XIII

2.7K 191 26
                                    

"Kamu belum pulang, Ve?" Dengan suara parau terlihat perempuan berwajah oriental berbicara sambil membuka matanya yang sempat terpejam karena merasakan kecupan mengenai bahunya yang polos.
Tubuh naked-nya hanya tertutup selimut. Tidur singkatnya terganggu saat gerakan bibir itu menyusuri bahu hingga rahang sebelum kemudian memberi kecupan di bibirnya yang bengkak dan berwarna kemerahan.

"Sebentar lagi." Perempuan berparas bidadari itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tubuhnya terasa segar dan wangi sabun karena selesai mandi bahkan penampilannya sudah rapi kembali. Tersenyum tipis setelah mengingat percintaan panas yang baru saja selesai mereka lakukan.

Tadi sore sepulang kantor Veranda memutuskan mampir setelah menawarkan diri untuk mengantar sekretaris pribadinya pulang. Mengiyakan ajakan Naomi untuk masuk ke dalam apartment dan minum segelas kopi sambil menunggu kemacetan terurai.
Namun rencana pulangnya harus tertunda ketika tiba-tiba merasa bergairah setelah memberikan kecupan saat berpamitan. Ciuman yang awalnya ringan dan tidak bermaksud apapun berganti setengah menuntut ketika tangan Naomi merangkul erat tengkuknya memberi sebuah ciuman yang begitu agresif seolah enggan melepasnya.

Tangan Veranda yang berada di pinggang Naomi akhirnya bergerak turun untuk memberikan remasan pada bokong sintal kekasihnya yang mempunyai lekuk tubuh seksi. Perempuan berwajah bidadari itu menggeram pelan karena merasakan gairahnya sudah terpancing sepenuhnya. Niat awalnya segera pulang berganti keinginan untuk menyentuh kekasihnya.
Sambil terus mencumbu dan memberikan ciuman dalam, lengan ramping Veranda merengkuh dan mengangkat kedua paha Naomi untuk melingkari pinggulnya. Dalam keadaan saling melumat Veranda berjalan sambil menggendong Naomi ke kamarnya.

Masih dalam keadaan berpagutan sebelum tautan mereka terlepas ketika Veranda membaringkan tubuh Naomi ke atas ranjang. Setengah menindih mengarahkan tangannya untuk melepas satu per satu kain yang menempel hingga tidak lagi tersisa. Menelanjangi tubuh sekretaris pribadi yang sekaligus menjadi kekasihnya hingga menampilkan lekuk tubuh polos yang terpahat seksi sedang berbaring pasrah di bawah kurungannya.
Tersenyum miring ketika melihat Naomi menatap ke arahnya dengan mata berkabut gairah sambil menggigit bibir bawahnya.

"Kamu harus dihukum Shinta, karena berani memancingku." Suara yang parau karena tercekat nafsu berbisik di dekat telinga. Terdengar seduktif membuat Naomi yang juga sudah terbakar gairah menutup matanya.

"Sshh-" Mendesah pelan saat bibir Veranda menyusuri garis rahangnya memberi kecupan singkat lalu menjauhkan wajahnya kemudian setengah bangkit. Tangannya bergerak cepat untuk melucuti pakaiannya sendiri hingga tidak tersisa memperlihatkan tubuh yang tercipta sempurna dengan proporsi menawan bak pualam dan sangat mempesona. Membuat mereka berdua kini dalam keadaan full naked.

Perempuan berwajah bidadari itu kembali menggeram pelan ketika tangan halus Naomi bergerak menyentuh perutnya yang rata dan kencang. Naik ke atas untuk meraba dadanya sebelum berhenti di tengkuk untuk menarik wajahnya mendekat. Menyatukan kembali bibirnya. Memagut mesra diselingi dengan kecupan dan lumatan penuh gairah membuat suara decakan lidah terdengar memenuhi setiap sudut kamar.
Deru nafas mereka memburu seiring naiknya intensitas permainan intim yang semakin panas karena berbaur dengan gairah dan nafsu yang menggebu. Suara desahan dan erangan bersahut-sahutan sebagai reaksi dari gerakan mereka yang semakin intens dan liar tidak terkendali. Menghabiskan waktu beberapa jam untuk memadu kasih memberikan kenikmatan satu sama lain. Saling memuja dan menyentuh sebagai bukti cinta yang sudah berbaur dengan gairah menuntut pelepasan.
Hingga terdengar suara desahan panjang mengakhiri percintaan panas mereka malam ini. Tersenggal dengan wajah merah padam dalam kondisi saling berpelukan.

Sambil mengatur nafas yang mulai teratur Veranda tersenyum tipis saat menatap perempuan yang dicintainya menutup mata dengan nafas teratur berbaring dalam pelukannya. Tertidur karena kelelahan pikirnya. Pipi mochi perempuan berparas bidadari itu memanas saat kembali mengingat persetubuhan yang baru saja selesai mereka lakukan.

Forbidden ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang