11%

94 25 10
                                    

Entah bagaimana perasaan San saat ini. Sudah tak bisa dideskripsikan lagi. Semuanya tercampur aduk. Kecewa, marah, sedih, dan masih banyak lagi yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Tzuyu sudah melihatnya. Ia sendiri tak menyangka dengan hal yang Ia lihat tadi. Semuanya masih terasa aneh baginya.

"Kamu mau apa?" Tanya Tzuyu begitu Ia melihat tangan San yang bergerak memegang kenop pintu.

"Bukan urusanmu." San langsung memutarnya.

Dan terlihat dengan lebih jelas apa yang terlihat lewat jendela tadi.

Ada Yunho, Daniel dan...,

Park Jihyo?

Yunho sedang duduk disebuah kursi dengan tangannya yang Ia letakkan diatas meja, diluruskan ke depan.

Dan disana, telah nampak lebih jelas.

Lengan bawah Yunho sedang dibuka.

Bukan daging, otot, darah, tulang atau apapun yang seharusnya ada disana.

Melainkan besi, kabel, dan beberapa lainnya yang tidak San kenali namanya.

Daniel nampak sedang memegang obeng, membenarkan sesuatu yang sepertinya sedikit merusak sistem kerja lengan Yunho. Sedangkan Jihyo yang mempersiapkan peralatan yang dipakai oleh Daniel.

Setelah San membuka pintu ruang musik secara 'tidak sopan', baik Yunho, Daniel maupun Jihyo terperanjat. Mereka tidak menyangka akan ada yang mampir ketika jam pelajaran telah usai.

San tersenyum miris. "Apa ini semua? Jadi semua ini hanya kebohongan belaka? Kamu membohongi kami?"

"San, aku bisa menjelaskannya." Yunho hendak berdiri, namun Ia baru ingat lengan kanannya sedang dinonaktifkan sehingga Ia tak bisa bergerak kecuali anggota tubuhnya yang lain.

"Aku sudah terlanjur kecewa Yunho-ya. Selama ini Kamu menganggap kami apa, hah?!" San sedikit membentak, nada bicaranya mulai naik.

"Bu-bukan begitu, hanya saja---"

"Lantas apa? Kamu hidup seakan-akan Kamu manusia seperti kami itu sudah menjadi sebuah kebohongan besar! Kenapa Kamu tidak bercerita pada kami? Apa kami masih nampak asing terhadap dirimu?"

"Jikapun aku bercerita tak akan ada yang mau percaya." Jawab Yunho sambil menunduk.

Pekerjaan Daniel telah selesai. Ia menutup kembali lengan bawah Yunho dan memasangkan sebuah jam disana. Sebuah jam yang menutupi sebuah tulisan.

Lengannya sudah diaktifkan kembali. Ia bisa bergerak lebih leluasa walau harus sedikit beradaptasi. Tak semuanya bisa instan kan?

"Kamu belum mencobanya Yunho-ya. Aku merasa dikhianati. Aku, Tzuyu bahkan Chaeyoung telah dibohongi. Satu sekolah telah Kamu bohongi, Kang Yunho."

"Ini buktinya! Kamu marah ketika Kamu mengetahui fakta bahwa aku bukan manusia biasa seperti kalian!"

"Ya, wajar saja jika aku marah! Hatiku sakit mengetahui salah satu sahabatku menyembunyikan rahasia yang sangat besar ini sendirian!" Sahut San tidak mau kalah.

"Aku memiliki alasan kuat untuk terus menyembunyikannya San-ah! Jangan buat seakan-akan akulah tokoh yang paling jahat disini!"

San tertawa sarkas. "Wah, sekarang Kamu juga marah kepadaku? Pfft, mana ada robot yang bisa marah?"

"Dia bisa, nak. Dia salah satu robot ciptaan perusahaan Ningen. Dia salah satu dari ratusan jenis Ningen Robotto. Ningen Robotto memiliki hati dan perasaan, sama seperti manusia pada umumnya." Jelas Jihyo sambil membenarkan letak kacamatanya.

San terdiam. San lupa bahwa Yunho termasuk produk Ningen Robotto.

"Aku membencimu."

San keluar dari ruang musik sambil membanting pintu, membuat suara keras yang memekakkan telinga. Meninggalkan dua manusia yang khawatir dan satu robot yang tak tahu harus berbuat apa lagi.

"Maafkan aku." Yunho menutupi wajahnya dengan lengan kanannya, menangis.

Jangan tanya bagaimana caranya sebuah robot bisa menangis. Bayangkan saja sendiri.

! ❨ h a t i ❩ ¡ '-

Tubuh San merosot didepan pintu yang Ia banting tadi. Ia terduduk menunduk, menangis dalam diam.

Pemandangan yang sangat langka.

Tzuyu yang melihatnya pun ikut merasa sakit dihatinya. Bagaimanapun dirinya juga telah dibohongi disini.

Tzuyu mendekat sambil mengelus-elus bahu San. Setidaknya Tzuyu ingin menjadi berguna walau sebentar.

"Jangan terus-terusan San-ah. Tidak baik untuk pikiranmu."

"Aku sudah terlanjur kecewa, Tzu."

Tzuyu terdiam. Dirinya juga ikut kecewa atas Yunho. Tapi mau bagaimana lagi?

"Syukurlah Chaeyoung tidak berniat ikut." Kata Tzuyu.

Ya. Mereka tidak dapat membayangkan bagaimana reaksi dari Chaeyoung nantinya ketika Ia mengetahui fakta tentang Yunho yang bukan seorang manusia itu.

"Kata siapa? Aku daritadi disini."

Sontak, Tzuyu dan San mendongak dan menoleh ke arah kanan. Seorang gadis nampak tengah duduk disebuah kursi dengan memakai tudung dari jaket merah yang Ia pakai.

San menyadari sesuatu, gadis itu tidak menutupi bagian lehernya seperti biasanya. Sebagai gantinya Ia menguraikan rambut hitam panjangnya. Hanya leher bagian depannya yang masih nampak.

Ia bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati Tzuyu dan San. Gadis itu melihat sekilas ke dalam ruang musik, lalu kembali memfokuskan pandangannya pada kedua temannya.

"Aku sudah mengetahuinya, jauh sebelum kalian menguak fakta ini." Chaeyoung memutar badannya, menyenderkan diri pada pagar pembatas.

Chaeyoung memandangi lapangan sekolah yang sudah mulai beranjak sepi, atau sudah semakin sepi mengingat ini sudah masuk waktu petang.

"Dan ya, aku mengetahuinya sendiri. Tak ada seorang pun yang memberitahukannya kepadaku."

Angin kembali berhembus dengan damai. Pohon-pohon kembali menari mengikuti arah angin itu bergerak.

! ❨ h a t i ❩ ¡ '-
;-----------------;
to
be
continued

Double up karena
Ateez cb! Hihi

YunSan baikkan
ga nih~

❲i❳ Hati [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang