1%

465 43 7
                                    

Para profesor ternama asal Jepang tak mengenal kata putus asa. Mereka terus menerus berusaha agar robot buatan mereka menjadi sempurna agar bisa diperlihatkan kepada dunia.

112 kali mereka telah mencoba, selalu ada kecacatan didalamnya. Membuat pihak perusahaan yang merupakan cikal bakal otak robot tersebut makin berusaha lebih keras lagi. Para profesor dari berbagai belahan dunia pun ikut membantu.

Hingga dipercobaan ke-113. Percobaan mereka akhirnya membuahkan hasil.

Memang benar adanya, usaha tak akan pernah mengkhianati hasil.

Robot manusia pertama yang dapat menirukan gerak-gerik manusia hampir 100 persen. Robot pertama yang memiliki hati dan perasaan yang pernah diciptakan.

Sayangnya, robot yang diberi nama Ningen Robotto atau NR-113 ini tidak tahan air seperti 112 kakak robotnya.

Tak apa, mereka bisa menyempurnakannya nanti. Sekarang mereka harus merayakan keberhasilan mereka terlebih dahulu.

Tanpa mereka sadari, robot tersebut membuka kedua matanya dan menganalisa ruangan yang Ia tempati saat ini.

! ❨ h a t i ❩ ¡ ´-

31 Maret 2287.

Lima bulan sejak NR-113 telah berhasil dibuat.

Seharusnya menjadi hari dimana Perusahaan Ningen mulai memamerkan NR-113 yang sekarang telah mereka beri nama, Gunho.

Mereka lupa untuk menyempurnakan kekurangan yang Gunho miliki. Namun mereka sudah menandatangani kontrak kepada seluruh saluran TV yang ada di seluruh dunia untuk menyiarkan secara langsung.

Akhirnya sang pemilik perusahaan mengizinkan. Toh, mereka tak akan tahu, kan, kalau Gunho tidak tahan air? Lagi pula, orang kebanyakan, kan, tahunya robot tidak ada yang tahan air.

"Marilah kita sambut. Inilah dia, NR-113, Gunho!"

Gunho keluar dari balik tirai sambil menyibak tirai berwarna merah itu. Ia menatap ke depan tanpa ekspresi. Banyak sekali kamera dihadapannya saat ini.

"Ah, halo, saya Gunho. Saya adalah robot ciptaan pertama yang sangat menyerupai manusia."

Cara bicaranya benar-benar terdengar seperti manusia pada umumnya. Membuat semua orang takjub akan kehebatan para profesor yang telah membuat Gunho.

Sesuai dengan jadwal, Gunho hanya akan menjawab beberapa pertanyaan yang pastinya jawabannya sudah dipasang oleh para profesor disistem otaknya.

Lantas Ia kembali menyibak tirai, ke belakang panggung setelah dirasa telah selesai, juga sistem pusat menyuruhnya untuk kembali.

Semua orang yang menunggu dibalik tirai bertepuk tangan begitu Gunho kembali dari atas panggung sana.

"Selamat, nak." Ucap seorang wanita.

Gunho tak ingat banyak karena tiba-tiba sistemnya dimatikan begitu saja dari sumbernya. Membuatnya seolah-olah bateri Gunho telah habis total padahal baru saja diisi.

Gunho tak bisa menggerakkan tubuh logamnya itu. Tapi Ia masih bisa mendengar percakapan para petinggi perusahaan. Tubuhnya tak sepenuhnya mati. Ia hanya tak bisa bergerak.

"Dengan Gunho, kita bisa menguasai dunia lebih cepat dan mudah."

"Hahaha, benar sekali Profesor Kim. Malang sekali orang tua Jeong itu, mereka berpikir anaknya kembali hidup. Lagi pula mana ada manusia yang bisa kembali hidup setelah mati?"

Perkataan itu menimbulkan rasa penasaran pada diri Gunho. Ia ingin menggunakan kemampuannya, namun Ia sadar itu akan menimbulkan suatu efek di sistem pusat. Mereka akan mengetahui jika Gunho tidak sepenuhnya mati.

Biarkan seperti ini. Gunho hanya perlu merekam ucapan para petinggi itu.

! ❨ h a t i ❩ ¡ ´-

"Gunho? Kamu masih hidup, kan?"

Gunho menjawab lewat tulisan di tablet yang tertempel di tabung tempat mereka menyimpan robot kesayangan mereka itu.

"Ya. Siapa disana?"

"Ini aku, Daniel dan istriku, Jihyo. Kau masih belum bisa mengenali suaraku?"

"Ah, Profesor Kang! Senang sekali bisa berbicara dengan kalian. Aku belum merekam suaramu juga istrimu. Tak pernah sempat karena selalu saja ada kendala. Tapi baru saja aku merekam suaramu."

Daniel dan Jihyo merupakan salah satu—dua profesor yang paling menyayangi barang ciptaannya dibanding siapapun. Ketika para petinggi juga profesor yang lain mulai melupakan Gunho dan meninggalkannya di ruangan khusus itu, hanya mereka berdua yang sering mengunjunginya.

Jihyo dan Daniel saling melirik. Haruskah mereka melakukannya?

"Ini sudah hampir satu tahun kamu tidak keluar dari tabung itu. Apa kau tak ingin melihat dunia, Gunho-san?" Tanya Jihyo.

Gunho menjawab pertanyaan Jihyo dengan cepat.

"Aku sangat menginginkannya! Tapi aku tak bisa keluar dari sini. Sistem pusat akan segera mengetahuinya jika aku pergi dari sini."

Lagi-lagi, Daniel dan Jihyo saling menatap satu sama lain.

"Walaupun aku robot, tapi aku jenis robot manusia. NR-113, ciptaan manusia yang berhasil membuat seluruh dunia terpukau. Aku sama seperti kalian, punya perasaan juga karena aku dibuat dengan sangat totalitas. Mereka tak pernah memikirkan perasaanku hanya karena aku ciptaan mereka."

Jihyo dan Daniel merasa iba pada Gunho.

Akhirnya mereka pun sepakat.

Mereka akan membawa kabur Gunho bersama mereka.

Menuju Korea Selatan.

! ❨ h a t i ❩ ¡ ´-
;----------------;
to

be
continued

next ga nih?

❲i❳ Hati [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang