18%

81 19 3
                                    

Bruk

"Chaeyoung!!!"

Yeosang yang asli sudah kembali. Ia tidak lagi dikendalikan oleh pusat. Remot buatan Daniel mengenai sasaran dengan tepat.

Yeosang berjalan mengesot menghampiri Chaeyoung yang keadaannya sudah babak belur akibat peperangannya dengan Yeosang tadi.

Sengatan-sengatan listrik tampak menakutkan terlihat diantara kabel-kabel yang ada pada tubuh Chaeyoung akibat cipratan air hujan.

Chaeyoung tidak bisa bergerak lagi. Tubuhnya rusak total. Kedua tangannya hampir putus. Kondisi kedua kakinya pun tak jauh berbeda dengan kedua tangannya. Mata sebelah kirinya sudah copot.

Pluk

Tangan kanan Chaeyoung pun pada akhirnya terlepas dan menggelinding hingga berhenti dihadapan kaki seseorang yang baru saja turun dari lantai empat dengan tergesa-gesa.

Ia yang melihat tangan yang menggelinding itu langsung berlari menghampiri tubuh Chaeyoung. Diikuti dua orang lainnya

Sedangkan Yunho, Yunho hanya bisa berdiri disana karena jika Ia menerobos gerimis, sistemnya akan rusak. Ditemani Jihyo yang menggenggam dengan erat jemari tangan robot asuhnya.

Daniel, San, dan Tzuyu segera memperbaiki Chaeyoung, dengan Yeosang disana yang hanya bisa melihat. Ia, Ia merasa bersalah walau Ia melakukannya tanpa sadar.

"Ini sedikit sulit, mengingat cuaca masih belum mendukung hingga saat ini."

Daniel membuka tubuh Chaeyoung. Lalu Daniel membuat aliran listrik dan menyalurkannya pada Chaeyoung.

"Terimalah, kumohon." Gumam Daniel.

San dan Tzuyu hanya bisa bantu berdoa. Mereka tidak tahu harus apa.

Gagal. Tak mau menyerah, Daniel kembali menyalurkan listrik tersebut kepada Chaeyoung.

"Ayolah, jangan keras kepala."

Tangan kiri Chaeyoung sedikit bergerak. Mata sebelah kanannya masih sedikit berfungsi.

Daniel menghela napas lega.

"Yu-Yuto Sunbae...," Ucap Chaeyoung dengan lirih.

Daniel langsung menengok ke belakang, mencari keberadaan pemuda bernama Yuto yang Chaeyoung maksud.

"Tolong panggilkan murid yang itu," Tunjuk Daniel.

San dan Tzuyu ikut membantu. Mereka berdua berdiri lalu berlari menghampiri murid yang Daniel tunjuk tadi.

Tanpa persetujuan, mereka berdua menarik Yuto menerobos hujan dan membawanya mendekati tubuh Chaeyoung.

"Chaeyoung-ah...,"

Chaeyoung menoleh patah-patah. Dengan kaku Ia menunjukkan senyumnya.

Senyuman pertamanya.

"A-aku sudah bisa tersenyum sekarang. Lucu ya, aku baru mempelajarinya ketika sudah diambang kematian. Sunbae, terima kasih sudah merawatku sejak aku kabur dari laboratorium itu. Ucapkan juga untuk ibumu."

Ah, mereka baru tahu jika yang merawat Chaeyoung selama ini adalah keluarga Yuto.

"Apa maksudmu? Kamu tidak menyerah, kan?" Sahut San.

Chaeyoung memejamkan matanya, lalu menghadapkan wajahnya ke atas, membiarkan tampias hujan mengenai wajahnya.

Lalu Ia membuka matanya. Pupil mata biru tersebut memancarkan aura kesejukan.

"Tugasku sudah selesai. Tak ada lagi alasan untuk aku tetap bertahan."

Yeosang bisa mendengarnya, Ia terus berusaha mendekat kepada Chaeyoung. Setidaknya Yeosang harus mendapatkan maaf dari Chaeyoung.

Seakan sensornya masih bekerja, Chaeyoung menoleh ke arah kiri. "Aku sudah memaafkanmu, Yeosang-ah."

Tubuh Yeosang membeku. Yeosang menunduk.

Mengapa harus dirinya yang disuruh? Mengapa tidak kakak-kakaknya yang lain saja? Ke-100 Ningen Robotto yang lain juga diprogram untuk berperang akibat kegagalan dalam produksi, tapi mengapa harus Yeosang dari sekian ratus robot?

"Biarkan aku mati."

Setelah mengucapkannya, Chaeyoung terdiam. Masih dengan senyuman yang terukir diwajahnya.

Chaeyoung,

Ia membuat dirinya sendiri mati. Ia sendiri yang menekan tombol mati.

Tangis Tzuyu pecah bersamaan dengan derasnya hujan yang kembali datang.

Yuto menggoncang-goncang tubuh Chaeyoung yang terbaring dengan mata sebelah kirinya yang terbuka.

Bagaimana pun juga Yuto sudah menganggap Chaeyoung sebagai adiknya sendiri.

San terdiam menatap tubuh rusak Chaeyoung. Ia tidak tahu harus apa. Ingin menangis, tapi Ia sudah tidak punya air mata lagi. Ingin marah, namun tidak punya pemicu hal yang bisa membuatnya marah. Maka San memilih diam.

Daniel mengusap wajahnya sambil terus kembali berusaha menyalurkan listrik pada Chaeyoung, walau berulang kali Daniel terus kena setruman akibat air hujan.

"Chaeyoung menolak semua alirannya. Ini pilihan Chaeyoung sendiri." Ucap Daniel sambil menunduk.

Yuto melepaskan pegangannya pada tubuh Chaeyoung.

Seluruh penghuni sekolah berduka atas 'kematian' salah satu murid 'terpandai' di sekolah.

Langit masih menangis. Mereka ikut sedih atas kehilangan salah satu penghuni Bumi.

Siang itu, Chaeyoung pergi dengan senyuman.

Bolehkah Yeosang ikut menyusul?

Lagi pula sudah tak ada lagi yang Yeosang kerjakan di Bumi. Yeosang hanya akan menjadi barang tak berguna yang akan dibuang ke dasar lautan.

! ❨ h a t i ❩ ¡ '-
;-----------------;
to
be
continued

stay tune ya!

jaga kesehatan! jangan
sakit-sakit!!

❲i❳ Hati [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang