VII

2.5K 194 16
                                    

*Flashback Tahun 2015*
Tampak seorang perempuan muda berambut panjang berjalan tergesa setengah berlari di area bandara.
Dengan mengenakan topi bisbolnya yang berwarna hitam dan masker kain berwarna senada menutupi wajahnya yang sedikit pucat. Kacamata model aviator keluaran rumah mode terkenal menggantung di kerah kemeja biru tua yang dikenakannya.
Sesekali terdengar gumaman pelan sambil mengedarkan pandangan ke segala arah.
Langkahnya sedikit terhambat karena beban berat yang berasal dari ransel di punggung rampingnya dan tegap.
Sepatu sneakers yang dipakainya berdecit pelan di lantai bandara ketika secara tiba-tiba langkahnya berhenti.

Sedikit mengumpat ketika matanya menangkap dua orang pria berbadan besar dan tegap dengan setelan jas berwarna hitam sedang berlari menuju arahnya.

Bodyguard papanya.

Beruntungnya dua pria tadi belum sadar akan keberadaannya. Dengan cepat perempuan itu menyelinap dan bersembunyi di smoking area. Tempat yang sangat mustahil dia masuki. Karena kondisi mendesak tidak memberinya pilihan selain menjadikan tempat kotor semacam itu untuk bersembunyi.
Tempat yang tepat. Karena saat dia melirik keluar melalui celah pintu kaca, dilihatnya kedua bodyguard itu berhenti beberapa meter di sana. Menatap curiga sebelum salah satu di antara mereka berbicara sesuatu lalu tanpa ragu berlari menjauh. Mungkin merasa yakin jika nona muda mereka tidak akan pernah mau memasuki tempat tersebut.

Bersamaan itu terdengar bunyi pengumuman dalam bahasa Italia memberitahukan jika penerbangan dengan kota yang menjadi destinasi pelariannya segera berangkat.
Tidak banyak waktu lagi dia harus bergegas.

Dia bersyukur karena sebelum pergi dari hotel di pusat kota Roma masih sempat mengganti rok selutut dan heels-nya dengan celana panjang dan sepatu sneakers sehingga membantu mobilitasnya.
Serta jangan lupakan ketika dia melempar blazer mahalnya ke atas kasur hotel dengan gemas.
Segera bergegas keluar kamarnya sambil meraih hoodie berwarna navy yang tersampir di sofa kemudian menjejalkannya ke dalam ransel yang sudah disiapkan sebelumnya. Mengendap dan langsung berlari sekuat tenaga ketika melintasi lobby hotel. Menyerobot memasuki taksi milik pelanggan yang sudah lebih dulu menunggu.
Diacuhkan umpatan pria setengah baya bersama istrinya dalam bahasa Italia ketika terdorong saat dia memaksa hendak memasuki taksi.
Berbicara cepat ke arah sopir untuk segera mengantarnya ke bandara. Berjanji membayar beberapa euro lebih banyak dari total tarif. Ketika taksi sudah melaju beberapa meter, melalui ekor mata dia melihat setengah lusin lebih bodyguard papanya keluar hotel dan berdiri di tempatnya tadi. Yakin papanya pasti sudah sadar jika dia melarikan diri.
Salahkan papanya yang memaksa dan setengah mengancamnya untuk pergi bersama ke Roma menghadiri Konferensi Bisnis Internasional dimana menjadi salah satu tamu kehormatan.

Keberuntungan memang sedang berpihak padanya hari ini. Dalam hati mengucap syukur ketika dengan lancar berhasil melewati pemeriksaan dan menyelesaikan proses check in tanpa hambatan. Kearoganan keluarganya belum sampai disini rupanya. Permintaan cekal yang biasanya dengan cepat muncul tidak terjadi kali ini.
Pengaruh keluarganya memang terkadang menakutkan. Bahkan tidak mengenal batas kedaulatan negara.

Mungkin papanya sudah tidak sempat karena harus segera pergi ke tempat acara konferensi berlangsung dan sebagai gantinya mengirimkan dua bodyguard berbadan raksasa untuk menyeretnya kembali ke hotel.

Sedikit tersenggal saat berhasil masuk ke dalam pesawat. Duduk bersebelahan dengan pria muda pirang dan wanita berambut brunette. Mungkin istrinya.

Economy Class. Really?

Hanya bangku di kelas itu yang tersisa, saat dia dengan mendadak membeli tiket pesawat.
Setidaknya keberuntungan masih berpihak padanya karena mendapat tempat duduk di samping jendela. Hanya tinggal menyumpal telinganya dengan earphone. Kode umum untuk menghindari percakapan. Dia bukan orang ramah. Apalagi sekedar keramahan palsu dengan penumpang yang menggunakan penerbangan kelas ekonomi.

Forbidden ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang