"Baik. Ada yang perlu ditanyakan?" Tanya Ibu Lim.
Tak ada jawaban yang keluar. Semua berlagak sibuk mencatat tanpa tahu apa yang sedang mereka pelajari saat ini.
Tiba-tiba Yeosang mengangkat tangannya.
"Oke, Yeosang. Apa pertanyaanmu?" Ibu Lim menunjuk Yeosang.
Yeosang menurunkan tangannya dan berdiri dari duduknya.
"Jika pada dua abad yang lalu sudah ditemukan robot manusia, mengapa robot-robot tersebut baru dipergunakan pada dua abad yang akan datang alias dimasa sekarang?"
Pertanyaan yang berhasil membuat atensi seluruh kelas berada pada Yeosang saat ini.
"Pertanyaan yang bagus. Ada yang bisa menjawabnya? Jika tidak ada akan Ibu jelaskan secara---"
"Saya akan mencoba menjawabnya." Chaeyoung menginterupsi perkataan Ibu Lim.
"Baik, waktu dan tempat dipersilakan."
Chaeyoung berdiri dari tempat duduknya. Ia menarik napas dalam-dalam, dan bersiap untuk menjelaskan.
"Alasan mengapa robot-robot tersebut baru digunakan dua abad mendatang adalah karena dulu, para profesor yang menemukannya masih belum mengetahui bagaimana caranya menyempurnakan hasil karya mereka. Cara berjalan, berbicara dan tingkah laku mereka masih kentara sekali jika mereka bukanlah manusia sungguhan. Itu sebabnya setelah diperkenalkan pada publik dua abad yang lalu, para profesor kembali bergelung di laboratorium dan membuat kembali percobaan mereka. Hingga saat ini, terhitung sudah ratusan kali mereka telah mencoba membuat robot manusia." Jelas Chaeyoung tanpa meninggalkan sedikit pun informasi yang Ia dapat.
Seluruh murid terdiam. Bukan, bukan karena mereka tidak peduli dengan penjelasan yang diberikan Chaeyoung, namun bagaimana Chaeyoung menjelaskan informasi-informasi tersebut tanpa ada satu pun detil yang tertinggal.
"Yeokshi. Inilah alasan mengapa Chaeyoung menjadi murid terpintar tak terkalahkan di sekolah kita walau Ia masih kelas 10." Ucap Ibu Lim sambil bertepuk tangan, diikuti seluruh murid yang ada di kelas tersebut.
Chaeyoung mengeluarkan decihan kecil, bahkan hampir tak terdengar. Lantas Ia kembali duduk dan membuka buku novelnya, kembali membaca halaman yang belum sempat Ia baca.
Chaeyoung selalu memerhatikan hal-hal kecil, bahkan saat Yeosang memberikan seringai yang entah apa maksudnya itu saat Chaeyoung berbicara saja Ia tahu.
"Baik, sampai sini dulu materinya. Jika ada pertanyaan jangan segan untuk bertanya pada Ibu. Kita tutup kelas hari ini, selamat beristirahat." Ibu Lim membereskan buku-bukunya lalu keluar dari kelas tersebut.
Tak lama Ibu Lim pergi bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar menuju kantin.
Tak terkecuali Chaeyoung. Mungkin?
"Kau mau kemana?" Tanya Yunho.
Chaeyoung membalikkan badannya. "Ke kamar mandi? Kenapa? Kau mau ikut?" Ucap Chaeyoung dengan maksud bergurau.
"Yang benar saja! Aku hanya bertanya. Kalau kalian mencariku aku ada diatas."
"Hah? Yunho sudah meninggal? Tidaak!" Gurau San.
"Maksudku di atap, bukan di atas langit, bodoh." Jawab Yunho.
"Ya, kami tahu. Aku hanya bergurau." Sahut San sambil tertawa keras.
"Baiklah sampai bertemu kembali di kelas." Ucap Tzuyu sambil berdiri.
! ❨ h a t i ❩ ¡ '-
KAMU SEDANG MEMBACA
❲i❳ Hati [✔]
Fanfiction[SELESAI] Ini tentang hati, dan rahasia yang salah satu insan itu sembunyikan. Atau mungkin dua? ©moonchaey, 2020