak memiliki ekspresi, juga hati. Jangan heran."

Wah, San bergidik ngeri. Bagaimana mungkin gadis dihadapannya ini bisa mengetahui isi hatinya?

❲i❳ Hati [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang