XII

3.3K 210 46
                                    

WARNING!!!
Konten cerita di bawah ini mengandung
adegan dewasa yang eksplisit!!

RATE 18++ 🔞🔞🔞
Bagi yang belum cukup umur harap skip!!!
⛔⛔⛔
Bagi yang nekat maka resiko tanggung sendiri.



Langkah Shani baru sampai setengah tangga ketika mendengar suara tawa di lantai bawah. Saat kembali berjalan dia melihat Veranda dan Gracia sedang berbicara sambil sesekali tertawa dengan seorang perempuan. Tubuh jangkung perempuan asing yang tidak dikenal Shani terlihat berdiri di samping Gracia dengan tangan merangkul bahunya.

Nafsu makan Shani langsung lenyap menyadari dekatnya interaksi perempuan itu bersama Gracia. Tidak lagi berniat untuk sarapan pagi tujuannya berganti menuju garasi tempat mobilnya berada ingin secepatnya menyingkir dari sini.
Hatinya merasa panas melihat tangan itu tidak juga menyingkir dari bahu Gracia-nya

"Indira, kamu sudah datang?" Shani memutar matanya pelan saat sudah beranjak sebelum akhirnya terpaksa berbalik. Mata hitamnya sangat dingin menatap ke arah tiga perempuan yang baru disadari secara bersamaan melihat ke arahnya.

Shani hanya bergumam singkat melangkahkan kembali kakinya menghampiri Veranda yang terlihat melambaikan tangan memintanya mendekat.
"Kamu sudah mau pergi?"
"Tidak ingin sarapan bersama lebih dahulu?"
Wajah Veranda makin mempesona saat tersenyum ketika berbicara dengan Shani. Tangan halus perempuan elegan itu terarah ke pipi Shani memberikan usapan perlahan di sana.

"Aku harus segera pergi ke kantor karena ada agenda meeting pagi ini dengan jajaran direksi."
Shani memang tidak bohong ketika mengatakan jadwalnya hari ini, hanya saja rapat baru akan dimulai jam sepuluh pagi sementara sekarang baru jam setengah delapan.
Masih sangat sempat seandainya dia ingin meluangkan waktunya untuk sarapan bersama. Namun rasa lapar Shani mendadak lenyap tidak berselera dan berganti keinginan untuk secepatnya pergi.
Biarlah pagi ini dia melewatkan sarapan karena saat di kantor masih bisa meminta Gaby delivery order makanan untuknya.

Veranda tertawa pelan sambil terus mengusap pipinya. Di saat seperti ini dalam hati Shani merasa sebal dengan interaksi mesra yang didapatnya. Veranda selalu saja melakukan skinship setiap saat ada orang lain di antara mereka sangat niat dan totalitas memamerkan kemesraan pernikahan mereka.

Shani hanya menatap datar saat menengok ke arah Gracia yang melihat interaksinya bersama Veranda. Tidak ingin terlalu lama dan berpikir bisa membuat Gracia salah paham dengan halus Shani memundurkan wajahnya dari tangan Veranda yang terus menyentuh saat mendengar perempuan asing di sebelah Gracia berdehem sambil terbatuk kecil bahkan tertawa setelahnya.

"Oh ya kenalkan ini Okta teman dekat Gracia." Akhirnya Veranda sudah tidak lagi menyentuhnya berganti dengan inisiatif memperkenalkan perempuan asing yang kini tersenyum ke arah Shani. Sang Natio mengernyit merasakan sengatan pada hatinya ketika mendengar Veranda menyebut kata teman dekat.

"Halo kak, saya Safira Oktaviani." Perempuan jangkung dengan wajah tersenyum yang kekanakan mengulurkan tangan ke arah Shani bahkan tangannya yang satu lagi masih betah merangkul bahu Gracia.

Shani hanya menatap datar sambil dalam hati mencibir tangan perempuan bernama Okta yang berani melingkari bahu Gracia-nya.
Tidak ada tanda Shani akan menyambut uluran tangan yang terarah padanya bahkan mata tajamnya semakin kelam menatap Okta yang masih tersenyum. Lebih memilih memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celana panjang abu-abunya. Tersenyum sinis dengan wajah angkuh saat dengan canggung Okta menurunkan kembali tangannya ketika menyadari jika sang konglomerat Natio tidak berminat menjabat tangannya.

Forbidden ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang